REQZA

990 46 9
                                    

Valeria tengah bermanja-manja, Req sangat kelelahan, dia meminta di gendong dan benar-benar manja. Akhirnya mereka sampai di kamar, dan Req menjatuhkan tubuh istrinya itu. Tak lama, ia mengecek ponselnya dan, Req mendapat kabar dari Lex bahwa kini bagiannya.
"Ayo main lagi, siapa yang kalah di cium sampai pengap!!" Valeria terkekeh. Req menjadi tidak karuan, pikirannya terpecah belah, dua hari ini dia benar-benar sibuk dengan Valeria, bahkan dirinya enggan pergi dari sisi istrinya itu.

"Sepertinya aku harus pergi, Vale. Bagaimana ya, aku juga tidak mau meninggalkanmu.. tapi aku-," ucapan Req terputus.

"Kau mau ke luar kota lagi? Apakah ada acara? Aku tidak keberatan Req, setidaknya kau berusaha juga, mencari pendapatan sendiri..." Valeria tersenyum, manisnya bukan main. Pengertiannya sungguh sangat langka sekali.

"Kau melepaskan aku? Seriously? Oh baby.. i love you 24kg sayang...." Valeria terkekeh kembali.

"Memangnya beras?" Req merangkak kemudian mengecup ganas istrinya,

"Req, aaah... menyingkir!" Ucap Valeria, Req tersenyum kemudian menatap istrinya dengan lembut.

"Aku membencimu Valeria!"
"Aku-,"

PLAAAAK!
Suara tamparan keras terdengar, pipi Req menjadi merah, Req memejamkan matanya, ia merasakan betapa pedihnya pipi itu, Req merasa drop, ketampanan nya menurun dengan drastis.

"Valeria... apa yang kau lakukan!!! Kau baru saja menampar ku!!" Teriak Req kesal.

"Kenapa kau membenciku, dasar bodoh!!!" Valeria mengerucutkan bibirnya kemudian berbalik memunggungi suaminya.

"Aku belum selesai Valeria, ya Tuhan!!!" Req mengacak rambutnya.

"Belum selesai apa? Kau sudah mengatakannya, aku mendengar dengan jelas kau katakan bahwa kau membenciku!" Ucap Valeria.

"Aku mau mengatakan, aku membenci bibirmu karena-," ucapan Reqza terpotong kembali.

"Karena apa? Karena kau sudah pernah mencicipi bibir wanita lain? Kau jahat Reqza jahaaaaaaaaat!" Valeria marah dan ia berjalan menuju balkon.

"Eeeeeh! Bukan begitu? Valeria jangan lompat dari arah balkon, itu terlalu rendah! Dari lantai atas saja..." ucap Reqza malah menggoda istrinya.

"Tuh Kan! Kau mau aku mati...!" Req terkekeh dalam hatinya. Ia datang menyusul istrinya, kemudian memeluk Valeria walau Valeria berontak.

"Dengarkan aku dulu, aku membenci bibirmu karena membuatku selalu ingin mengecupmu, bibirmu ini menjadi candu bagiku... kenapa pula aku baru tahu setelah menikah bahwa bibirmu itu enak!"
"Itu yang ingin aku katakan, kenapa kau main menampar aku Valeria!" Giliran Req yang cemberut. Valeria merasa bersalah.

"Maaf, lagipula kau memuji dengan kata-kata seakan mencela, dan tidak suka pada bibirku.." Valeria membelai pipi Reqza, kemudian menciumnya.

"Seribu ciuman darimu tidak akan mengurangi rasa pedih dan terkejutnya aku saat kau tampar tau!" Req mendelik, Valeria semakin merasa bersalah.

"Ih jangan begitu, apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?" Tanya Valeria yang kini memeluk suaminya itu.

"Apa ya...? Emmmm...." Valeria menatap suaminya. Reqza menggerakan bibirnya, namun Valeria tidak mengerti.

"Apaan sih? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Req..." ucap Valeria.

"Oy...?" Jawab Valeria menebak.
"Apa Req?" Tanya Valeria lagi.
"Oy... Oy?" Tanya Valeria kembali.
Reqza menggelengkan kepalanya.

"Apa sih Req? Bicara saja! Ya ampun jangan begini!" Valeria menjadi kesal sendiri.

"Jangan pakai bahasa isyarat Reqza!!" Teriak Valeria gemas.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang