Salam Perpisahan

2.2K 53 5
                                    

Banyak sekali hal yang saya lalui selama merajut kata demi kata dalam kisah ini. Berawal dari niat melanjutkan isi kepala yang sempat terhenti selama hampir setahun lamanya karena orang tua sendiri yang tak mempercayai bakat saya.

Hingga kemudian saya bertemu mereka, tak banyak waktu yang saya miliki, 6 bulan yang begitu istimewa didalam hidup saya. Mereka tak memandang saya rendah, mereka mendukung saya dan jadi satu-satu nya kumpulan manusia yang mempercayai diri saya melebihi saya sendiri. Dan jika pun saya dikasih kesempatan untuk memilih, saya hanya ingin memberikan lebih banyak rasa bangga untuk mereka setelah apa yang mereka berikan untuk saya.

Dan melebihi itu semua, saya sungguh bersyukur untuk hari yang lalu, hari ini juga hari kedepan kepada setiap pemilik hati yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca kisah dan kata tak sempurna ini.

Saya bukan siapa-siapa, tapi kalian lah yang membuat cerita ini menjadi hidup didalam ruang gelap tanpa kunci yang saya ciptakan. Kisah ini tak pernah sempurna, tak punya tujuan. Tapi saya memaksa menghentikan nya disini, entah karena memang atau sebuah keharusan.

Tapi percayalah, setiap kisah akan selalu meninggalkan kesan sekecil apapun, dan juga memiliki pembacanya sendiri. Saya ingat betul ketika hanya ada 11 orang pertama yang membaca kisah saya tanpa bertambah disetiap saya menantinya. Namun sekarang, kalian yang sudah mau bertahan hingga akhir membuat saya semakin beryukur untuk waktu yang sudah saya lewati sejauh ini.

Benar, inti kisah ini adalah sosok kalian yang sangat ingin saya ciptakan dalam dimensi yang satu, padu, dan sama. Tak menuntut untuk dapat dipahami tapi mungkin dapat menjadi bahan berfikir ulang dalam menghadapi seseorang. Tidak spesifik bahwa itu adalah pasanganmu, bisa saja sahabatmu, ayahmu, ibumu, saudaramu, sosok baru dihidupmu, mantan kekasihmu atau mungkin siapapun yang selalu mempunyai kesempatan untuk menghancurkan dan meninggalkan mu didalam setiap bahagia atau mungkin sedihmu. Mereka semua padu, kita yang tak bisa selalu menjadi satu, itu yang saya percaya.

Mereka tak punya alasan untuk tinggal, senyaman apapun kalian memberi tempat tinggal. Tapi saya ingin kalian paham tentang teori yang selalu semesta ajarkan bahkan sejak kalian tak benar-benar paham arti nya bertahan.

Karena pada dasarnya kita adalah mereka, ditinggalkan dan meninggalkan. Jangan menuntut seseorang untuk tinggal disaat kita pun memiliki kuasa untuk meninggalkan. Itu poin nya.

Contoh yang paling nyata adalah kau pada saat didalam perut ibumu. Kau datang membawa kebahagian ketika kau tumbuh didalam nya. Hangat, aman, kau bahagia berada didalamnya, tempat terbaik yang diberikan oleh semesta melalui malaikat tanpa sayapmu.

Namun kau lupa, kodratmu adalah menemukan tempat yang jauh lebih baik, dan kala takdir membantu mu meninggalkan tempat terbaik didalam diri ibumu, kau tak punya pilihan lain selain meninggalkan tempat itu, dengan bayaran nyawa ibumu ketika mengeluarkanmu untuk melihat lebih jauh tentang dunia. Yang tak jarang mungkin saja sering kau sesali tentang hadirmu didunia ini. Tapi ini pilihanmu, meninggalkan tempat yang menjanjikan banyak hal untuk bertumbuh sebagai seorang sosok yang lebih layak dikatakan sebagai manusia dengan sebuah pengakuan.

Kita satu, padu, dan sama. Punya kuasa untuk tetap tinggal dan meninggalkan. Silih berganti meratapi jejak menemui kebahagian dari setiap sosok yang kau temui dalam dimensi kehidupan yang terasa asing namun juga nyaman. Dan selama itu pula, sepanjang apapun perjalananmu jangan lagi pernah bertanya kapan waktunya. Karena kita sama, tentang kesempatan juga kuasa untuk tetap tinggal atau tetap melanjutkan perjalanan yang tertunda.

Tertanda,
Manusia baru

Sampai jumpa dilain waktu....

PROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang