Changbin melambaikan tangan saat melihat sosok Jisung yang berjalan keluar dari hall kedatangan ke arahnya. Satu tahun sekian sudah berlalu, tapi Changbin rasa tak ada perubahan mencolok dalam diri Jisung, selain laki-laki itu kini sudah mempunyai titel sarjana S1 seperti dirinya. Sedangkan perubahan yang dapat mata Changbin tangkap hanya satu, yaitu pada rambut Jisung yang kini kembali berwarna hitam, walaupun model potongannya masih sama seperti terakhir kali Changbin melihatnya secara langsung.
"Anjir bang, gue kira lo bakal nambah tinggi, ternyata sama aja, ya?" Jisung tertawa mengejek saat sudah benar-benar berdiri di depan Changbin, membuat Changbin langsung menampol kepala Jisung dengan telapak tangannya. Tidak peduli jika tingkah mereka akan diperhatikan oleh orang yang berlalu lalang. Toh suasana Bandara J. F. Kennedy malam hari ini tidak begitu ramai.
"Ngaca, anjing! Lo juga masih pendek!" sewot Changbin yang mendadak emosi, padahal belum juga ada lima menit mereka bertatap muka.
Mengabaikan Jisung yang melayangkan protes, Changbin memilih berjalan mendahului Jisung keluar dari area pick up zone menuju parking area, dimana mobil Chan yang dia gunakan untuk menjemput Jisung, terparkir. Sedangkan Jisung yang melihat Changbin sudah melangkah pergi menjauh, bergegas mengekor di belakangnya. Dia ingin tidak tersesat di JFK karena ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di sini.
Setelah menghabiskan bermenit-menit untuk berjalan, mereka sampai di depan mobil Chan yang terparkir rapi di samping mobil-mobil lain. Changbin membuka kunci mobil dan menjadi orang yang pertama masuk ke dalamnya. Kemudian Jisung ikut masuk dan mengambil tempat di samping kemudi. Changbin menyalakan mesin mobil, menginjak pedal gas membuat kuda besi itu meluncur cepat keluar dari parking area dan ikut membaur bersama kendaraan lain di jalanan padat New York City.
Changbin membawa mobil Chan dengan kecepatan sedang. Tidak berminat menyalip beberapa mobil yang bergerak lambat di depannya. Bukan ingin berlama-lama, dia hanya memberi waktu untuk Jisung menikmati suasana kota yang akan menjadi tempat tinggalnya beberapa tahun ke depan selama bersekolah di Juiliard.
Ngomong-ngomong soal sekolah, Jisung mengikuti jejak Chan dan Changbin untuk meneruskan pendidikan bermusiknya di Juiliard, salah satu sekolah musik terbaik di dunia. Namun berbeda dengan Chan dan Changbin yang mengambil program sarjana(S1) dikarenakan sewaktu di Indonesia, mereka berdua menghabiskan waktu hampir empat tahun untuk menjadi mahasiswa manajemen bisnis di universitas negeri terbaik Indonesia. Sedangkan Jisung yang baru saja menjadi sarjana, memang sejak awal sudah mengambil musik sebagai mata kuliahnya, membuatnya memilih mengambil program pasca-sarjana(S2) dan berharap bisa lulus berbarengan dengan Chan dan Changbin.
"Bang Chan sama Kak Jihyo kenapa nggak ikut jemput gue, bang?" celetuk Jisung memecah keheningan.
"Banyak minta lo. Udah bagus gue jemput," sungut Changbin. "Lo kayak nggak tahu gimana Chan aja. Dia mah kalo ada kesempatan bisa berdua sama Jihyo pasti dimanfaatin. Makanya nyuruh gue jemput lo."
"Oh, pantes lo ngajak gue sewa apartement lagi. Lo pasti jadi nyamuk ya selama setahun ini tinggal sama mereka berdua." Jisung terkekeh geli membayangkan wajah memelas Changbin saat melihat Chan dan Jihyo bermesraan.
Changbin mengangkat bahu tak acuh. "Kalo lo emang mau satu atap sama mereka terserah. Gue mending sewa apartement lagi daripada harus berkali-kali nginep di hotel pas mereka lagi berkembang biak."
Kali ini Jisung sepenuhnya tertawa keras hingga perutnya terasa keram. Mengabaikan perubahan raut wajah Changbin yang mendadak menjadi sendu.
"Gue bukannya iri sama mereka atau gimana." Changbin menginjak rem, membuat mobil berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah, sebelum melanjutkan, "Cuma, ngelihat mereka masih bisa kemana-mana berdua. Ketawa berdua. Habisin waktu sama-sama. Saling berbagi kesedihan, berbagi beban. Itu semua bikin gue inget seseorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
destiny.✔
Fanfictionft seo changbin felicia, changbin, dan takdir yang mengikat mereka. AU 2019, seobarbie.