REQZA

1.1K 46 1
                                    

1 bulan berlalu...
dua minggu yang lalu, Syaggi kembali ke rumahnya, tentu membuat hati Reqza sedih, pasalnya ia merasa hatinya tenang dan hidupnya teratur dengan adanya Syaggi. Ibunya harus kembali, dari pada Reggie terus datang ke rumah Req dan meminta Syaggi untuk kembali terus menerus selama 3x sehari.

Req tidak mau tahu urusan kedua orang tuanya walaupun permasalahannya itu karena dirinya, bahkan Reggie datang saja Req mengacuhkannya, seolah Reggie bukan siapa-siapa. Req tak menyapa atau berbincang dengan ayahnya. Biarkan saja karena menurut Req sendiri, Anak Reggie itu bukan dirinya tetapi Lexander.

Kini hidup Reqza kembali ceria dan berada di jalan yang benar.

Hari-harinya di isi dengan berkumpul dengan teman-temannya, ceria dan lebih positif tentunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-harinya di isi dengan berkumpul dengan teman-temannya, ceria dan lebih positif tentunya.

Req memiliki usaha restoran, menyediakan banyak makanan yang lezat tentunya, hari-harinya di sibukan berada disana. Restorannya sangat maju. Dan satu hal yang tak ia ingat lagi adalah, sosok wanita.. siapapun mau Havva ataupun Valeria ia sudah lupakan itu. Kini ia lebih serius ingin membuka beberapa cabang restorannya.

Sesekali ia mendengar kabar tentang Havva, namun ia tidak peduli. Bahkan tersiar kabar bahwa Havva akan menikah, ia tidak juga peduli, baginya wanita hanya membuatnya sakit saja. barulah ia mengerti bahwa sebenarnya wanita itu seharusnya ia dapatkan di bagian akhir setelah ia dapatkan kepuasan untuk dirinya sendiri.

Valeria, ia tidak mendengar kabar dari wanita itu, walaupun sersirat rasa bersalah Req pada mantan istrinya itu. Namun apa daya ia tak bisa lakukan apapun, Valeria yang meninggalkannya.

Menjadi pria tampan berstatus duda yang sukses di bidang usahanya Req kini memilih-milih wanita, ia banyak belajar dari teman-temannya, bahwa wanita yang baik akan berada selalu disisinya, walaupun pada dasarnya semua wanita baik termasuk Valeria yang menemaninya dari seorang Reqza yang hanya sebatas pemain band saja.

Req lebih mengontrol dirinya, walau seringnya ia tidak kontrol jika melihat wanita-wanita cantik, termasuk hari ini.. Dimana kini ia sedang memandangi seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam restorannya.

"Wah, pelanggan baru... wohoo, aku harus layani dia dengan baik.." bisik hatinya yang meronta-ronta.

Req bersiap karyawannya yang hendak memberi daftar menu ia hadang.
"Biar aku saja," ucapnya dengan nada serius dan terlihat Reqza yang berbeda.

"Tapi tuan Req, ini pekerjaan saya.." ucap karyawan tersebut.

"Biar aku saja, ini layanan spesial.." ucapnya sambil menaikan alis matanya. Karyawannya hanya mengangguk pasrah. Terahir kali Req melayani pelanggan wanita ia mendapatkan cap lima jari di pipinya karena perilakunya sendiri, dan semua karyawan kini mulai tegang kembali.

Reqza berjalan, ia membawakan sebuah buku menu dan bersiap menuju tamunya. Ia baru melihat wanita cantik ini kemari.
"Layanan spesial, silahkan.." ucap Req dengan ramah. Senyumnya mengembang, dan wanita itu tak menghiraukan sambutan dari pemilik restoran tersebut.

"Apa menu spesial disini?" Tanya wanita cantik dengan wangi parfume yang menyengat feminin.

"Aku," jawab Reqza menggoda. Wanita itu melirik ke arah pria yang ia kira pelayan itu.

"Aku tanyakan menu, bukan pelayan spesial.." jawab wanita tersebut dengan lirikan mata yang acuh.

"Yang spesial tentunya menu yang di bawakan olehku, itu akan menjadi sangat spesial" jawab Reqza.

Tamu wanita itu menarik napasnya dalam.
Ia membuka lembar demi lembar foto dan nama makanan yang tertera di buku menu.
"Bisakah aku mendapat pelayanan dari karyawan yang otaknya lebih cerdas sedikit?" Tanya wanita tersebut. Reqza tersinggung setetes.

"Maksudmu? Apakah kau kira aku tidak cerdas?!" Tanya Reqza dengan sedikit menahan emosi.

"Ku kira seperti itu," wanita tersebut mengacungkan tangannya dan melambaikan tangan agar pelayan lain datang.
"Ih, menyebalkan sekali.." ucapnya yang terdengar oleh Reqza.

"Ya nyonya, silahkan.. bisa kami bantu?" Ucap pelayan yang segera datang. Pelayan tersebut meliri tuannya, kemudian menunduk kembali.

"Hey, sudah Kubilang.. aku yang melayaninya.." ucap Reqza kesal.

"Tapi-," jawab karyawannya.

"Sudahlah, kalian karyawan jangan bertengkar.. nanti aku berikan uang Tip untuk kalian, tenang saja." Jawab wanita tersebut.

"Maaf Nona, aku bukan karyawan.." ucap Reqza. Wanita tersebut melirik ke arah Reqza. Kemudian tersenyum sedikit meremehkan.

"Baguslah, jika ada karyawan sepertimu restoran ini bangkrut.." ucap wanita tersebut. Reqza terkejut,

"Enak sekali dia berkata.. sombong amat!" Batin Req menggerutu.

"Menu spesial adalah ini nyonya.." ucap pelayan Reqza.

Reqza mendelik.
"Aku memang bukan karyawan, tapi memilik restoran ini, maka dari itu kau harusnya bersyukur mendapat pelayanan dari orang tampan sepertiku!" Protes Reqza.

"Hah?!!!"
"Apa kau bilang? Kau pemilik restoran ini? Lalu apa spesialnya? Dilayani olehmu tidak akan merubah citarasa makanan bukan?" Tanya wanita tersebut yang sudah memilih makanannya.

Karyawan Reqza sudah mencatat dan menyiapkannya segera. Di meja nomor 27 itu terjadilah tatapan sengit antara wanita yang mana tamu baru dan Reqza pemilik restoran tersebut.

"Ya, memang begitu.. tapi kau tidak boleh menyebalkan begitu.. aku gemas jadinya!" Ucap Reqza. Wanita tersebut membuang pandangannya.

"Aku sudah memesan makanan, baiknya kau pergi saja dari hadapanku, kau tahu aku takut kehilangan selera makanku!"

Reqza semakin tersinggung.
"Menyebalkan sekali..!" Reqza pergi kemudian. Ia duduk di tempat lagi seraya mengamati wanita tersebut, tak lupa ia ber kamuflase membawa laptop untuk pura-pura bekerja.

Sesekali ia melirik wanita tersebut, dia cantik.. hanya saja menyebalkan, setelah 1jam Reqza mengamati pergerakan wanita tersebut tiba-tiba datanglah seseorang yang datang menghampiri wanita yang sedang ia perhatikan. Wanita yang dengan ceria berlari dan kemudian memeluk wanita tersebut.

"Lu-Luwisya?!!" Batin Reqza terkejut.

REQZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang