-N-
Aku paling benci kalau sudah berurusan dengan sakit kepala. Sakit kepala itu adalah big enemy bagiku. Kalau sakit kepala sudah menyerang seketika akan menghambat pergerakan dan juga aktifitasku. Aku tidak bisa kemana-mana, tidak bisa melakukan apapun, pokoknya aku tidak akan pernah suka sakit kepala.
Namun, dua hari kemarin, untuk pertama kalinya aku sangat senang karena sakit kepala yang menyerangku dapat membuat Lora selalu ada untukku. Ya, meskipun aku tahu perempuan itu terlambat datang untuk menjengukku, tapi tidak masalah, yang penting selama dua hari kemarin Lora ada untuk merawatku.
Kupikir Lora tidak mau merawatku, kupikir dia akan tetap acuh, tetapi ternyata aku salah. Mungkin kemarin itu Lora sedang mencoba untuk membalas budi karena sewaktu dia sakit, ada aku yang merawatnya. Sepertinya aku harus mengucapkan terima kasih kepada Lora.
Hari ini aku sengaja tidak datang ke studio karena masih dalam masa pemulihan. Padahal sebenarnya aku hanya ingin menghabiskan waktuku di rumah bersama dengan Lora. Bagiku ini adalah permulaan yang bagus, aku terlalu yakin kalau aku dan perempuan itu bisa menjadi teman yang serasi.
Salah satu keuntungan menjadi seorang owner tuh ya gini, aku bisa sewaktu-waktu tidak masuk kerja tanpa ada yang bisa memotong gajiku, tanpa ada yang akan memarahiku ataupun memberikan surat peringatan.
Untung saja partner kerjaku adalah teman-teman yang bisa diajak bekerjasama, mereka tidak akan pernah melarangku untuk tidak datang ke studio. Akupun juga memberikan kebebasan untuk mereka jika tidak ingin berangkat kerja, tapi tetap dengan catatan harus ijin terlebih dahulu.
Ohya, for your information, sekarang aku sudah memiliki dua karyawan baru loh. Mereka bernama Jagad dan Savannah, masing-masing dari mereka berusia dua puluh empat tahun dan dua puluh lima tahun.
Aku memang sengaja meminta Allen untuk fokus pada pelamar yang berusia diatas dua puluh dua tahun, karena aku tidak ingin yang terlalu muda ataupun yang terlalu tua. Aku juga menginginkan karyawan yang satu frekuensi dengan aku, Allen, dan Sissy. Aku tidak ingin yang sok-sokan nyeni, tidak ingin yang terlalu banyak filosofi, tidak ingin yang alay, harus berkompeten, harus penyuka seni--terlebih seni mentato, yang familiar dengan alat-alat untuk mentato, dan yang pasti sudah berpengalaman. Kebetulan dua personil baruku itu berkompeten semua.
Sebelum ada tambahan karyawan, terkhusus untuk Allen aku memberikan libur di hari minggu, sedangkan Sissy, aku berikan libur di hari sabtu. Kalau aku lebih memilih hari senin. Tapi setelah ada karyawan baru, kami bertiga--selaku petinggi Skin Art Tattoo--bebas mau mengambil day off di hari apa saja, yang penting satu minggu sekali.
Pagi ini aku berencana untuk mengucapkan terimakasih pada Lora, tapi ternyata aku bangun pukul sebelas, dan perempuan itu sudah berangkat ke kampus. So sad. Lain kali aku akan bangun lebih pagi lagi supaya bisa menemui Lora di pagi hari--kalau bisa, sih.
Karena tidak ada kegiatan yang ingin kulakukan, aku memilih untuk berenang. Selama tinggal di rumah Rendra, aku belum pernah menjajal kolam renangnya. Mungkin, ini saatnya aku mencoba.
$$
Ternyata berenang bukan pilihan yang tepat. Jadi untuk menikmati waktu siangku, aku membuat jus jambu biji dan kunikmati di pinggir kolam renang, sambil kakiku bermain di dalam air.
"Kok kamu berenang sih? Memangnya sudah sembuh?"
Akhirnya perempuan yang aku tunggu pulang juga. Aku menoleh ke arah sumber suara. Suara perempuan itu yang sedari pagi ingin kudengarkan. Lora berjalan ke arah ayunan, duduk di sana, kakinya bergerak mendorong ayunan agar berayun. Dia menatapku. Kurasa aku merindukan tatapan itu. Tatapan tanpa benci, dengki, dan permusuhan. Tapi, tetap, aku lebih suka tatapan tajamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulemetry
RomanceNadine tidak pernah berpikir kalau akan menjadi istri kedua. Menikah dengan laki-laki saja tidak pernah terpikirkan olehnya, apalagi memikirkan tentang menjadi istri kedua. Nadine tidak pernah bersungguh-sungguh mencintai suaminya, karena dia menik...