15

2.9K 389 19
                                    

"I didn't know the weight of farewells,
I was selfish ignored your tears."
- Killing me

Gadis itu ragu. Bagaimana pun juga, sebenarnya ia takut juga pulang sendirian di malam suntuk seperti ini. Ia juga merutuki dirinya kenapa malah mengijinkan jennie pulang bersama hanbin.

Namun namja di depannya tetap menunggu jawabannya dengan setia. Sangat berbeda dengan dirinya yang dulu pernah mengingkari janjinya hingga membuat rose sakit hati.

"Gimana rose? Ini udah malem juga loh."

"Gapapa, gue uber aja."

"Rose, ini malem suntuk. Emang masih ada uber?"

"Gue udah pernah bilang kan, urusin diri lo sendiri dan gue urus diri gue sendiri."

"Please, kalo lo ga sampe rumah dengan selamat, gue bakal nyesel seumur hidup."

Rose hanya diam. Ia juga ingin pulang bersama dengan seseorang karena takut. Tapi kenapa harus orang ini lagi?

"Udah, pulang sama gue ya." June langsung merangkul rose dengan tangannya dan berjalan beriringan. Namun rose menepis tangannya dan agak berjalan duluan.

Tidak apa apa bagi june, yang penting rose bersamanya.

Setelah masuk ke mobil, rose terus menerus memalingkan wajahnya menghadap jendela. Begitupun dengan june yang terus menerus fokus terhadap setirnya.

"Jadi, lo maafin gue kan?"

"Menurut lo maaf tu semudah itu diucapin dengan kata kata?" Rose membalasnya ketus dan tetap memandang jendela.

June kali ini yang terdiam. Ia tidak tau apa yang dirasakan rose. Tapi ia yakin mengatakan maaf itu dari dalam hatinya.

"Tapi gue serius minta maaf, ros."

"Ya gue juga serius, jun."

"Apa lo pernah tau rasanya jadi gue? Disaat lo bener bener sayang sama orang, lo udah kasih semua buat dia, ternyata orang itu nganggep lo bukan apa apa. Itu sakit, jun." Lanjut rose sambil menahan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Kalo lo bilang lo ancur gara gara gaada gue, gimana gue jun? Gue lebih ancur berkali kali lipat daripada lo. Gue selalu pake topeng yang sama setiap ketemu sama lo."

"Tiap hari setelah hari itu gue selalu nangis ke jisoo. Terus lisa yang bakal buat gue ceria lagi. Gue bahkan gabisa fokus ujian gara gara lo."

Rose tidak bisa menahan air matanya lagi. Mendengar semua perkataan rose dan isakannya membuat hati june nyeri. Ia ingin memperbaiki semuanya tapi tidak tau harus darimana.

"Kasih gue kesempatan, ros."

"Kesempatan apa? Kesempatan buat nyakitin gue lagi?"

Dada june rasanya sesak karena jawaban rose. Ia tidak menyangka kalimat itu bisa semengerikan itu baginya. "Gue bakal perbaikin semuanya."

"Percuma jun. Gelas pecah udah gabisa di buat minum lagi."

June memakirkan mobilnya. Saat ini dia menghadap rose dan memutar badan rose agar menatapnya. Semua make up mahal lisa sudah luntur karena air mata rose.

Kill This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang