MLH - 20

6.7K 182 6
                                    

Cek mulmed☝️
Vote, kritik dan sarannya.
Cek typo ;)
Hampura untuk feel :v

*****

Setelah 1 hari dua malam dirawat, Reza sudah diperbolehkan pulang. Nia ikut membantu sang mama membereskan perlengkapan Reza selama dirumah sakit.

"Kamu langsung ke sekolah aja," ucap Nita, mengingat sekarang Nia pensi di sekolahnya.

"Nanti mama ke sekolah agak siangan," ucap Nita lagi.

"Mama gak ke sekolah juga gapapa kok, ma. Jagain aja papa, jangan tinggalin dia. Soal yang hadir ke pensi kak Raka bisa kok," ucap Nia, Nia tidak mau membuat mamanya repot.

Meskipun sedih orang tuanya tidak datang di acara pelulusannya, Nia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Keadaan sedang tidak mendukungnya.

"Ia, inikan gak cuman pensi, tapi juga wisuda SMA kamu, mana mungkin–––"

Nia langsung memegang tangan Nita, "gapapa, ma."

Satu sisi, Nita sangat ingin menghadiri pelulusan Nia, di sisi lain Nita juga tidak bisa meninggalkan Reza yang kondisinya belum benar-benar membaik.

"Gapapa?" tanya Nita, Nia mengangguk sambil tersenyum. Nia tidak mau egois, ada Reza yang lebih membutuhkan Nita.

Setelah selesai, Nia bergegas pergi ke sekolah. Begitupun Nita dan Reza, mereka juga segera pulang.

Sampai disekolah Nia segera menghampiri tukang rias dan berganti baju dengan kebaya seragam SMA. Nia memandangi tubuh kecilnya di cermin, ternyata badan kecil gue ini bisa muasin hasrat cowok, ya, hahahah, batin Nia.
Astaga otak Nia, parah ya wkwk.

"Ia, ayok. Kelas kita udah mau tampil." teriak seorang gadis di pintu ruang rias. Nia menoleh dan mengangguk sambil mengangkat kedua jempolnya.

Kelas Nia mendapat bagian mengisi pertengahan acara. Nia dan teman-temannya akan menampilkan paduan suara, dengan lagu perpisahan yang dia bawakan.
Saat naik panggung Nia mengedarkan pandangannya mencari Raka, mereka terakhir bertemu tadi pagi saat dirumah sakit.
Namun, pandangan Nia tak kunjung mendapatkan objek yang dia cari.
Gadis itu sedikit merengut sedih, beberapa detik kemudian, Nia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya. Mengingat hari ini adalah hari spesialnya sebagai siswa.

Sekitar sepuluh menit, Nia baru bisa turun bersama teman-temannya. Tampilan mereka bagus dan harus diacungi jempol. Sangat kompak.

Nia memilih turun paling akhir, mata Nia tak henti-hentinya mencari Raka di kursi orang tua yang menonton, namun tetap saja nihil.

Setelah Nia benar-benar turun dari tangga, gadis itu dikejutkan dengan sosok yang ia cari-cari sedari tadi.

"Penampilan yang bagus, maaf terlambat," ucapnya dengan senyum lebar. Dia Raka. Lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Nia.

Senyum Nia terbit, gadis itu nampak kaget sekaligus senang. Nia menerima uluran tangan Raka.

"Suam, aku pikir gak jadi dat–––"

"Tidak ada yang lebih penting selain kebahagiaan istri kecil saya ini." potong Raka, tangan jahilnya mencolek hidung mancung Nia tanpa izin.

Raka menuntun Nia ke kursi dimana para orang tua yang datang duduk, disana Nia kembali dikagetkan saat melihat Reza dan Nita ada disana.

"PAPA, MAMA?" pekik Nia. Reza langsung berdiri dan memeluk Nia. Bergantian dengan Nita.

"Aku pikir kalian gak akan dateng," ucap Nia, nada bicaranya bergetar menahan haru.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang