33

2K 261 39
                                    

"How are you doing during this period of time? I won’t be going anywhere now. Don’t worry."
- Long time no see

"Loh? Kok pada di luar?"

June menegakkan kepalanya ketika suara yeoja yang amat dikenalnya terdengar. Setelah itu ia bersama jinhwan dan yunhyeong berdiri menyambut kedatangan 3 yeoja di depannya.

"Ah, itu, jennie lagi ngobrol sama hanbin di dalem." Jawab jinhwan.

Saat itu juga blackpink terkejut tak percaya. "Mwo??!! Jennie?!"

Jinhwan hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Lalu mereka ber enam memutuskan untuk masuk ke rumah hanbin. Disaat yang bersamaan jennie juga keluar dari kamar hanbin.

"Jisoo?"

"Jennie?"

Mereka terdiam sejenak di posisi masing masing. Saling memandang tanpa mengisyaratkan kata kata. Sedetik kemudian tangis jennie langsung tumpah lagi di pelukan jisoo.

"Jisoo-yaaa, mianhaeee..."

Jisoo tertegun sejenak. Perlahan tangannya membalas pelukan jennie. Tangis juga tumpah dari kedua matanya. "Gwenchana, jennie-ya." Jisoo mengelus elus punggung jennie.

Jennie menatap rose dan lisa yang masih mematung di depannya. "Chaeyoung-ah, lisa-ya, mianhaaee.."

Rose dan lisa langsung bergabung ke pelukan jisoo dan jennie. Serentak mereka berempat menangis dalam pelukan hangat itu. Jennie menyesal telah meninggalkan mereka semua.

"Jangan pergi lagi ya, jen." Ucap lisa yang kembali memeluk jennie. Siapapun yang melihat kejadian ini akan tersendu sendu. Akhirnya persahabatan mereka terselamatkan kembali.

Hold on. Jangan lupakan jinhwan june dan yunhyeong yang masih berdiri di ambang pintu. Jinhwan bahkan sudah meremas pinggiran baju june sambil menahan tangisnya melihat blackpink.

Yunhyeong? Ia sudah berada di pundak june sambil menangis. June sebenarnya terlarut dalam keharuan bp, namun perilaku kedua temannya membuat ia menyesal telah membawa 2 manusia ini kesini.

Akhirnya june menanyakan soal hanbin kepada jennie. "Hanbin gimana?"

Jennie berusaha menghapus air mata yang ada di pipinya. Berusaha menetralkan emosinya yang kalut ini. "Em.. ada p3k ga?"

"Hm? Buat?"

Jennie menghela nafasnya sejenak. Ia lalu duduk di sofa ruang tamu hanbin bersama teman temannya. Jennie mulai menceritakan kondisi hanbin yang baru saja ia temui tadi. Tak lupa ia juga membawa obat obat terlarang yang berada di kamar hanbin.

Tentu saja ini membuat siapapun yang mendengarnya tercengang. Pantas saja jennie keluar dari kamar hanbin sambil membawa tas kertas dengan isi beling di dalamnya.

Kamar hanbin pun sebenarnya belum sepenuhnya bersih. Masih ada pecahan pecahan kecil yang ada di lantai dan bisa membahayakan siapapun yang masuk ke kamarnya.

Setelah hampir 1 jam mengobrol, jennie memutuskan untuk kembali ke kamar hanbin sambil membawa sapu dan pel. Sebenarnya jennie juga ingin memasakkan sesuatu untuk hanbin, namun jisoo yunhyeong dan rose menahannya dan mereka bertiga yang akan memasak.

June dan jinhwan pergi ke apotek untuk membeli beberapa obat. Lisa? Ia lebih baik menunggu di ruang tamu sambil mengabari member ikon yang lain. Karena, jika seorang lalisa memasak, porak poranda sudah dapur hanbin.

🌊🌊🌊

Setelah berkecimpung dengan sapu dan pel, jennie duduk di kasur hanbin sambil memperhatikan kakinya yang terkena beling tadi. Hari ini sudah lumayan malam dan hanbin belum bangun juga.

Selama hanbin tidur, jennie juga mengobati luka luka yang ada di badan hanbin. Dan ia malah lupa bahwa beling kecil masih menancap di telapaknya.

"Aaa.." rintih jennie sambil berusaha mengeluarkan beling tersebut. Setelah berhasil ia langsung membersihkannya dengan alkohol. Jennie berusaha menahan rasa sakit dan tangisnya.

"Jennie? Jennie-ya?"

Jennie menoleh ke arah hanbin yang berusaha untuk duduk. Ia langsung membantu hanbin duduk dan melupakan kakinya yang masih mengucur darah. Lagi lagi ia kerintih kesakitan.

"Wae?" Tanya hanbin sambil kebingungan. Entah kenapa ia bingung kenapa ada jennie disini dan ada apa dengan rintihan kesakitannya.

"Aigoo, ini.. aaa..." jennie menempelkan kapas alkohol tadi dan menahan perihnya. Hanbin yang baru sadar akan apa yang terjadi langsung menarik kaki jennie.

"Loh? Kok bisa?"

Jennie berpikir sebentar. Apa hanbin lupa akan semua yang terjadi padanya?

"Kamu lupa?"

Dahi hanbin mengerut. Sedetik kemudian raut wajahnya langsung berubah seakan tak percaya dengan apa yang di depannya. Ia ingat apa yang terjadi pada dirinya dan jennie. Lalu ia menyiksa diri dan ingatannya hanya sampai disitu.

"Loh? Jennie? Ini beneran jennie?"

"Ya iyalaah, siapa lagi." Jennie kembali mengurus lukanya. Sementara hanbin masih syok dan kebingungan.

Akhirnya jennie menceritakan sedikit ketika ia menemukan hanbin dalam keadaan mengenaskan. Hanbin hanya terdiam sambil berpikir. Segila itukan dirinya sampai hampir menghabisi nyawanya?

"Ah, mianhae mian," hanbin merebut kapas alkohol jennie dan membersihkan sekaligus memerban luka jennie. Jennie hanya diam karena ia sudah sangat lelah membersihkan kamar hanbin sedari tadi.

Jennie tersenyum melihat raut khawatir hanbin. "Aku yang harusnya minta maaf." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Buat apa?"

"Buat, semuanya."

Hanbin menghentikan aktifitasnya dan menatap jennie yang mulai mengeluarkan airmata. Ia menangkup wajah jennie sambil menghapus airmata jennie.

"Mianhae, hanbin-ah.."

Tangis jennie mulai tumpah lagi. Dengan sigap hanbin langsung menarik jennie ke pelukannya. Ia juga hampir saja menangis karena hal ini.

"Aku yang salah jen, seharusnya aku ga segampang itu mainin harga diri cewek. Mulai sekarang dan seterusnya, tolong, percaya lagi sama aku, mianhae."

Jennie mendorong hanbin perlahan untuk melihat wajahnya. Hanbin yang menangkup wajah jennie mendekatkan wajah keduanya. Dahi mereka bahkan telah bersatu dan saling terlarut dalam airmata masing masing.

Hanbin mulai mendekatkan wajahnya lagi. Jennie sedari tadi hanya menutup mata sambil menangis. Wajah mereka sangat dekat dan hanbin sedikit lagi mendapatkan ciuman pertamanya.

"HANBEEENNN!!!"



















Ahahaha hayo ada apa nih? Wkwkwkwkwk

Maaf kalo makin kesini makin ngebosenin:((
kutaktauharusbagaimanalagiyorobun

Dontforgettovote!!!💛

Kill This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang