Chapter 15

252 33 0
                                    

"Biarlah yang berlalu tetap berlalu, tanpa terusik bahkan terulang lagi,"

- Happy reading -

*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!

🌺🌺🌺

Dih kesambet? Tumben baik banget, Batin Alya keheranan.

***

"Assalamulaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Loh mas udah pulang?" tanya Rayya yang terkejut melihat kehadiran suaminya tengah berada di rumah.

"Iya Rayy, tadi habis pertemuan langsung pulang," jawab Haidar tanpa melihat ke arah istrinya, dan malah sibuk pada ponsel genggamnya.

"Mas, tadi ka Raffif ngajakin makan - makan," ucap Rayya lalu duduk disebelah suaminya.

"Makan - makan?" beo Haidar bingung.

"Iya, dia lulus sidang hari ini, katanya mau ngajakin makan - makan," terang Rayya.

"Bertiga aja?"

"Ya enggak dong bareng - barenglah,"

"Oke,"

"Yaudah aku ke kamar dulu ya mas,"

"Iya," jawab Haidar singkat dan hal itu membuat kening Rayya berkerut.

Astagfirullah jangan suudzon Rayya, suami kamu mungkin cuman capek aja, Batin Rayya mengucap.

Wanita itu pun berlalu meninggalkan suaminya yang masih terfokus pada benda layar sinar biru itu. Rayya segera menaiki tangga, menuju kamarnya dan segera merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu.

Hanya ada bunyi dentingan jarum jam dan suara napas yang dibuangkan kasar oleh Rayya. Bayangan masa lalunya kembali terlintas, masih terasa goresan luka yang menyayat hatinya, dirinya masih ingin kembali dan menjelajahi masa lalunya itu.

Tapi lagi - lagi semua terluluh lantahkan, ia harus sadar akan dirinya yang sekarang. Dan rasanya tak perlu lagi Rayya mengetahui penyebab hancurnya masa - masa itu. Biarlah yang berlalu tetap berlalu, tanpa terusik bahkan terulang lagi.

***

"Ini yang bayar Raffif doang? Lo kemaren lulus gak ada tuh makan - makan? Gak mau kongsian kalian?" ledek Akmal pada Haidar.

"Lah kan udah kemarin pas mantenan," sindir Haidar pada Akmal.

"Heh gak usah ngejek gitulah," balas Akmal yang membuat gelak tawa yang lain pecah.

"Ka Raffif kapan mau nikah?" tanya Alya basa - basi.

"Haha belum ada yang cocok Al," balas Raffif santai.

"Masa sih? Yang ngantri banyak kan?"

"Liat nanti deh Al, doain aja yang terbaik," balas Raffif dengan senyum lembutnya

"Biasnya yang minta di doain itu bentar lagi naik plaminan," bukan Alya melainkan Haidar.

"Ouh, kayak kode - kode kalau udah ada calonnya gitu ya? Asikk nih kondangan lagi," sorak Akmal kegirangan.

Habibi Singa Allah [1 Andara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang