7 REQZA

1.1K 53 7
                                    

Hari berganti dengan cepat, bulan pun berlalu. Sudah dua bulan ini, ntah mengapa Valeria kini berubah.. ia lebih menjauh dan lebih menyibukkan dirinya di kantor, sering pulang terlambat dan tak pernah lagi bermanja-manja dengan sang suami.

Req yang memang tidak pernah protes biasa saja mungkin memang pekerjaan Valeria tengah menumpuk, namun ia merasa sedikit janggal, mengapa Valeria berubah dan seakan menghindar dari Reqza? Apakah ada ucapan yang tidak enak dari Req? Tapi Req rasa tidak, ia selalu baik dan memanjakan istrinya itu.

Req menunggu sang istri di kamar, hari ini ia tak kemana-mana berharap Valeria pulang lebih awal, Req ingin mengajaknya menonton namun Valeria tidak membalas pesan singkat darinya.
Req jadi tahu, begini rasanya di acuhkan dan pesan-pesan tidak di balas, jadi ia memikirkan bagaimana fans nya jika tak ia balas pesan pesan darinya.

Seharian penuh Req memainkan ponselnya membalas pesan-pesan dari para fans, dan Req cukup senang, karena semua menanyakannya kapan ia kembali ke Panggung. Req ingin istirahat dulu, ia ingin selesaikan masalah berat yang ia hadapi.

Valeria datang, Req segera melihat jam dinding di kamarnya, jam itu menunjuk ke angka 7.30 malam. Cukup malam Dimana Req bisa pulang jam 4 sore jika ia bekerja disana. Valeria datang, tak banyak bicara, ia mandi dan mengganti pakaian kemudian terbaring. Req tidak di lirik sama sekali.

Req benar-benar bingung dengan perilaku istrinya itu. Ia sedikit menganggu dengan memeluk Valeria namun Valeria menolak pelukannya dan mengatakan.
"Req, Pekerjaanku banyak.. aku lelah ingin istirahat." Req membelalakan matanya, bagaimana bisa? Dia menolak tangan yang akan memeluknya hangat. Jantung Req berdetak kencang, bukan sekali atau dua kali Valeria begini.

"Jika lelah sudah saja tidak usah bekerja! Siapa suruh kau bekerja?!" Ucap Reqza kemudian dengan cepat bangkit dari tempat tidurnya. Valeria mendelik namun kembali ke posisinya semula. Ia tahu, Req tengah kesal padanya.

Req berjalan ke arah televisi, ia menaikan volume televisi agar Valeria terganggu, Valeria tahu jelas sifat Req yang seperti anak-anak itu.
"Req, kau bisa kecilkan volumenya, aku ingin istirahat..." ucap Valeria. Tentu ucapan itu tak Req gubris, ia tetap menonton acara televisi pow patrol kesukaannya.

"Req..." panggil Valeria lagi. Valeria bangkit dan hanya menoleh ke arah suaminya itu. Req mendelik juga, kemudian mereka saling melempar pandangan.

"Ya Tuhan... apakah aku masih kuat hadapi sifat kekanak-Kanakan suamiku itu?" Ucap Valeria dalam hatinya. Valeria menutup telinganya dengan bantal dan mencoba terlelap walau itu terasa sulit.

Req benar-benar tidak peduli dengan kebisingan yang ia buat, Syaggi yang hendak melewati kamar tidur Luwisya dan mendengar volume televisi Req hanya bisa menggelengkan kepala saja.

Luwisya sendiri sudah tidak aneh dengan suara itu, mungkin Req dan Valeria tengah melakukan sesuatu jadi ya mereka harus membesarkan volume televisi. Luwisya berpikir positif saja.

Syaggi datang ke kamar Luwisya karena ada seseorang yang datang ingin menemui Luwisya, siapa lagi kalau bukan kekasih Luwisya. Luwisya memutar bola matanya malas, ia kesal karena Erwin malah datang ke rumahnya, ia malas jika keluarganya tahu bahwa ia sudah memiliki kekasih.

"Ayo segera temui, kasihan menunggu..." ucap Syaggi. Luwisya dengan malas akhirnya keluar dari kamarnya dan segera menuju ka ruang tamu, di perjalanan ia bertemu dengan Reqza, kakaknya yang benar-benar ia hindari sekali jika ada teman prianya datang kerumah.

"Apaasih! Udah diem di kamar aja! Jangan ke luar kamar, tukang bikin onar!" Ucap Luwisya. Req yang mendapat hardikan dari adiknya menjadi bingung, ia menoleh ke arah ibunya yang ada di belakang Luwisya.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang