"Jangan lupa dateng, Fel!"
Itu pesan Changbin dari telfon yang Felicia terima setengah jam lalu. Dirinya sendiri kini ada di dalam mobil sedang berusaha membelah kemacetan Kota Jakarta yang semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari.
Matanya melirik pada jarum jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Masih ada waktu lima belas menit sebelum acaranya dimulai. Felicia harap, dia tidak terlambat.
Hari ini 3racha diundang di salah satu festival tahunan bergengsi di kota mereka. Dan Changbin memintanya untuk datang. Felicia juga sudah berjanji, jadi dia bertekad untuk tidak mengecewakan kekasihnya itu.
Mobilnya berbelok ke arah parkiran festival. Setelah mematikan mesin mobil, Felicia ambil slingbag-nya di jok sebelah. Kalungkan tali kameranya ke leher, kemudian keluar dan berlari menuju tempat acara setelah mengunci mobilnya.
Sampai di sana, dia mengelus dadanya lega karena acara baru saja dimulai. Terlihat sebuah band baru saja menaiki panggung. Dan Felicia yakin, kekasihnya belum tampil.
Felicia berjalan di tribun. Melewati celah-celah sempit dari orang yang berjejalan untuk mencari kursinya sesuai nomor yang tertera pada tiket yang dia bawa. Acara kali ini memang diadakan indoor, bukan outdoor seperti biasanya.
Begitu menemukan kursinya, Felicia langsung duduk. Tak lupa hembuskan nafas lega karena bisa sampai di kursinya tepat waktu. Tangannya angkat kamera. Potret beberapa momen untuk kenang-kenangan. Sesekali kepala bergoyang ikuti irama drum yang menghentak.
Setelah beberapa band lain tampil, mc secara resmi membuka acara, giliran 3racha tampil. Felicia berdiri dari tempatnya duduk. Beberapa orang lakukan hal yang sama. Pandang panggung antusias tak sabar tengok tiga laki-laki tampan itu bernyanyi di sana menghibur mereka.
Namun, walaupun musik sudah mengalun, panggung tetap kosong. Buat banyak penonton bingung dan bertanya-tanya.
Namun wajah kebingungan mereka hilang saat sebuah lampu putih menyorit pada satu titik dari bangku penonton. Dan terlihat ada Jisung disana. Dengan sebuah topi hitam menutupi rambut cokelat terangnya. Tangannya memegang mic. Terlihat keren seperti biasa.
Felicia ikut bernyanyi, saat bagian reff dari lagu start line milik 3racha dinyanyikan oleh Chan yang berdiri di sisi lain tribun. Membuat beberapa penonton di sekitarnya, terlonjak kesenangan.
Diam-diam, gadis itu cemas. Ada dimanakah Changbinnya? Muncul dari manakah dia?
Dan pertanyaan itu terjawab saat sebuah sorot lampu menyorot ke arah barisan tempat duduk Felicia. Namun lebih ke atas sedikit.
Itu, Changbin. Orang yang ditunggu Felicia itu tengah berjalan menuruni tangga menuju ke arahnya, atau mungkin ke arah panggung di depan sana.
Changbin nampak luar biasa, seperti biasanya. Sebuah topi putih kali ini membuat setengah rambutnya tertutup. Poni dibiarkan ke depan hingga tutupi dahi dan sentuh mata. Sepertinya itu style favorit Changbin. Felicia simpulkan begitu, karena dia seringkali tangkap Changbin dengan style yang sama beberapa kali.
Tak disangka, ternyata Changbin berhenti di depan Felicia. Bahkan setelah bagiannya bernyanyi habis.
Changbin tersenyum senang. Mengusak pelan surai hitam Felicia. Dekatkan bibir ke telinga gadisnya untuk bisikkan sesuatu.
"Makasih udah dateng."
Pipi Felicia langsung merona. Tapi Changbin tak acuh. Memilih lanjutkan langkahnya menuju panggung yang sempat tertunda untuk hampiri Felicia.
Sedangkan Felicia merutuki kekasihnya itu dalam hati. Sudah membuat pipinya memerah, jantungnya disko, dan sekarang dia harus menjadi pusat perhatian ditengah keramaian penonton acara hari ini karena Changbin.
•••
"Ayo kita kencan!" seru Changbin sembari tarik tangan kanan Felicia masuk ke dalam pelataran mall.
"Nggak usah tarik-tarik, ishh ... Changbin!" Felicia bersungut kesal berusaha berontak agar tangannya dilepas oleh Changbin.
Changbin terkekeh geli. Mengalah untuk lepaskan tangan Felicia. Lantas menyamakan langkah kekasihnya yang terkesan buru-buru karena sudah tak sabar menapaki lantai restoran favorit mereka.
"Pelan-pelan aja, Fel." Changbin menahan lengan Felicia. "Restorannya nggak bakak kabur."
"Iya, yaudah." Felicia menurut untuk memelankan langkahnya. Mulai berusaha menikmati suasana mall yang sore ini tidak begitu ramai.
"Tadi foto aku, nggak?" celetuk Changbin membuat Felicia menoleh. "Enggak. Soalnya fokus lihatin Bangchan yang tadi ganteng banget."
Changbin berdecak kesal. "Pacaran aja sama Bangchan!"
"Udah tua kamu tuh, Bin. Nggak cocok cemburu-cemburu, tau, nggak?!" Felicia mencibir.
"Btw, Bang Chan kapan ke pergi ke Amerika?"
Changbin mendelik kaget mendengar pertanyaan Felicia. "Kamu tahu darimana Bang Chan mau ke sana?"
"Kan pas di pertunangan Bang Chan sama Jihyo kemarin, orang tuanya Bang Chan ngumumin kalo anaknya keterima di Juiliard. Kamu lupa?"
Changbin menggaruk tengkuknya kikuk. "Gitu, ya? Aku lupa soalnya."
"Jadi Bang Chan kapan ke sana?"
"Dua mingguan lagi, kayaknya."
"Terus 3racha gimana?"
"Rest dulu dan belum tahu mau lanjut kapan. Soalnya Chan ada cita-cita debut di sana."
"Kamu sendiri, nggak mau kuliah musik kayak Bang Chan?"
Changbin tidak menjawab. Memilih segera menarik tangan Felicia menuju restoran tujuan mereka yang berjarak kurang dari sepuluh meter.
"Ayo buruan! Aku laper!"
"Changbin! Jangan narik-narik!"
Dalam hati, Changbin menyesali perbuatannya sendiri yang senang mengulur-ulur waktu.
Maafin aku, Fel ...
•••
terimakasih 1,2k view nya ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
destiny.✔
Fanfictionft seo changbin felicia, changbin, dan takdir yang mengikat mereka. AU 2019, seobarbie.