Temu
Hujan selalu menang pada akhirnya
Menyudut akan ruang tentangmu
Aku selalu ingin berpaling,
Atau setidaknya saja...
Biarkan aku yang melumerBak mentega yang sering kau panaskan
Dulu..., sebelum perpisahan mengajarkan sebuah penyesalan
Aku tau itu bukan hanya perasaanku,
Namun ego mengubahmuBukan lagi sosok yang ku rindukan,
Bukan juga sosok yang tampil dengan tawa menggelegar
Namun hanya lelaki dewasa dengan tatapan bengis tanpa kasih
Itu hal pertama ketika aku berhasil membencimuKita tak ber takdir
Selalu ku yakinkan itu
Namun redup mata mu sore itu
Menggoyahkan kembali detak yang dulu selalu berpusat padamu
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA
Poetry"Ini tentang kamu dan mereka yang ingin kuabadikan dalam kata sederhana yang datang tanpa ku undang" Terlalu sederhana yang kutulis didalamnya, bukankah seorang puitis menulis hanya untuk jujur kepada dirinya sendiri? Dan itu yang sedang ku lakukan...