PUISI

2.6K 47 0
                                    

Kenang, Perpisahan, Manis

Luka untukku adalah ketika tawa redup terlalu lama
Kemudiam menyisakan sebuah penantian tak berkesudahan
Hingga hadir sebuah tawaran bahagia yang fana,
Tanpa pernah aku ketahui akhirnya pun akan berakhir sama

Lukaku akan tetap berakhir duka,
Merasakan sebuah kehilangan dengan tawa palsu sebagai pertahanan...
Kemudian bertahan seiring waktu,
Hingga dia tak lagi ingin bertanya
"Kapan akan berhenti?" bahkan ditetes air mata terakhir

Lenyap secara perlahan...
Bahkan ketika aku berada diujung jurang pertahanan...
Bahwa dirinya adalah sebuah kebahagiaan yang paling penting,
Tanpa pernah kuketahui...

Aku ingin menangis sederas tetes hujan di sore itu
Aku juga ingin berhenti menangis dan memberi senyum hangat
Sehangat peluk menenangkan dari rengkuhan tanganmu
Seakan membiarkan diriku untuk tau

Tak mengapa jika dunia dan semesta tak pernah berbaik hati pada takdirku
Akan selalu ada tawa dan senyum kehangatan dari sosokmu
Bahkan hingga akhir...
Aku tak bisa...
Dan tak akan pernah bisa...
Bahkan dihari terakhir yang ku punya untuk tetap menatapmu...

Teruntukmu yang kini jauh dari genggaman...

PROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang