REQZA

4K 71 8
                                    

Khusus untuk menemani hari minggu kamu, terutama yang jomlo yang pastinya di rumah aja 😉😋

Pagi hari yang indah menyambut kebahagiaan keluarga William. Mungkin sebagian orang rumah disana bahagia namun tidak dengan si pejantan, Reqza tengah dilanda nyeri punggung yang mendalam, Valeria tidak membukakan pintu kamarnya, karena apa? Karena Reqza pulang begitu larut malam, bagi Reqza seharusnya Valeria bersyukur Reqza memilih pulang ke rumah, dari pada ia harus pulang besok? Sudah berapa kali Reqza jelaskan bahwa ia akan pulang larut malam karena temannya yang bernama Edo ulang tahun dan ia tidak enak jika tidak menghadirinya, namun Valeria tidak mau tahu, ia inginkan Reqza pulang saat itu juga, dan Reqza malah menghadiri pestanya.

Pagi ini Reqza bangun, ia berpindah dan mencoba-coba membuka pintu kamarnya, dan nyatanya..

"Alhamdulilah, sudah di buka! God.. so thanks you so much.." Reqza berjalan mengendap dan segera membaringkan tubuhnya di tempat tidur ternyaman nya.

CEKLEK...
suara pintu kamar mandi, Valeria keluar dengan handuk yang di lilit di kepala, dan kimono di tubuhnya. Ia melihat suaminya sudah berada di tempat tidur, ia sangat merasa puas sekali memberi pelajaran pada Req.

Dia sudah bukan anak muda lagi, tapi dia masih ingin ke Club, merayakan ulang tahun temannya itu. Valeria segera melirik ke arah kaca, ia mulai mengeringkan rambutnya, suara hairdrayer membuat Reqza membuka matanya.

"Pagi honey, bunny, sweety, baby...!" Reqza memberi senyuman terbaiknya. Valeria mendelik, kemudian tersenyum menampakkan mata sipitnya dan senyuman yang amat sangat lucu.

"Semalam.. Bobo Dimana??" Ledek Valeria seraya menyanyi, Reqza membalik tubuhnya malas. Valeria terkekeh geli, melihat suaminya begitu ia amatlah senang.

"Kau tega, aku jadi sakit punggung Vale! Ayo pijit punggungku.." pinta Reqza.

"Enak saja! Minta pijit saja pada Edo, aku masih kesal, kenapa pula kau lebih memilih temanmu daripada aku...?!" Valeria membuang wajahnya. Ia berjalan menuju lemari pakaian.

"Ih, sejak kapan aku memilih temanku? Aku tentu memilih kau! Aku bukan homo sayang! Bagaimana sih kau ini, kau sudah tahu bukan letak kegagahanku bagaimana?" Valeria memutar bola matanya.

"Terserah kau saja!" Jawab Valeria.

"Req, Papi meminta kau untuk kerja hari ini, hanya menghadiri Meeting saja, bagaimana? Kau mau Kan? Jangan buat dia kecewa Req, sudah cukup main-mainnya.." pinta Valeria dengan lembut.

"Tidak ah, aku tak mau! Sudahlah jangan memaksa aku kerja di kantor, malas sekali..." ucap Reqza malas.

"Req, hanya sebentar! Bagaimana sih? Masa iya Papi minta tolong kamu gak tolong in, lagian tahu sendiri Lex sedang kemana? Mungkin jika Lex ada tidak akan meminta tolong Padamu!" Valeria kembali menyisir rambutnya, Reqza melirik, ia berpikir apakah ia harus ke kantor bertemu dengan client Papinya? Tidak! Reqza menolak dengan cepat.

"Pokoknya aku tidak mau!" Jawab Reqza kemudian melanjutkan Tidur kembali.

"Dasar, suami gila!" Ujar Valeria.

"Biarkan! Kenapa kau mau dengan orang gila?" Tanya Reqza kemudian.

"Sudahlah, kau mau tidur, ya tidur saja! Telinga jangan selalu di pasang begitu!" Valeria mendelik kesal.

"Telingaku ini, biarkan saja..." Valeria diam, ia sudah rapi, ia hendak pergi mengunjungi rumahnya. Vale menyemprotkan parfumnya, membuat Req mencium bau harum itu. Akhirnya Req bangun dan duduk di ranjangnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Reqza.

"Main, kenapa? Tidak boleh? Selalu saja tidak boleh!" Gerutu Valeria.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang