• quatre

2K 416 59
                                    

Changbin membayar dua es krim yang diambilnya. Dia sedang ada di kantin kampus Jisung. Jisung ada kelas. Meninggalkannya sendiri. Lalu memilih memutari kampus mencari Felicia yang diyakininya masih ada disekitar kampus selesai acara bedah buku.

Dan benar saja. Changbin menemukan sosok Felicia di kantin kampus. Duduk melamun. Changbin harap, sedang memikirkannya. Dia ingin menghampiri. Tapi mampir di satu warung disana untuk membeli dua cone es krim rasa cokelat silverqueen.

Memilih rasa itu, karena dia ingat sebuah iklan yang ditontonnya tempo hari lalu. Korban iklan memang.

Kaki Changbin mantap mendekati meja Felicia. Perkara nanti diusir, dia ikhlas lahir batin. Berhenti sebentar di belakang gadis itu. Bimbang antara duduk di samping atau di depan. Changbin putus duduk di depan. Ingin melihat wajah gadis pujaannya.

"Mikirin aku pasti."

"Astaga."

Felicia mengurut dadanya. Kaget karena Changbin tiba-tiba duduk di depannya.

"Belum pulang?"

Changbin menggeleng. "Nyari kamu. Katanya kalo ketemu lagi dikasih nama."

"Kan udah tau."

Changbin angkat bahu cuek. Memilih mengulurkan satu cone es krim ditangannya.

"Buat mama?" Felicia menggoda. Ingat pertemuan pertama mereka dua minggu lalu.

"Iya. Mama dari anak-anakku."

"Terus kenapa disodorin aku?"

"Kan kamu mama dari anak-anakku besok." Changbin tersenyum miring. Senang menggoda balik.

"Apaan sih," elak Felicia. Malu karena semburat kemerahan menghiasi wajahnya.

"Udah ini." Changbin kembali menyodorkan es krim yang akhirmya diterima oleh Felicia.

Keduanya sibuk membuka kertas bungkus es krim. Lalu memakan isinya.

"Wanita yang selalu bahagia."

"Hah?"

"Felicia dalam bahasa latin artinya wanita yang selalu bahagia, iya kan?"

"Ah, iya." Felicia mengangguk-angguk. "Mungkin orang tuaku pengen aku selalu bahagia hidupnya."

"Mau dibantu?"

"Bantu apa?"

"Bantuin kamu wujudin keinginan orang tua kamu. Bahagiain kamu."

Felicia tertawa pelan. "Aku kira kamu galak loh. Abis mukanya kayak begal. Ternyata malah tukang gombal."

Melihat Felicia tertawa, kedua sudut bibir Changbin tertarik.

"Jangan sering-sering ketawa kalo nggak sama aku ya, Fel."

"Dih, ngelarang. Emang kenapa?"

"Ketawamu manis, nanti banyak yang suka."

Felicia memberengut. Kesal karena Changbin terus menggodanya.

"Jadi gimana soal es krimnya?"

Alis Felicia saling bertautan. "Kamu jualan es krim? Enak kok, enak."

"Bukan itu." Changbin mendecak. "Kamu nggak pernah nonton tv ya?"

"Korelasi antara makan es krim sama nonton tv apa?"

Laki-laki itu mendengus. Mengambil ponsel Felicia di meja. Beruntung tidak disandi. Membuka aplikasi youtube. Lalu mengetikan sesuatu disana.

'Iklan cornetto silverqueen'

Lantas menyodorkan kembali benda itu pada yang punya. "Tonton gih."

Felicia menghentikan acara makan es krimnya. Fokus pada kegiatan barunya menonton iklan itu.

"Bingung cara ambil hatinya? Kasih aja cornetto silverqueen. Baru! Cokelat silverqueen kini jadian dengan es krim cornetto favoritmu. Dengan cornetto silverqueen PDKT nggak usah lebay! "

"Paham nggak?" iklan selesai. Changbin kembali bertanya.

Felicia sih paham. Tapi tak yakin. Takut salah tangkap. "Maksutnya, kamu mau pdkt sama aku?"

Changbin tersenyum simpul. "Iya, tapi kalo kamu mau. Aku nggak maksa. Kalo kamu nggak mau nggak apa-apa. Yah, walaupun aku belum tahu harus gimana kalo kamu tolak. Tapi asal kamu bahagia, it's okay, Fel."

Perasaan Felicia menghangat. Entah kenapa dia suka cara Changbin yang blak-blakan dalam mengungkap rasa.

Tapi, Felicia tak ingin gegabah. Mengingat kisah cintanya yang sudah-sudah.

"Harus dijawab sekarang?"

Changbin menggeleng. "Nggak perlu, tapi ...," dia mengambil ponsel Felicia lagi. Menekan beberapa tombol lalu mengembalikannya. "Ada nomorku disitu. Kapanpun kamu siap jawab. Kamu bisa telfon aku."





••






destiny.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang