29) Kafe Senja

28 2 0
                                    

Aku mengakui bahwa kata-kata menjalani hidup kadang tak perlu seserius itu ada benarnya.

Ini hari libur sehari sebelum penerimaan rapor. Setelah beberapa siswa diributkan dengan remidial yang memusingkan, hari ini saatnya mereka mengistirahatkan pikiran dan badan. Mungkin. Tapi nyatanya kebanyakan siswa justru malah memanfaatkan libur sehari ini untuk main keluar rumah. Sebelum mereka dilarang bermain saat libur sekolah karena peringkat dan nilai rapornya yang buruk. Hari ini dijadikan pelarian, untuk berjaga-jaga bila hal seperti itu terjadi.

Vasa baru saja bangun dari tempat tidurnya, meraba-raba handphone di samping ranjangnya dan membukanya. Deretan pesan langsung masuk saat ia mematikan mode pesawat pada handphonenya itu. Matanya bergerak malas membaca satu per satu pesan beruntun.

Sakin : Va, gue boring nih di rumah. Hati gue tambah potek kalau lagi boring. Mana keinget Afshen mulu. Cobaan bener, kan? Gue ngutarain perasaan ke dia gak salah kan, Va?

Vasa menghela napas, pagi hari temannya itu sudah galau berat. Dasar Afshen, hobi banget nyakitin perasaan anak orang. Kemudian dia mengetikkan balasan.

Vasa : Sabar ya, Kin. Gak salah kok. Maafin Afshen ya, dia emang gitu orangnya. Makanya gue pernah bilang, lo jangan sampai baper sama dia. Cari yang lain aja deh biar lo gak galau mulu. Gue bantu cariin kalau perlu.

Selanjutnya ada pesan dari Gisel. Kali ini beruntun. Sampai muncul huruf P puluhan kali.

Gisel : Va, gue mau pamer.

Gisel : gue nge-date dong. Waaa.

Gisel : Lo pasti Cuma bengong kan dirumah. Wkwk.

Gisel : Kasiaannn.

Gisel : Bye bye. Gue mau jalan dulu sama Kak Malik :p

Vasa mengumpat membaca pesan dari Gisel. Gadis itu mencak-mencak tidak jelas sambil menuruni tangga. Maksud hati ingin cari makanan karena lapar. Kemudian sambil membalas pesan dari Gisel, Vasa membuka kulkas di dapur dan mencari makanan yang bisa dirinya makan.

Vasa : Kampret lu.

Vasa : Menghina kaum joblowati dosanya gede, awas kualat.

Vasa menscroll lagi layar handphonenya, kemudian ada pesan dari grup-grup yang malas Vasa buka. Mulai dari grup kelas, grup rohis, grup jomblowati, grup dengan guru, grup khusus kpop, dan masih banyak lagi. Lalu mata Vasa berhenti ketika melihat chat di bawah grup kelasnya, ada chat dari Afshen. Geli sendiri Vasa membaca namanya.

Ayang Afshen : Jalan yok, gue jemput jam 8 di rumah lo. Gak mau ditolak.

Vasa tersedak roti yang sedang menjejali mulutnya, masih berada di depan kulkas yang terbuka. Gadis itu buru-buru melihat jam pada handphone digenggaman tangannya. Lima belas menit dari sekarang Afshen datang.

Nana masuk ke dapur dengan belanjaan di tangannya, pasti pulang dari pasar. Nana langsung mengomel melihat Vasa, "Haduh Va, kamu itu ya!? Kulkasnya rusak kalau dibuka terus. Mana belum mandi, itu roti gak ada rasanya dimakan. Padahal mau mama buat campuran agar-agar."

Vasa mencengir lebar, "Maaf, Ma. Laper banget. Vasa mandi habis ini, Afshen belum dateng kan, Ma?" tanya Vasa memastikan.

"Belum. Mau kemana?"

"Gak tau juga. Vasa mandi dulu, dadah Mama..."

Vasa berlari kembali ke kamarnya dan bersiap-siap. Tak butuh waktu lama, sepuluh menit berselang, Vasa keluar dengan baju santainya. Ia memakai celana training panjang warna pink dan kaos lengan tanggung warna peach bertuliskan black pink.

KULACINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang