• treize

1.4K 345 37
                                    

aku sempet kepikiran buat unpub work ini karena kupikir gak ada yang baca wqwq, ternyata ada, makasih ya udah nyempetin baca, lupyu❤

enjoy reading, semoga suka dan menghibur


















Festival musik yang selalu digelar setiap tahunnya ditempat yang sama pula, malam ini terasa penuh dan sesak. Orang-orang berjejalan memenuhi bagian depan panggung. Banyak juga yang memilih minggir agar tidak berdesakan dengan yang lain, tapi tetap bisa menikmati penampilan musisi-musisi lokal yang ada diatas panggung sana.

Malam ini 3racha menjadi salah satu musisi yang menjadi pengisi diacara itu. Maka tak heran jika kalian menemukan sosok Felicia berdiri dikerumunan depan saat tiga laki-laki beda usia itu tampil. Jeno dan Eric di kanan dan kiri Felicia. Mereka melindungi sang kakak dari padatnya penonton malam ini.

Changbin yang undang langsung tempo hari. Jeno dan Eric juga diajak. Changbin tak mau Felicia datang sendiri. Karena acaranya malam. Padahal Felicia biasa saja. Dasarnya Changbin yang terlalu khawatiran. Untungnya Jeno dan Eric sedang tidak ada jadwal main juga.

Singkat cerita, mereka datang bertiga ke sana memenuhi undangan Changbin.

Setelah 3racha tampil, mereka berenam bertemu dibelakang panggung. Mengobrol sebelum akhirnya satu-persatu hilang. Chan pamit menemui tunangannya. Jisung sudah tenggelam dengan obrolan milenialnya bersama si kembar. Dan jangan tanya dua tokoh utama kita. Mereka pamit lebih dulu untuk berjalan-jalan menikmati isi dari festival itu.

Disalah satu sudut keramaian sana. Felicia dan Changbin berjalan bersisian. Kepala sesekali tertoleh, melihat-lihat isi stan yang malam ini masih membuka lapaknya untuk pengunjung festival. Penuh dan sesak, acaranya ramai sekali.

"Haus, nggak?" Changbin bertanya serak setelah berputar-putar hampir lima menit tanpa arah dan obrolan.

"Milktea, mau?" Felicia menawari saat melihat salah satu stan yang menjual minuman itu. Tidak terlalu ramai, mungkin jika mengantri hanya beberapa menit.

"Aku mau cari air putih aja, tapi kalo kamu mau itu, yaudah ayo." Changbin menarik tangan Felicia agar mengikutinya. Tapi Felicia menolak, menahan tangannya membuat Changbin keheranan.

"Ayo cari aqua aja," ajaknya. Changbin mengangguk singkat. Melepaskan tangannya dari pergelangan Felicia dengan canggung. Padahal diam-diam Felicia mendesah kecewa saat tautan itu terlepas.

Mereka berjalan lagi. Kali ini lebih teliti memperhatikan. Felicia malam ini memakai kaca matanya, bukan soflents seperti biasa. Jadi matanya tetap awas. Apalagi saat melihat botol-botol disusun berjejeran. Kaki-kakinya segera berlari menghampiri stan itu. Meninggalkan Changbin yang masih fokus mengamati sekitar.

Selesai dengan membayar dua botol air mineral, Felicia berbalik. Langsung ingin melangkah ke tempat dia meninggalkan Changbin.  Tapi belum juga genap setengah jalan, Felicia memilih memutar tubuh dan urung menghampiri laki-laki itu.

Ah klise sekali.

Changbin sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Bahkan perempuan itu sampai tertawa geli. Felicia berpikir, mereka pasti sedang asyik mengobrol. Dia tidak ingin mengganggu.

Padahal kalau boleh jujur, Felicia memilih pergi karena dia tidak bisa bohong.

Melihat itu, dia cemburu.

••

"Kemana aja sih, Fel?!" Changbin bertanya sembari menarik paksa pundak Felicia saat menemukan gadis itu berdiri sendirian jauh dari keramaian. Dekat parkiran. Suasananya sepi sekali. Dan Felicia hanya sendiri.

destiny.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang