Riuh
Kota terlalu bising,
Merayap tanpa ampun memecah tenang
Terbentengi oleh rasa ingin berhenti
Sunyi sejenak agar tidak lagi terlalu riuhMereka menepi akan kabut
Kabut yang tak lagi terbaca
Abu-abu atau paling tidak hitam
Tak lagi ada kamu, tak lagi kutemui.
Dimana pun itu...Kota menjadi bising sejak kau tinggalkan
Tentang alasan yang terlupa begitu saja
Aku terlena,
Berharap suatu saat akan ada pahlawan
Sayang aku sering kali lupa,
Bahwa kota ini tak lagi miliki perlawanan
Kota yang memang bukan lagi punya kitaSekitarku masih riuh,
Tak ada yang inginkan keheningan,
Mereka berlalu layaknya cahaya kendaraan yang sekedar meyapa
Tak mampu lagi kutanggapi,Mampuku hanya bungkam
Menunggu yang entah apa,
Hanya untuk menemukan sosokmu diantara mereka
Namun, kau tak kunjung menepi
Untuk sekedar memberi ruang,
Disudut kota yang dipenuhi riuh dalam mengenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA
Poetry"Ini tentang kamu dan mereka yang ingin kuabadikan dalam kata sederhana yang datang tanpa ku undang" Terlalu sederhana yang kutulis didalamnya, bukankah seorang puitis menulis hanya untuk jujur kepada dirinya sendiri? Dan itu yang sedang ku lakukan...