REQZA

1K 43 4
                                    

"Sudah siap pulang?" Tanya Reqza pada wanita yang nampak masih sedikit pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah siap pulang?" Tanya Reqza pada wanita yang nampak masih sedikit pucat. Havva tersenyum, Req mengerti arti dari senyumannya. Semua barang sudah di bawa oleh beberapa pelayan dari rumah Havva, kedua orang tua Havva sangat pengertian sekali.

Gumilar datang dengan sebuah kebahagiaan.
"Havva, syukurlah kau sudah sehat." Havva memeluk Gumilar dengan erat.
"Tapi maaf sayang, Papa tidak bisa mengantarmu ke rumah, ada pekerjaan yang harus di selesaikan, jadi Req.. Om titip Havva ya," Reqza mengangguk.

"Kan Havva menjadi tanggung jawab Req, Papa mertua..." Gumilar tersenyum.

"Baiklah, karena Papa terburu-buru juga, Yasudah.. hati-hati ya?" Havva mengangguk, Gumilar pun pergi.

"Nah, sudah siap Kan, Yuk..." Havva mengangguk perlahan. Ia kira Req akan menggenggam tangannya, namun kenyataannya. Req berjalan berdampingan dengan Havva. Keinginan Havva terlalu jauh, namun ternyata.

"Lewat sini, mobilku terparkir di pintu selatan.." ucap Req dengan lembut seraya Merangkulku tangannya l di bahu Havva. Req melirik sekilas, begitupun Havva yang terlihat tegang namun tetap tenang, tidak seperti Vale jika melihat Lex, ia seakan ingin meremas sesuatu.

Havva berjalan perlahan, terasa sekali Req menjaganya, hangat, wangi dan, segar. Req selalu terlihat segar, tibalah mereka melewati beberapa anak tangga. Req berjalan lebih dulu, dan mengulurkan tangannya, Havva menyambutnya dan tersenyum.
"Hampir sampai, kau lelah ya?" Tanya Reqza. Havva menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, ayo masuk..." ucap Reqza. Req membukakan pintu mobilnya, Havva masuk dengan perlahan. Mereka pun melaju menuju rumah Havva, yang tak pernah Req tahu Dimana rumahnya.

Valeria berada di rumah, ia tengah membantu menyelesaikan pekerjaan Reggie di ruang kerjanya.
"Vale, kau sangat giat ternyata..." Valeria tersenyum.

"Harus, aku kan bekerja di kantor Papa, jadi harus benar-benar giat, dan teliti dengan semua pekerjaan yang ada di depan mataku." Reggie mengangguk. Menantunya ini memang memiliki basic bekerja dan mempimpin. Reggie berbincang-bincang dengan Valeria dengan sangat akrab, kemudian tidak disangka seseorang mengetuk pintu ruang kerja Reggie.
"Masuk!" Jawab Reggie dari dalam.
"Eh kau Lex, kemarilah... ada hal yang perlu di luruskan," ucap Reggie Lex masuk ke dalam, ia melihat ada Valeria disana.

"Hei adik ipar, semangat sekali pagi-pagi sudah di ruang kerja" goda Lex pada adik iparnya. Valeria tersenyum.

"Harus, karena adikmu tidak mau di posisiku, Reqza memang aneh" jawab Valeria. Lex tersenyum.

"Anakmu Dadd," Lex menoleh ke arah ayahnya. Reeggie menoleh dan menaikan alisnya malas.

"Tentu, bukan dia saja! Kau juga Lex, pria Playboy yang salah vonis!" Jawab Reggie. Lex terkekeh. Ia datang dan menerima berkas yang di sodorkan Reggie. Ia melihat isi data yang ada disana dan mengerutkan dahinya.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang