D.B.R

968 38 4
                                    


Reqza berada di tempat Valeria, ia sedang bersantai, ia berniat mengutarakan keinginannya, jika Valeria setuju tentu ia sangat senang dan tak akan menunggu lama lagi untuk menikahi Valeria. Valeria sedang mandi di kamarnya.

Aku disini di tanam, mengapa pintu kamarnya di kunci segala oleh Valeria! Menyebalkan sekali, apakah dia Sebegitu tidak percaya padaku? Lagipula mengapa dia bukan dari tadi mandinya, aku sudah tampan begini, dia masih pbelum mandi.. Haduh! Lama sekali...

Req menggerutu. Dia tak sabar, ia ingin membahas mengenai rencana pengasuhannya. Namun, Valeria lama sekali mandinya. Dalam benak Reqza, apakah Valeria akan menyetujuinya mengingat, putra Lex saat di gendong oleh Valeria dia menangis..

Jika ingat kejadian itu, ya ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ingat kejadian itu, ya ampun.. Alex dia menangis begitu keras! Apakah kulit Valeria memiliki duri? Hmm... kurasa begitu, apakah Valeria jelmaan kaktus cantik yang dikirim untukku? Ah tidak mungkin...

Req menepis pikiran bodohnya itu. Bisa-bisanya ia menghina kekasihnya dengan jelmaan kaktus! Req... memang kurang ajar.

"Tharaaaaaa... selesai! Mandiku tenang sekali setelah ku kunci rapat kamarku, Haih... selamat siang sayang, apa kabarmu?" Tanya Valeria yang berjalan dengan handuk kecil dan menggosok rambutnya yang basah. Req mendelik sebal, dia memang pria centil yang hobbynya mendelik-delik. "Hey! Kenapa...?" Tanya Valeria sambil tertawa.

"Mengapa harus kau kunci, apakah tidak mau beramal untukku, aku Kan rindu.. rindu tubuhmu yang kurus kering dengan tulang itu!" Valeria melempar handuknya.

"Sembarangan! Awas kau jika mencolek bokong ku, dan memukulnya gemas! Begini juga kau tergila-gila padaku, benarkan....?" Tanya Valeria. Req menggidik pelan.

"Idih! Percaya diri sekali... aku bisa cari yang lebih darimu dalam hitungan menit.." ucap Req dengan sombong.

"Waah, sombong sekali. Jika begitu aku akan menerima cinta si belut listrik saja, bagaimana...?"

"Aku akan bunuh diri sekarang juga!" Ucap Reqza. Valeria terkekeh, ia langsung memeluk Reqza dengan erat.

"Jangan... jangan lakukan hal bodoh, aku hanya mencintaimu sudah itu saja!" Reqza tersenyum, senyumnya begitu merekah.

"Sudah ku duga, kau seperti itu. Baiklah, bagaimana jika anak? Maksudku kita buat anak, dan mengasuh anak..." Valeria diam, ia memutar bola matanya lagi.

"Reqza, kita bercerai karena urusan ini, masalah ini juga. Apakah kau tidak lelah?" Tanya Valeria. Reqza menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak akan pernah lelah berjuang. Aku inginkan seorang putra atau putri untukku, bagaimana? Pilihannya ada Padamu, kau mau aku menikah lagi dan aku poligami, atau mengasuh anak?" Tanya Reqza.

Valeria diam.
"Aku tak mau membahas ini.." jawab Valeria dengan raut wajah yang malas.

"Poligami atau mengasuh anak?" Tanya Reqza lagi. Valeria terlihat tengah menimbang pilihannya.

"Apakah dengan poligami kau bisa adil?" Tanya Valeria.

"Kenapa kau memilih poligami?" Tanya Reqza. "Jangan buat aku bahagia begitu, Vale!" Lanjut Reqza Dengan senyum yang menyebalkan. Valeria melempar bantal sofa tepat pada wajah Reqza.

"Sialan!" Umpat Valeria. Reqza terkekeh.

"Ya kau bertanya seperti itu, kau tahu the King of Handsome saja tidak poligami. Jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya memberi rasa keadilan, apa kau mau coba?" Tanya Reqza lagi.

"Req, aku tak mau putramu bukan darah dagingmu.." ucap Valeria.
"Aku tahu rasanya bagaimana, tidaklah enak." Valeria menjadi gelisah.

Reqza duduk di samping Valeria. Wanita itu bersedih.
"Jika pilihanmu begitu, selain kita berusaha membuat anak, ada baiknya kita mengasuh anak dari panti asuhan, bagaimana?" Valeria menatap ke arah Reqza.

"Mama Veronika, kau rasakan menjadi dia bagaimana? Mencintaimu, Menyayangimu.. ikutilah caranya bagaimana mencintaimu Valeria." Reqza membawa Valeria dalam pelukannya.

"Aku perlu berpikir..." jawab Valeria lirih.

Req mengangguk, ia mencium puncak kepala wanita yang ia cintai.

Berpikir terus! Memangnya kau punya pikiran? Dasar wanita labil...
Gerutu Reqza dalam hati.

Mereka menghabiskan waktu bersama, menonton televisi, makan, dan bermain yang tak jelas. Req benar-benar harus menahan godaan dari Valeria yang begitu ia inginkan, mereka berkomitmen tidak melakukan hubungan badan lagi, mereka akan menjadi sepasang kekasih yang sehat walafiat. Walaupun kini bibir Valeria menjadi santapan Reqza, seperti sekarang.. Reqza tengah mengecup bibir Valeria. Dia sangat dalam mencium kekasihnya itu. Mereka saling berpagut mesra.

Valeria menarik diri,
"Req! Jangan di gigit...!" Protesnya.

Reqza tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Di gigit olehku kau akan menjadi wanita terseksi sepanjang masa, tenanglah! Aku gemas saja.. mengapa, biasanya kau ku gigit mendesah sekarang protes begitu?" Tanya Reqza.

"Gigitanmu kini bukan gigitan gemas, tetapi nafsu..." ucap Valeria. Req membelai wajah kekasihnya itu, kemudian mengecup keningnya.

"Bosan tidak jika ku katakan terus menerus?" Tanya Reqza.

"Memang kau katakan apa?" Tanya Valeria heran.

"Aku mencintaimu, sampai akhir hidupku." Valeria terkekeh, Ace melihat ke arah leher jenjang Valeria. "Aku mencintaiku Valeria.." ucapnya dengan serius.

Valeria menatap mantan suaminya yang kini menjadi kekasihnya lagi.
"Katakan saja terus, aku tak akan pernah bosan dengan semua ungkapan hatimu..." Valeria mengecup sekilas bibir Req yang terlihat seksi itu.

"Apa kau akan bosan menjawabnya?" Tanya Reqza. Mereka saling menatap mesra, Valeria menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya akan bosan pada sikap kekanak-kanakanmu, tidak pada setiap perlakuanmu, dan seluruh kata cinta yang kau ungkapkan." Req tersenyum bahagia.

"Kau milikku seutuhnya.." Reqza mendekap Valeria dengan pelukan hangatnya.

Tak akan aku ulangi, kesalahan yang sama di masalalu, membiarkanmu terluka, bahkan menangis.. aku akan berubah untuk kebaikan kita, bukan hanya kebaikan ku saja..
perubahan ini untuk keluarga kita, dan keluargaku sendiri.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang