Datangmu penuh ragu, hadirmu jauh dari kata lama, terlebih kau membuat orang menyesalinya karena ragamu hilang setelah ada kata sayang.
Lelehan Pertama
"Kamu kenapa sendirian disini?" Anak kecil dengan es krim vanilla ditangan kanannya itu menunduk, melihat anak kecil yang sedang terisak pelan di depannya.
Anak kecil yang semula memegang es krim itu mengulurkan tangannya, berniat membagi es krim vanilla miliknya. "Ini, kamu mau es krim enggak? Namaku Gavareo, kamu bisa panggil Gava. Jangan sendirian."
Anak yang semula menunduk terisak itu mulai mengangkat kepalanya menatap Gava sebentar dan beralih menerima sodoran es krim Gava yang terlihat lebih menggiurkan.
Gava tersenyum, "Nama kamu siapa?"
"Azlal." Anak itu masih malu-malu bahkan hanya untuk menatap Gava.
"Kenapa sendirian? Kata Mama sendirian itu gak enak, makanya kita harus punya banyak temen biar seru. Tapi... gak boleh bertengkar sama temen sendiri. Kamu berantem?"
Azlal menggeleng samar, "Aku gak punya temen."
Gava menggeser tubuhnya, ikut duduk disamping Azlal. "Kenapa kamu duduk? Duduk di tanah kan kotor."
Gava mencengir, "Gak apa-apa, aku mau temenin kamu."
Azlal berdiri, menepuk-nepuk celana bagian belakangnya. Berniat berjalan menjauhi Gava. Tapi, pertanyaan mengganjal di benak Azlal itu terasa mengusik.
"Kamu emang gak apa-apa temenan sama mantan anak Panti Asuhan? Aku dulu dari sana, meski sekarang aku terlihat seperti anak orang berada. Aku tidak punya teman. Aku tidak suka banyak bicara. Anak yang lain bilang aku anak introvert. Aku tegaskan dari awal." Pertanyaan mengganjal itu pada akhrinya terlontar dari mulut Azlal kecil.
Gava diam, mencerna kata-kata Azlal yang lumayan membingungkan untuk anak seusia mereka. Wajar saja Gava bingung, ucapan Azlal anak usia tujuh tahun itu terlampau dewasa dan itu membuat Gava berpikir keras.
"Tunggu dulu." Gava berlari menyusul langkah Azlal yang semakin menjauh. Membuat langkah Azlal berhenti secara tiba-tiba tanpa diperintah.
"Itu es krimku sudah kuberikan padamu, artinya kita berteman. Aku gak tau introvert itu apa, tapi kamu harus punya banyak teman. Jangan sendirian. Aku kenalkan pada teman-temanku yaa. Ayo."
Gava yang saat itu berbicara dengan senyum mengembang lebar dan penuh semangat membuat Azlal yang giliran terdiam. Menurut dengan tarikan tangan Gava. Membuat semuanya berubah. Ejekan cupu maupun introvert tak ada lagi padanya karena Gava. Dan semua terasa menyenangkan karena Gava, sejak saat itu.
---
Lelehan Kedua
"Mau kemana? Buru-buru banget, Ga?"
Gava terlihat grasa-grusu dengan setumpuk buku di tangannya. "Bantuin kek."
Azlal berdecak, "Elah emak-emak rempong banget." Azlal mengambil setengah tumpuk buku di tangan Gava, ikut membopong buku-buku itu dan mengikuti langkah Gava.
"Mau kemana sih?" Kejar Azlal gemas karena pertanyaannya tidak digubris oleh Gava.
"Kepo amat lu nying. Kemana aja? Pake pura-pura segala. Gue bukan bocah lagi."
"Lah. Gue juga enggak bocah."
"Iya udah. Terserah."
Azlal menggeleng, "Lo tuh kayak cewek gue, sensitif banget anjir."
KAMU SEDANG MEMBACA
KULACINO
Teen FictionApa jadinya jika seorang ketua ROHIS yang terkenal alim seantero sekolah ternyata tidak seperti yang kalian lihat. Siapa yang menyangka jika ketua ROHIS itu sendiri adalah pelaku one night stand? Siapa sangka jugaa bahwa ketua ROHIS sangat suka ke b...