MLH - 21

6.7K 204 14
                                    

Cek mulmed
Vote, kritik dan sarannya
Cek typo ;)
Hampura untuk feel :v

*****

Malamnya, seperti biasa, kegiatan sebelum tidur mereka adalah sibuk dengan kegiatan masing-masing, Raka dengan laptop dimeja kerja dan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Sedangkan Nia, dengan kesibukannya mempersiapkan pakaian Raka untuk pergi ke kantor besok.

Uwoeekk... uwoeek...

Nia kembali mual-mual, wanita itu langsung berlari ke kamar mandi.

"Ia?" panggil Raka.

Uwoek...

Raka meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Nia dikamar mandi, seperti yang dilakukannya di tempat makan tadi sore, Raka memijit tengkuk Nia pelan hingga wanita itu selesai.

"Udah?"

Nia mengangguk.

"Saya sudah bilang kan, periksa. Padahal tadi gak perlu putar balik." ucap Raka khawatir.

"Suam kenapa, sih?"

Raka menatap Nia bertanya, intonasi suara Nia meninggi. Wanita itu kembali sensi dengan ucapan Raka, "Kenapa apa?" tanya Raka tak faham.

"Aku sakit gak minta diurusin sama suam kok, kalo emang gak suka gak usah nyamperin kalo aku lagi mual."

Nia berjalan melewati Raka begitu saja. Raka celingukan, tidak mengerti dimana letak kesalahannya.

Raka berjalan menyusul Nia, dapat Raka lihat Nia sudah membaringkan tubuhnya di kasur. Raka memilih untuk diam, takut jika ucapannya membuat Nia kesal dan terjadi pertengkaran nantinya.

Tanpa sepengetahuan Raka, Nia yang posisi berbaringnya membelakangi Raka, kini tengah menangis tanpa suara.
Nia juga bingung pada dirinya sendiri yang belakangan ini sering marah, menangis, kesal dan sebagainya tanpa sebab, seperti sekarang.

Paginya, Nia menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Saat sebelumnya Nia kembali mengalami mual-mual sekarang sudah sedikit membaik.

"Mulai besok bi Asih tinggal disini, dia kerja setiap hari sekarang." ujar Raka memulai percakapan setelah saling diam sedari tadi malam, kini keduanya tengah berada di meja makan, sarapan bersama.

"Kenapa? Gak suka masakan aku?" tanya Nia. Lihat, Nia sensian bukan?

Bibir Raka mengatup, keputusannya memperkerjakan bi Asih setiap hari dan memberi tahukannya pada Nia sepertinya salah lagi di mata istrinya itu. Niat Raka baik, agar Nia tidak kelelahan menguruskan rumah. Meski Nia hanya akan membersihkan ruang setiap dua hari sekali, tapi Raka tidak mau melihat Nia mengeluh kelelahan.

"Bukan begitu, ia. Saya---"

"Suam tau gak sih, penyebab jantung papa kumat kemarin itu karena tau kalo kita sering ribut dari bi Asih, sekarang suam mau memperkerjakan bi Asih setiap hari disini? Otomatis bi Asih laporan terus sama papa," ucap Nia dengan nada meninggi.

"Hah?" kaget Raka.

"Kenapa, kaget?"

Raka menarik senyum tipisnya, "emang kita mau terus-terusan ribut? Enggak kan? Saya rasa jika adanya bi Asih setiap hari disini akan jarang bertengkar karena takut papa tau, bukan?"

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang