6. REQZA

1.1K 49 5
                                    


Mendapat undangan dari salah satu station televisi karena masuk dalam nominasi music paling berpengaruh Reqza harus berangkat ke luar kota untuk menhadirinya, mengisi acara dan mendapat nominasi. Sudah sering ia dapatkan dan sudah biasa, kalah atau menang Reqza selalu mendapatkan piala itu.

Ia sudah rapi dengan pakaiannya.
Rambut pun sudah sudah rapi dan ketampanan semakin maksimal.
Req juga mendapat bagian untuk membacakan nominasi, dan ia harus berganti pakaian beberapa kali.

"Req... boleh kami minta fotonya?" Ucap para wartawan.

"Boleh dong, masa tidak..." Req mulai bergaya, dan...

" Req mulai bergaya, dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heeeeiiiitsss..." semua wartawan tertawa. Req memang terkenal pecicilan.

"Udah ya, fotonya..." ucap Req kemudian melanjutkan pekerjaannya. Ia membacakan nominasi, kemudian memenangkan nominasi juga, sayang keberhasilannya kurang, Valeria tidak disini menyaksikannya, namun apa yang dia lihat dari kursi penonton adalah.

"Itukan, Havva..." batin Reqza. Havva tersenyum pada pria itu, jelas! Req melihat jelas wanita yang duduk di kursi tengah gedung tersebut.

Req menyelesaikan kata-katanya, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan para fans semua. Ia sangat bahagia, semua teman-temannya pun bersorak. Reqza pun kembali ke belakang layar, hingga akhirnya ia tak sabar untuk menemui wanita itu.

Req berjalan dengan susah payah, para fansnya mengulurkan tangan berharap Req berjabat tangan dengannya, namun Req yang ramah akhirnya menyentuh tangan-tangan yang terulur dan memberikan kiss bye. Semua histeris seketika.

"Mau ke kursi aja susah banget!!" Ujarnya. Req pun akhirnya sampai, ia duduk di sebelah wanita itu. Ia menatap Havva dengan teliti. Havva memutar bola mata indahnya, dan Req tersenyum.

"Bukankah kau harus beristirahat? Mengapa kemari, Havva?" Havva menatap Reqza dengan tersenyum.

"Melihatku?" Tanya Reqza. Havva mengangguk. Req menggelengkan kepalanya.

"Kau baru saja sehat, Havva... kau bisa melihatku di televisi, tidak perlu kemari, aku jadi khawatir... perjalanan kemari itu cukup jauh, kau sendiri?" Tanya Reqza kembali. Havva menggelengkan kepalanya, Havva menoleh ke barisan sebelah. Req mengikuti pandangan Havva dan ternyata.

"Reqza... Reqza... Reqza..." ucap kedua orang tua Havva dengan membawa papan bertuliskan namanya.

"Busyeeet!" Reqza menggaruk kepalanya.

"Kau dengan kedua orang tuamu? Ya Tuhan... kau ini, baiklah... sebentar lagi aku perfrom, jadi lihat aku ya?" Havva mengangguk.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang