MLH - 15

7.6K 211 6
                                    

Vote, kritik dan sarannya.
Cek typo ;)
Hampura feel-nya kurang dapet :v

*****

Sepulang dari pesta pernikahan Rio dan Kayla. Raka dan Nia langsung berbenah dan membersihkan badan bersiap untuk tidur. Keduanya pulang cukup larut.
Nia duduk menunggu Raka selesai mandi sambil melihat-lihat foto yang mereka ambil di acara pernikahan tadi. Nia terpaku pada foto yang terdapat Airin disana, gadis itu datang karena notabenenya yang menjadi kekasih Denis. Mungkin.

Di pesta tadi, Airin bahkan tidak menyahut atau menoleh saat Nia dan Kayla sapa. Airin mendadak tuli dan buta saat berada di dekat Nia dan Kayla. Entah apa yang membuatnya masih kesal, padahal apa yang Airin inginkan sudah didapatnya, yaitu Denis.

Tanpa Nia sadari air matanya mengalir begitu saja mengingat persahabatan mereka yang sudah cukup lama tiba-tiba seakan kandas hanya karena prihal pria.
Nia rindu kumpul bertiga seperti dulu, tertawa bersama, bermain bersama, Nia rindu persahabatannya.

Nia menghapus air matanya dan menaruh ponselnya di atas nakas, Nia tidak mau berlarut-larut bersedih, toh yang Nia sedihkan juga belum tentu memikirkannya.
Banyak yang harus Nia lakukan selain merenungi persahabatannya.

Nia bangkit dari duduknya menuju lemari untuk mempersiapkan pakaian kantor Raka besok. Tepat saat Nia membuka lemari Raka sudah keluar dari kamar mandi.

"Cepet mandi, keburu malem banget, gak baik." ujar Raka. Nia mengangguk lalu mengambil handuknya dan mandi.

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya, Nia tidak mendapati Raka.
Nia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar mencari Raka.

"Ia, dasi saya yang biru garis putih itu dimana, ya?" tanya Raka yang baru saja datang.

"Lemari lah, dimana lagi," ujar Nia.

"Udah saya cek, gak ada." adunya.

"Masa sih?" Nia membuka lemari pakaiannya dan mencari dasi yang Raka maksud.

"Iya sih gak ada. Mau di pake?"

"Iyalah mau dipake, kalo enggak ngapain di cari." dumel Raka, Nia mendelik.

"Di sini gak ada, paling di keranjang cucian. Udah pake yang lain aja." ujar Nia.

"Yang mana? Yang serasi sama baju yang mau saya pake besok cuman dasi itu,"

Nia mengernyit, tidak biasanya Raka memperdulikan pakaiannya. Apapun yang Nia siapkan akan dia pakai. Tapi kali ini apa?
Pantas saja saat selesai mandi Nia sudah mendapati pakaian Raka di gantung di tempat baju yang akan di pakai.

Nia melirik pakaian yang sudah Raka siapkan, jas biru tua dengan celana senada dan kemeja biru muda. Nia kembali membuka lemari mencari dasi yang cocok selain dasi yang Raka cari.

"Nih, pake warna ini juga nyambung, kok." ujar Nia sambil memberikannya pada Raka.

"Oke,"

Setelah selesai urusan baju, Raka duduk di depan laptop kesayanganya seperti biasa. Sedangkan Nia sudah naik ke atas kasur.

"Lagian udah kaya mau kemana-mana aja bajunya harus nyambung-nyambung sama dasi. Biasanya juga pake apa aja." cetus Nia.

"Emang mau kemana-mana. Kamu lupa?" jawab Raka.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang