8. REQZA

955 38 3
                                    

Pagi hari Req membuka ponselnya...
ia menerima sebuah pesan, tentu dari istrinya. Dan isi pesannya adalah.

"Jangan cari aku!"

Req sangat bergejolak, ia merasa tidak di hargai oleh istrinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Req sangat bergejolak, ia merasa tidak di hargai oleh istrinya sendiri.
Req pun membalas pesan tersebut.

"TIDAK AKAN PERNAH!"
Pesan pun terkirim dengan lancar. Kemudian Req berpikir, mungkin disana Valeria sudah memiliki kekasih! Dan dirinya pun perlu memiliki kekasih, saat ini. Ya! Saat ini ia perlu memiliki seorang wanita untuk tempat mengadu, tapi apa itu boleh? Tentu saja boleh dia kini sudah bebas.

Hatinya sangat sakit namun ia menahan rasa itu, Valeria sangat keterlaluan, ia anggap apa pernikahan ini, pikir Reqza.
Hari ini Req akan menemui seseorang, ia akan temui wanita tersebut dan akan mengirim fotonya bersama wanita itu, bahkan media pun akan tahu bahwa ia dekat dengan seorang wanita selain istrinya yang hilang ntah kemana.

Reqza berjalan menuju sebuah rumah setelah ia turun dari sebuah taxi. Ia melihat wanita itu tengah membaca buku di atas balkon, terlihat jelas Havva sangat damai membaca cerita, Req hanya menatap ke arah Havva. Ia berpikir ulang apakah keputusannya benar?

Req mengambil kerikil, dan melemparkannya ke sembarang tempat tidak menuju pada gadis cantik itu,
Havva mendengar sebuah lemparan dan memposisikan tubuhnya terduduk,
Req melempar kembali kerikil kecil, tepat pada jendela kaca kamar Havva. Havva berdiri dan melihat siapa yang melemparnya.

Dan yang terlihat disana adalah, Req.
Havva menatap, tanpa senyuman. Ia ingat dengan apa yang di ucapkan Lexander padanya. Havva hanya memandang kemudian mundur dan masuk ke dalam. Req merasa di acuhkan. Ia merogoh saku celananya dan ponselnya hilang,

"Sial! Tidak, tidak mungkin hilang, tadi aku pakai untuk memberi bintang pada driver taxi! Aaah, sial....!" Umpat Reqza.

"Tidak, jangan sampai..... taxi, ah! Apa aku lupa lagi? Ya Tuhan, di saat seperti ini kau mengutuk aku, jangan hilang... itu hartaku satu-satunya," Req duduk di luar pagar, ia menekuk kakinya dan memeluknya.

"Sial, bagaimana aku pulang! Tidak ada ponsel bahkan aku tidak bisa memesan taxi, kawasan rumah Havva jarang sekali ada taxi.... sial, sial." Req mengacak rambutnya, ia benar-benar frustasi. Dari dalam jendela Havva melihat pria yang terlihat frustasi itu.

Beberapa kali Havva melihat, kalinya terayun kebawah menggesek-gesek tanah seperti anak yang menginginkan sesuatu. Havva mengamati laki-laki itu, namun kemudian mobil hitam datang, Havva menarik napasnya, ia berpikir mungkin itu Lexander, namun ternyata bukan, seseorang memberikan sesuatu pada Reqza, ah! Terlihat seperti ponsel.

Reqza memeluk pria yang memberikannya ponsel, Havva pikir mungkin orang tersebut tadi lewat dan melihat Reqza lalu, Reqza diberi hadiah, wah! Enak sekali pikirnya.

Beberapa kali Reqza memeluk, tak lama setelah orang itu pergi, ponsel yang sedang ia pegang berdering, cukup keras dan Karena ia terkejut, ponsel itu terlempar.

"Sial!" Batin Havva mengumpat, karena volume ponselnya begitu besar.
Dari layar ponsel terlihat jelas siapa yang menghubunginya. Reqza, ya! Dia menghubungi Havva.

Di bawah sana Reqza tengah mengumpat karena Reqza selain ia di acuhkan, ia pun sempat berpikir Havva terkejut dan segera membukakan gerbang untuknya, namun ternyata tidak! Gagal sudah perkiraan manis dari Reqza.

"Aku tahu kau tidak tuli, jadi angkat saja Havva! Setidaknya kau mendengar apa yang ingin aku katakan!" Gerutu batin sang pendekar.

Havva memegang ponselnya, dan mengangkat teleponnya.
Ia diam.

"Havva, aku kira kau kasihan padaku yang sudah seperti ini, aku kira kau akan membuka gerbang untukku, Havva aku kira kau akan berlari dan setidaknya tersenyum menyambutku, nyatanya kau malah bersembunyi di balik jendela, Hey! Aku melihatmu dari sini, kau memakai kaos putih dan itu terlihat jelas! Havva.... ya Tuhan!!" Havva tersenyum, Reqza sangat lucu.

