MLH - 4

11.6K 287 4
                                    

Vote, kritik dan sarannya.
Cek typo, langsung komen kalo ada ya ;)

*****

"Nih, nih, nih!"

"Ih kak Raka, geli tau. Jauhin dari aku!!" rengek Nia, wajahnya sudah sangat ketakutan saat melihat apa yang Raka pegang.

"Abis siapa suruh tadi teriak kenceng banget, nih pegang nih!" ucap Raka.

"Ih kak Raka, jauhin!! Aku teriak kan refleks gara-gara nemu itu,"

"Nemu cacing doang kaya nemu tengkorak manusia aja."

Raka membuang cacing kecil yang pegang ke sembarang arah dan melanjutkan kegiatan memotong rumput dan tanaman hiasnya.

Penyebab Nia berteriak sampai naik ke saung karena gadis itu menemukan cacing saat dirinya tengah mencabuti rumput, alhasil saking takutnya Nia refleks berteriak dan naik ke saung.

"Lanjutin kerjanya!" ucap Raka, Nia mendengus.

"Tuker ya kak, takut ada cacing lagi." tawar Nia sambil menyengir.

"Udah cabutin rumput liar aja, kamu gak akan bisa potong dan rapihin tanaman hias saya."

"Pelit!" cerca Nia sambil menghentakkan kakinya.

"Bukannya pelit. Nanti kalo semisal tanaman hias saya jadi gak cantik lagi gara-gara kamu yang rapihinnya gimana?"

"Lagian kenapa kita harus bersihin taman sepagi ini sih, siangan atau agak sorean kan bisa,"

"Kerjain aja, gak usah banyak bicara!"

Nia mendelik lantas turun dari saung dan langsung kembali melakukan pekerjaannya.

Cukup lama mereka melakukannya, sampai baru selesai pada pukul sebelas siang.

"Capek juga ya," ucap Raka. Kini keduanya tengah duduk di teras rumah.

"Aku mandi dulu deh, keburu Dzuhur, belum masak juga." Nia bangkit dari duduknya dan beranjak pergi. Raka tersenyum kecil saat Nia sudah tidak ada disampingnya. Dia baik juga, meskipun umurnya masih kecil, tapi dia sadar kewajibannya sebagai istri, batin Raka.

Setelah itu Raka memutuskan masuk kedalam rumahnya, karena merasa gerah Raka juga mau mandi setelah itu makan siang.

"Kak,"

Raka menoleh saat mendapati Nia yang memanggilnya di dapur.

"Mau makan apa?" tanya Nia.

"Kaya yang bisa masak berbagai jenis makanan aja," cibir Raka, wajah Nia yang awalnya biasa-biasa saja kini berubah terlihat emosi.

"Sembarangan, bisa lah." solot Nia.

"Saya tau ceritanya soal kamu gak bisa masak, mama kamu bilang. Jadi, masak apa aja yang kamu bisa, makanan kesukaan saya terlalu ribet di masaknya." ucap Raka lantas berlalu pergi.

Nia menggeram sebal, Raka pikir Nia tidak mampu masak makanan enak. Buktinya, pagi tadi saja Raka lahap menyantap nasi goreng yang Nia buat.

"Kaya yang bisa masak aja, ch." gumam Nia lantas segera melakukan acara masak siangnya, setelah masak rencananya Nia akan mandi.

Ditengah Nia memasak, ponsel yang ada disaku celananya bergetar. Nia segera mengeceknya, dan ternyata mamanya menelfon.

"Halo ma?" sapa Nia lebih dulu.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang