- Happy reading -
*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!
🌺🌺🌺
"Assalamuala'ikum!" seru Haidar melenggang memasuki rumahnya.
"Waalaikumsalam kamu udah pul-" ucapan Rayya terhenti ketika ia melihat ada Zahra berada dalam gandengan Haidar.
"Mbak," sapa Zahra kikuk.
Rayya terdiam dan hanya bisa mengangguk untuk membalas sapaan Zahra, semntara pandangannya masih menyorot kearah suaminya yang nampak santai saja.
"Emm Rayya kita duduk dulu ya, mas mau berbicara sesuatu yang penting kepada kalian berdua."
Mau Rayya ataupun Haidar masih sama-sama membisu. Sementara Haidar kini telah duduk diantara kedua istrinya, dengan pembawaan yang santai.
"Rayya, usia kandungan kamu semakin membesar dan jujur mas takut kamu kenapa-kenapa, akhirnya mas putuskan untuk membawa Zahra kesini agar ia bantuin mas untuk jaga kamu dan si kecil ini," ucap Haidar sambil mengelus lembut perut besar Rayya.
"Kamu gak keberatan kan sayang?" tanya Haidar membuat Rayya kalut, pasalnya wanita itu tak tau harus menjawab apa.
Ya ampun mas, ini malah akan mempersulit segalanya Astagfirullah, Batin Rayya mengucap.
"Iya kok gakpapa aku juga jadi ada temen ngobrol di rumah," jawab Rayya berbohong.
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu, yaudah mas mau anterin Zahra ke kamarnya dulu ya setelahnya baru kita makan malam sama-sama," ucap Haidar yang sudah beranjak dan kembali menggandeng Zahra.
"Kuatkan hati ini ya Allah," gumam Rayya sembari mengelus dadanya.
***
"Mas, kamu yakin? Aku rasa yang ada nanti aku malah semakin merepotkan Mbak Rayya nantinya," ucap Zahra yang masih ingin menolak permintaan suaminya gila itu.
"Kamu denger sendirikan jawaban Rayya, dia malah senang ada kamu disini jadi ada teman ngobrol," ucapan polos Haidar membuat Zahra geram. Pasalnya Zahra sebagai wanita mengerti bahwa itu adalah ucapan kebohongan.
Ihh! Mana ada kayak gitu mas! Mbak Rayya yang ada juga sekarang lagi muter otak buat nyingkirin aku, Gerutu Zahra dalam hatinya.
"Yaudah sekarang kamu bersih-bersih dan rapihkan barang-barang mu ya, aku turun dulu nanti kalau sudha selesai langsung turun aja," pesan Haidar lalu hendak beranjak meninggalkan Zahra.
"Oh ya-
Nanti malam aku tidur dikamar Rayya dulu boleh kan ya?" sambung Haidar membuat senyum kikuk terukir dibibir Zahra.
"Ehe iya mas boleh banget kok," jawab Zahra dari mulutnya, tapi tidak dengan hatinya. Sungguh hatinya tengah mengumpat sekasar-kasarnya saat ini, atas perbuatan suaminya yang semakin hari semakin gila menurutnya.
***
"Sayang."
"Ya?" kedua wanita tersebut saling memandang dengan wajah terkejut mereka.
Pasalnya, Rayya dan Zahra sendiri merasa bahwa dirinyalah yang dipanggil oleh suaminya itu. Tapi kini yang terjadi hanya kecanggungan, akibat ulah Haidar.
"Emm maksud aku Rayya-
Rayya kamu sudah mengambil cutikan?" tanya Haidar pada Rayya.
"Sudah kok, kemarin itu hari terakhir aku bekerja," jawab Rayya.
"Kamu ngambil berapa bulan cuti?"
"Sekitar 2 bulan."
"Memangnya 2 bulan cukup? Apa tidak kurang hm?"
Oh ayolah! Cibir Zahra dalam hatinya.
Dirinya tak bisa terus melihat kedua pasangan ini terus-terusan dalam keadaan seperti ini. Lama-lama Haidar akan segera melupakan kehadirannya.
Zahra bingung harus memutar otaknya bagaimana lagi? Ia sudah berusaha sekuat tenaga agar dapat diperhatikan suaminya, tapi tetap saja! Bayi dalma kandungan Rayya itu lebih berharga untuk diperhatikan.
Tiba-tiba terlintas ide gila diotak Zahra.
"Ssss-duhh!" ringisan itu berhasil membuat Rayya dan Haidar yang tengah berbincang dalam hangatnya cinta, teralihkan.
Zahra terus memegang kepalanya, hal itu membuat Haidar mulai panik.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Haidar yang mulai panik dan binggung barus berbuat apa.
"Gak tau mas tiba-tiba sakit banget kepalanya," ucap Zahra dengan intonasi sangat rendah.
"Sakit gimana? Pusing? Atau seperti migren? Boleh mbak cek?" sambar Rayya membuat Zahra sedikit panik. Pasalnya Rayya ini adalah dokter S2, dia pasti paham betul dengan hal-hal seperti ini.
"Eng-enggak usah mbak kayaknya aku cuman perlu istirahat aja sih," ucap Zahra mencoba mencegah Rayya.
"Beneran? Gakpapa kok mbak bisa coba cek aja dulu supaya tau kenapa dan bisa diobati," ucap Rayya semakin membuat Zahra kesal.
"Iya Zahra dicek dulu aja," timpal suaminya yang semakin membuat Zahra gemas dengan pasutri ini.
"Enggak, gakpapa gak usah aku mau istirahat dulu," pamit Zahra yang segera berdiri.
Haidar tak tega melihat kondisi Zahra dan merasa iba pada istrinya itu. "Rayya, kalau aku tidur sama Zahra dulu gimana? Gak masalah kan?" ijin Haidar membuat Rayya menghembuskan napas panjang.
"Iya mas gakpapa kok temani saja Zahra dulu sepertinya dia lebih membutuhkan kamu sekarang," ucap Rayya kembali berbohong.
Mendengar ucapan Rayya, Haidar segera bangkit dan menyusul Zahra ke kamarnya.
Ceklek.
"Loh?"
"Kenapa?"
"Kamu kenapa disini?" tanya Zahra bingung.
"Aku malam ini tidur sama kamu aja," jawab Haidar membuat Zahra terkejut tak percaya.
"Ke-kenapa?" tanya Zahra lagi mencoba menetralkan perasaan nya.
"Aku khawatir sama kondisi kamu sekarang, jadi aku putuskan untuk tidur bersama mu malam ini," mendengar ucapan Haidar membuat batin Zahra bersorak gembira.
Yes!! 1-0 Mbak Rayya, yeay!! Batin Zahra bersorak atas kemenangannya malam ini.
🌺🌺🌺
Purwakarta, 2 Agustus 2021 - REVISI.
[23.12 WIB]Coba hargai penulis yuk! ⭐
-Raa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi Singa Allah [1 Andara]
Romance[COMPLETED] [TAMAT] - [SERIES #1 ANDARA] BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Ini adalah sebuah cerita cinta pertama setelah ia kembali.. Yang berujung dengan SAH.. Rayya Humaira Fera Wanita yang selama 2 tahun terakhir, berusaha mengubah dirinya ja...