"Baiklah, aku tidak akan meminta jawabanmu karena kau, yasudahlah kau tidak mau bertemu baiklah"
Havva melihat Req dari kaca jendelanya, Req memasang Wajah memelas. Havva menutup teleponnya dan mengirim pesan.

"Aku dilarang bertemu denganmu, maaf. Tapi ini untuk kebaikanmu..."

Req menerima pesan dengan cepat.
Req mengerutkan dahinya, dengan jurus sejuta pesona Req mengirim video untuk Havva.

"Havva, aku tidak punya teman. Jadi apakah salah aku kemari? Oh salah sekali benar begitu, aku benar-benar sedang dalam titik terendah dalam hidupku, Havva. Semua tidak memahami aku, dan mungkin aku berharap pemahaman atas diriku ada Padamu, Havva."

Video terkirim...

Req tahu Havva mengamatinya,
Di video tadi, Req memasang wajah memelasnya, memelas walau dengan kesan yang tegas, tak lupa ia bumbui dengan beberapa kata yang dramatis yang amat menguncang jiwanya. Ah! Reqza amat handal jika seperti itu.

Havva melihat video itu, ia termakan wajah Req yang penuh tipuan itu, ya.. Havva tahu masalah Req, dan benar.. mungkin Havva memahaminya, walau tak banyak.

"Aku bisa memahami mu, Req..." batin Havva.

Havva tidak menjawab apapun, ia menutup ponselnya dan pergi. Reqza tahu, mungkin ada hal yang tidak beres mengapa sampai Havva tak mau menerimanya. Req mengirim pesan,

"Baiklah, aku tidak akan menganggumu.." Havva membuka pesan singkat itu dan melihat kembali ke arah pagar rumahnya, benar saja Reqza sudah menghilang ntah kemana. Havva merasa bersalah, namun itulah perjanjiannya dengan Lex, jika Reqza datang jangan temui dia.

Sepanjang jalan Req berpikir, apa ia harus tinggal di rumah? Ah! Bahkan dia tak memiliki rumah sendiri, ia harus menguras tabungannya untuk rumah impiannya, namun siapa yang akan menempati rumah impiannya? Istri saja ia tak memilikinya, tapi pemikiran itu tak perlu ia risaukan, baginya mudah saja mendapatkan wanita manapun.

Req melangkahkan kaki menuju sebuah bank. Ia ingin mengambil semua uangnya.. uang yang selama ini ia simpan untuk sebuah rumah impian, namun ia tidak bisa berdiam diri begini, ia harus memulai hidupnya lebih baik lagi. Music adalah hal terpenting dari hidupnya, namun saat ini, semua teman-temannya memilih untuk berlibur sampai single baru rilis. Req tidak bisa diam saja maka dari itu ia akan memulai hidupnya kembali, ia perlu menatap masadepan walau tidak harus bekerja.

Setelah mengambil sebagian uangnya, ia kembali ke tempatnya tinggal, di basecame ia berpikir, ia tidak bisa tinggal disini, disini terlalu sempit dan kurang nyaman maka dari itu ia membeli majalah bertema interior. Disana ada beberapa iklan rumah yang hendak di jual, Req sangat bersemangat, ia tak pernah tahu uangnya cukup atau tidak yang jelas ia harus menghubungi orang yang menjual rumah tersebut.

"Hallo, ini dengan Reqza William, kau tahu bukan siapa aku? Aku berniat membeli rumah yang kau iklankan di majalah, bagaimana jika kita bertemu hari ini?" Ucap Req dengan cepat. Ia tak memberi celah untuk orang di sebrang telepon menjawab ucapannya.

"Maaf, pertama aku tidak mengenalmu, kemudian-,"

"Maka dari itu ijinkan aku mengenalkan diri, aku Reqza dan aku berminat membeli rumahmu," jawab Req to the point.

"Baiklah, datangi saja rumahku!" Ucap wanita yang mengangkat telepon tersebut.

Req menatap ponselnya,
"Apa benar dia berniat jual rumah? Menyebalkan sekali dia!!" Gerutu Reqza.

Karena Req sudah sangat bersemangat, ia akan segera datang ke rumah tersebut dan membelinya, berapapun harganya Req akan membelinya.

Kira-kira jadi beli gak? Atau yang lain? Hihihi...
Alhamdulillah saya bisa update sedikit, maaf ya ceritaku Terbengkalai 😣 udah gatel sebenernya dengan cerita ini, Tp apa daya waktuku gak sama kaya pas Nulis cerita Ogi si orang ganteng itu. Waktu ku terbagi dengan anter jemput anakku jadi mohon di mengerti ya sayang sayangku 😘 terima kasih.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang