10. Trial #2

6.6K 741 58
                                    

Hari ini aku terpaksa tidak ikut makan malam bersama dengan Sissy dan Allen, karena tadi sekitar pukul lima sore, Rendra menghubungiku untuk pulang sebelum jam tujuh. Laki-laki itu menyuruhku untuk ikut makan malam bersamanya.

Memang dari kemarin aku tidak ikut makan malam karena masih berada di studio, tepatnya, aku memang menghindari makan malam bersama dengan keluarga Rendra. Aku lebih nyaman makan malam dengan Sissy dan Allen daripada dengan keluarga Rendra. Rasanya aneh saja gitu.

Sampai hari ini, aku masih tidak percaya dengan apa yang menimpa hidupku. Aku masih tidak percaya kalau aku menjadi istri kedua.

Rasanya ini bukan seperti diriku.

"Perempuan itu siapa, Nad?"

Karena hari ini Gio--Vespa Varian S 125--sedang di cek kesehatannya, jadi aku meminta Sissy untuk mengantarkan aku pulang. Ketika kami sampai di depan rumah Rendra, pertanyaan yang terlontar dari mulut Sissy membuatku menghela nafas. Aku memang belum bilang kalau Rendra itu sudah punya istri sebelum aku.

"Lo nggak akan percaya."

"Kenapa?"

"Perempuan itu istri pertama Rendra."

Sissy menatapku tidak percaya, "Rendra duda?"

"Yee, kalau Rendra emang beneran duda mah gue seneng. Tapi sayangnya, pria itu nggak duda."

Alis Sissy bertaut, "Tolong jangan bilang kalau lo jadi istri keduanya Rendra, Nad."

Aku menghela nafas, "Sebenarnya gue nggak mau mengakui ini, tapi daripada gue terus-terusan menyembunyikan ini dari lo, dan bikin gue nggak tenang. Yaudah, mending gue jujur aja dari sekarang. Iya, gue istri kedua Rendra."

"WHAT THE HELL? LO BERCANDA, 'KAN?"

Aku melepas sabuk pengaman sebelum teriakan Sissy merusak gendang telingaku. Sissy masih tidak percaya, matanya membelalak menatap kearahku. Sudah pasti Sissy akan terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Siapa sih yang tidak akan terkejut ketika teman 'seperjuangan'nya dinikahi oleh laki-laki yang sudah mempunyai istri?

"Nggak ada yang lagi bercanda di sini, Sis."

"Jadi, lo?"

"Iya, tepat sekali."

"Anjir! Jadi itu istri pertama Rendra?!"

"He'em, bener banget."

"Gila cantik banget, mana hot lagi! Kok bisa sih Rendra mau sama lo? Jadi turun derajat anjir!"

"Nggakpapa, hujat gue sesuka lo. Gue sadar diri kok."

Ketika aku hendak membuka pintu mobil Sissy, perempuan itu menggenggam lenganku. Aku menoleh.

"Apa lagi?"

Tiba-tiba Sissy menatapku dengan serius, "Jangan sekali-kali lo cemari istri pertama Rendra, Nad."

Aku menghela nafas, melepas genggaman tangan Sissy. Sebelum dia menasehati, aku sudah paham. Aku tidak akan mungkin mengotori Mbak Alya. Wanita setabah Mbak Alya itu tidak pantas untuk dicemari.

"Nggak akan. Lo tahu 'kan kalau gue nggak suka 'anggur'?"

Sissy terkekeh dan mengangguk. Dia sangat tahu kalau aku tidak suka perempuan yang terlalu matang. Hmm, tapi kalau modelannya seperti Mbak Alya, mungkin-- Enggak, enggak, enggak boleh!

Setelah aku keluar dari mobil, Sissy membuka kaca mobilnya, dia pamit pulang. Setelah melihat aku mengangguk, perempuan itu melajukan Yaris-nya pergi menjauh. Ketika benda besi beroda empat itu tidak terlihat lagi, aku masuk ke dalam rumah.

SoulemetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang