17

2.8K 339 25
                                    

"Kept on striving for the better.
Until I’m able to stand by your side."
- Long time no see

Bel pulang berdering. Seluruh siswa langsung berlarian keluar dari kelas. Namun tidak dengan blackpink. Mereka harus menatih salah satu dari mereka karena wajah pucatnya.

"Ke rs aja ya?" Ajak jennie dengan nada khawatir.

"Andwe."

Rose sangat terlihat pucat saat ini. Jisoo dan lisa menatihnya keluar dan jennie membawakan tas rose. Tiba tiba saja tadi saat pelajaran, rose lemas dan wajahnya memucat. Bahkan dahinya pun panas ketika di sentuh lisa.

"Jisoo-ya! Wae?" Tanya seseorang dari belakang. Mereka langsung menoleh ke arah suara.

"Bobbyy,"

"Rose kenapa?" Tanya hanbin yang ada di sebelahnya.

Rose hanya menggeleng dengan lemah. Ia bahkan tidak menoleh ke arah hanbin karena pasti orang itu ada disana. June ada disana.

"Sini, sini." June langsung mengambil alih tangan rose dari lisa.

"Lepas."

Rose langsung melepaskan tangannya dari june. Semua yang berada di situ mendadak tegang karena situasi yang terjadi. Sedetik kemudian mereka semua serentak berteriak karena rose tiba tiba terjatuh.

🌊🌊🌊

"Lo udah telfon ortu rose belom?"

"Udah, jun. Tapi ortu mereka lagi di aussie sekarang." Balas jisoo sambil terus memegangi hpnya.

Sekarang mereka semua berada di kamar rawat rose. Dokter belum menyampaikan hasil dari pemeriksaan rose tadi. Yang jelas, sekarang tusukan jarum infus dan selang oksigen berada di tubuhnya.

"Lagian lo tu ngapain rose lagi sih?! Gak puas nyakitin dia?!" Jennie mulai tersulut emosi. Ia benar benar marah pada june kali ini. Siapa yang tidak marah jika sahabatnya drop seperti ini karena seorang 'mantan'?

"Gue cuma mau perbaikin semuanya. Apa salahnya sih?"

"Perbaikin apanya?! Kalo lo balikan sama rose terus lo yang pecundang kaya dulu itu langsung termaafkan gitu?! Lo pikir gampang buat rose ngelupain lo?!"

Sebenarnya jennie tidak ingin begitu ikut campur masalah mereka. Namun karena cerita rose saat itu dan cerita cerita dari jisoo lisa yang lainnya membuat jennie semakin geram melihat june.

Ia terkadang menyesal kenapa ia harus ke new zealand saat rose terpuruk seperti itu. Jika ia tidak pindah, mungkin setelah kejadian itu jennie langsung membuldoser rumah june.

"Gue gamau dia ngelupain gue, gue masih butuh dia, jen."

"Lo tu emang gatau diri ya? Setelah lo nyakitin orang, terus lo mau orang itu kesiksa sama sakit yang lo buat?! Gila lo jun!"

"Gue gabisa apa apa tanpa rose. Gue sadar gue salah. Plis lah kasi gue waktu buat perbaikin hubungan gue sama rose."

"Iya! Lo gabisa apa apa karena semua yang lo butuhin ada di rose kan? Dari catetan, pr, bocoran ulangan, makanan yang dibawain rose sampe dia sendiri ga sarapan, minum, semuanya! Iya kan?!"

"Lo cinta orangnya ato pemberiannya sih jun?!" Lanjut jennie. Disana benar benar semakin tegang karena ributnya jennie dan june.

Kill This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang