Chapter 3

299 54 0
                                    

"Tak ada yang namanya kebetulan,
Semua telah jelas dalam settingan Allah,"

- Happy reading -

*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!

🌺🌺🌺

"Assalamualaikum," ucap Haidar memasuki rumahnya bersama Alya, sepupunya.

"Waalaikumsalam, eh Alya datang juga akhirnya," ucap Bunda Haidar yang langsung menghampiri Alya.

"Hehehe iya tan," ucap Alya sambil mencium tangan tantenya.

"Kamu apa kabar Al?" tanya Bunda Haidar.

"Baik tan, tante sendiri gimana? Masih kuat kan dong?" ucap Alya berbasa - basi.

"Hahaha kamu ini masih dong," balad Bunda Haidar dengan kekehan pelannya. "Mau kemana Haidar?" tanya Bunda melihat putra sulung berjalan berlalu setalah mencium tangan nya.

"Istirahat bun," jawab Haidar singkat dan berlalu menaiki tanggan. Sementara Bunda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putra sulungnya.

"Oh ya tan, tumben nih manggil aku ke rumah, kenapa tan?" tanya Alya membuat Bunda terdiam sejenak.

"Sebentar lagi Haidar akan wisuda dan mengingat usia Haidar yang sudah 26 tahun, Ayahnya sudah berniat menjodohkan Haidar dengan seorang wanita," terang Bunda yang membuat Alya sedikit tersentak.

"Beneran tan?" tanya Alya tak percaya.

"Iyaa, kalau bohongan tante gak akan suruh kamu ke sini Al, makanya tante mau minta tolong bantuin tante sama Sarah masak biar seru gitu kalau rame," ucap Bunda.

"Siaaap tante!" ucap Alya bersemangat.

***

Haidar masuk ke dalam kamarnya, ia berjalan gontai dan langsung menghempaskan tubuhnya diranjang.

Raut wajahnya selalu seperti biasa, diam, dingin, tak berekspresi. Jika mengingat tentang terakhir kali ia tersenyum, Haidar tak akan menjawab apalagi mengingatnya. Karena yang membuatnya tersenyum telah dikuburnya dalam - dalam.

"Akhhh!" sentak Haidar.

Pikirannya kacau, SKS numpuk, skripsian, ditambah wanita yang baru saja ia lihat itu. Bagaimana caranya mendapatkan wanita bercadar itu? Menjadi masalah baru yang harus dipikirkannya juga.

Haidar menoleh ke arah jam dinding kamarnya, sudah menunjukan pukul setengah dua. Sedangkan Deadline tugasnya sampai pukul tiga sore ini.

Dengan berat hati, ia beranjak dan duduk di kursi meja belajarnya. Ia mulai membuka laptopnya dan melihat ada beberapa file kosong yang harus ia isi dengan jawaban.

Yaudahlah kalau gak dikerjain juga gak akan selesai, Batin Haidar menggerutu.

Cukup lama pemuda itu untuk mengisi soal - soal yang terdapat dibeberapa file itu. Dan tak lama, indra pengendarangannya menangkap suara Adzan Ashar berkumandang. Setelah dirasa jawabannya benar, Haidar mengirim file itu lalu menutup laptopnya dan berjalan ke kamar mandi untuk berwudhu.

Habibi Singa Allah [1 Andara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang