3. REQZA

1.7K 52 7
                                    


DULU

Anak-anak berlarian di sebuah Yaman yang luas, seorang pria tampan datang dan tersenyum, kharismanya amatlah kuat. Seorang anak pria yang tampan dengan riangnya bermain bola di taman, sedangkan sang kakak, sang kakak hanya menatap jenuh dengan aktivitasnya.

"Cucuku... ayolah sudah hampir gelap," seorang anak laki-laki yang sedang bermain bola itu berlari menuju sang kakek.

"Aku masih ingin disini, Ntahlah dengan dia?" Tunjuknya pada sang kakak. Seorang kakek yang masih terlihat gagah dan bertatto itu memperhatikan raut wajah bosan cucunya yang paling besar.

"Oh Lex, kau masih saja begitu.." Lex melirik ke arah kakeknya, kemudian bangkit.

"Jika dian masih ingin bermain, aku akan diam saja di mobil.." ucap Lex kecil dengan angkuhnya. Reqza sang adik hanya memutar bola matanya.

Req kecil terduduk di rerumputan.
"Dia terus saja mengeluh, mengapa tidak bermain di halaman rumah saja, jika hanya ingin bermain bola, dia terus berkata seperti itu, ada apa dengan dia grandfa? Terlihat benci sekali padaku!" Req kecil mulai merasa bahwa dirinya tidak di sukai oleh kakaknya itu.

Ogi kemudian ikut duduk dengan Req di rerumputan. Sedangkan Lex ia mungkin sudah sampai di mobil.
"Req, dia hanya belum terbiasa.. dia sayang Padamu, namun karena kakakmu itu pendiam, jadi dia kurang menyukai hal-hal yang berbau ribut, sedangkan adiknya ini, ya ampun! Grandfa yang tampan saja pusing dengan kegaduhanmu" jawab Ogi dengan mengusap puncak kepala cucunya itu.

"Hm, tapi setiap dia aku ajak bermain, dia selalu berkata 'mainlah sendiri sebelum ada aku kau juga main sendiri Kan?' Begitu kata dia!" Ogi tersenyum.

"Sudah jangan pikirkan sikap kakakmu, dia perlu membiasakan diri saja" ucap Ogi menyemangati adiknya yang memang jika sedang sadar ia ingin bermain dengan kakak laki-lakinya itu. Namun apa daya, Lex terlalu menutup dirinya.

Selesai Req puas bermain, Ogi membawa kedua cucunya itu berjalan-jalan, besok ia memiliki rencana akan mengunjungi sebuah panti asuhan. Sudah lama sekali Ogi berkecimpung di dunia bakti sosial, setelah pensiun menjadi pengusaha yang baik serta benar, tak tertinggal, tampan begitu juga rupawan, ia sangat menggemari mengunjungi anak-anak disana. Selain mengajarkan cucu-cucunya bersyukur karena masih berada dekat dengan orang tua mereka, terutama mengajarkan Lex, agar ia mau untuk mengakui bahwa William adalah Marganya sesungguhnya, dan Ogi adalah grandfa tertampan se-Asia tenggara.

Esoknya mereka di ajak the King of  Handsome pergi menuju panti asuhan, Lex sangat tidak bersemangat seperti biasanya, sedangkan Reqza dia sangat bersemangat sekali.

"Di panti asuhan, apakah disana ada gadis-gadis cantik?" Tanya Reqza yang saat itu berusia 11 tahun. Lex menarik napasnya, dalam pikiran sang kakak, mengapa ia memiliki adik yang cabul seperti itu? Lex amatlah bosan.

"Tentu ada, disana banyak anak-anak perempuan yang cantik, kalian bisa berteman dengan mereka... yeee yeee yeee" ucap Ogi bersemangat. Dua orang yang berada di depan amatlah berisik, Lex sangat terganggu.

"Ayolah kalian kenapa selalu berisik di mobil, ah bahkan Dimana saja kalian berisik!" Lex menggerutu.

"Biarkan saja, kau selalu keberatan dengan apa yang kami lakukan, makannya bersikaplah seperti pada umumnya anak-anak yang normal, jangan terkesan kesal terus Lex!" Ucap Reqza. Ogi terlonjak kaget, Req amatlah Frontal.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang