• seize

1.1K 280 9
                                        

Tangan Felicia meraba meja kerjanya. Mencari gelas kopi yang seingatnya dia letakkan di sana Sedangkan tangan yang lain digunakan untuk mengoperasikan laptop di hadapannya.

Felicia sedang mengecek laporan keuangan bulan ini yang dikirimkan manajer kafenya. Semua bagus. Kafe Felicia berkembang cukup baik. Kenaikannya memang tidak signifikan, tapi tidak juga  mengkhawatirkan.

Selesai dengan laporannya, dia segera tutup file itu. Matikan laptop dan biarkan punggungnya bersandar pada sandaran kursi. Lama sekali dia tak libur, akhir-akhir ini dia sibuk bekerja. Bahkan untuk sekedar berkirim pesan dengan kekasihnya saja, dia harus curi-curi waktu.

Suara notifikasi whatsapp berhasil buat Felicia bangkit dari posisi enaknya demi ambil ponsel yang ada di atas nakas sebelah ranjangnya.

Felicia tengkurap di ranjang dengan ponsel di tangan. Menemukan nama my shrek sebagai pengirim pesan teratas. Fyi, setelah lagu WOW milik 3racha terpublikasikan, Changbin dan Felicia setuju ganti nama kontak dengan nama Shrek dan Fiona.

|lagi sibuk ga?
|aku telfon ya?

Felicia tersenyum kecil. Enggan membalas pesan Changbin dan langsung menelfon laki-laki itu, lewat video call.

"Hai!" sapa Felicia begitu wajah bantal Changbin terpampang di layar.

"Kangen, Felllllll...," rengek Changbin dengan suara yang serak.

Felicia yakin, Changbin pasti tadi ketiduran lalu bangun di jam segini untuk menelfonnya.

"Samaaa...."

"Ketemu ayoooo...."

Sumpah, Felicia gemas sendiri ingin mencubit pipi Changbin karena melihat tingkah maja laki-laki itu.

"Sekarang?"

"Anak gadis nggak boleh keluar tengah malem."

"Sekarang udah pagi, Bin."

"Apa iya?" Changbin segera bangun dari posisi tidurannya. Sosok di seberang hilang dari layar.

Mungkin mengecek jam.

Tak lama, Changbin kembali menjatuhkan diri di atas tempat tidurnya sendiri. Buat Felicia bisa melihat Changbin dilayar ponselnya lagi.

"Ngapain barusan?"

"Lihat jam, ternyata udah jam satu lebih dua puluh menit," jawab Changbin polos dengan mata yang masih setengah menutup.

"Tapi di hp kan ada jamnya, sayang ...."

"Oiya, lupa."

Tuhkan, tuhkan, tuhkan. Pacarnya itu gemes banget. Felicia nggak kuat.

"Besok aku ke apartement kamu, ya?"

"Kenapa nggak aku aja yang ke apartement kamu?"

Felicia menatap datar. "Aku kan nggak ada apart, gimana sih, lupa?"

"Ya udah. Apartemenku kan bakal jadi punyamu juga."

"Ngelindur mulu kamu. Sana tidur."

"Tapi besok jadi ya?"

"Jadi apa?"

"Kamu jadi dateng ke apartement kita. Aku jemput jam tujuh pagi."

APARTEMENT KITA KATANYA.

Sambungan telefon dimatiin sepihak oleh Felicia. Changbin yang ada diseberang sana bingung. Berniat menelfon balik tapi kantuk lebih sulu menyerangnya. Toh, besok Felicia akan datang ke apartement. Tanpa mengcharge ponsel, Changbin akhirnya tertidur pulas.

Padahal, di seberang sana, Felicia tengah menutup mukanya yang memerah dan menutup wajahnya malu hanya karena dua kata yang diucapkan Changbin dalam keadaan setengah sadar.

Apartement kita.


••

lanjutannya besok ya ini kupotong takut kepanjangan

destiny.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang