DBR

393 17 3
                                    


LARI PAGI YANG PANAS

Reqza mengajak Alan untuk jogging bersamanya, sesungguhnya untuk olahraga Req tidak terlalu menyukainya, namun ya begitulah. Setelah semalam mendapatkan service luar biasa oleh Vale, Req memiliki ide cemerlangnya. Benar dugaannya, indehoy memang membuahkan hasil ide yang cemerlang. Pagi-pagi sekali ia sudah terbangun, ia langsung mencuci wajahnya yang tampan rupawan, serta menggosok gigi agar senyumannya mampu menuai cinta dari tetangga yang mengilai dirinya.

"Alan, Papa sudah siap.. ayo, kita berolahraga.." ajak Reqza. Alan yang sudah siap pun membuka pintu kamarnya, ia sudah terlihat rapi dan tampan, Req bangga dengan putranya yang tak jauh berbeda dengannya, Alan calon anak tertampan yang pernah ada, bahkan putra Lex saja nanti kalah dengannya.

"Kalian mau kemana?" Tanya Valeria yang terlihat heran.

"Kita mau jogging Mama, kau mau ikut tidak sayang? Ah tidak usahlah ya..? Kau disini saja, jaga princes William." Valeria belum berucap apapun namun sudah di tolak dan tidak di perbolehkan ikut. Req dan Alan pun pergi bersama.

Valeria masih kesal dengan Reqza, malam dia memaksa untuk indehoy, namun Vale menolak, dan terjadi keributan, keributan hanya karena tetangga baru melirik dirinya.

Kemarin saja dia marah padaku, sekarang dia mau tebar pesona pada tetangga, padahal hak seseorang yang punya mata, jika dia melihat atau melirik ku, menyebalkan sekali...
Gerutu Valeria.

Semalam, Req mengungkit lirikan mata tetangga baru yang di usung sebagai hot Daddy terbaru, padahal sudah jelas hot Daddy di kawasan sekitar rumah Reqza di pegang olehnya, namun kedatangan tetangga baru itu cukup menyulut emosinya, terlebih Vale mendapat perhatian berupa lirikan darinya. Req waspada extra.

Reqza dan Alanders jogging bersama, mereka terlihat akrab, sebagai seorang Papa yang mencintai putra putrinya, Req benar-benar menyayangi Alan dengan tulus, mereka membuat ikatan yang lebih dekat lagi, dengan bergosip.

"Setelah melirik, Mama Vale, apa yang di lakukan tetangga baru itu?" Tanya Req pada Alan yang ia yakini seratus persen jujur.

"Mama tersenyum, dan mengangguk. Sebagai rasa hormat saja, Pap." Jawab Alan.

"Uuuh, bisa-bisa nya, Mama Vale memberi senyuman yang tercipta hanya untuk Papamu ini saja, dia akan ku hukum!!" Ujar Reqza membuat Alan menghentikan perjalanannya. Req tahu, Alan sudah mulai dekat dengan Valeria, ia sudah menerima Valeria dan dirinya sebagai orangtuanya, dan Req paham betul, bahwa Anak sekecil Alan tak akan tega jika ibunya di hukum.

"Kau khawatir jika Mama Vale di hukum olehku? Tenang saja Alan, hukumannya enak bagi Mama Vale, Papa Reqza yang tampan ini tak akan memperlakukannya dengan tidak baik, Papa mencintai Mama Vale, melebihi yang dia tahu."

Alan tersenyum, ia selalu percaya pada Papa Req yang tak pernah menyakiti hati wanita.

"Kelak jika kau dewasa nanti, kau akan sepertiku. Pencinta wanita, namun jangan jadi buaya seperti paman Lex. Dia sudah jelek, buaya, harimau, kingkong... ada di dalam tubuhnya."

Lagi-lagi Alan mendapatkan kembali ujaran kebencian mengenai Daddy Lexa, ada apa sebenarnya dengan Papa Req, yang terkadang menjelek-jelekan Paman Lex. Alan hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya akan mencintai satu wanita, kata Ibuku begitu. Lalu, kata Mama Vale pun sama, cintailah satu wanita dalam hidupmu. Jangan seperti Papa Req yang mencintai Ribuan Wanita." Ucap Alan yang kemudian berjalan melewati Reqza sambil tersenyum. Req terkejut aib nya terbongkar.

Waaah, siapa yang membongkar? Oooh Mama Vale, kau ember sekali..
batin Reqza kemudian tersenyum.

"Alan, dengarkan aku. Kata-katanya salah itu, ribuan wanita yang mengilai aku...!" Teriak Reqza mengajukan pembelaan. Alan hanya tersenyum, Reqza berlari menyusul putranya itu.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang