Chapter 23

233 29 31
                                    

- Happy reading -

*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!

🌺🌺🌺

Apa mungkin ini takdir Allah? Batin Zahra berbahagia.

***

"Baik saya akhiri sampai disini terimakasih dan selamat malam,"

"Selamat malam,"

Setelah pertemuan itu, Haidar tidak langsung bergegas ke kamar. Ia memilih untuk menghabiskan waktu mengobrol bersama Zahra tentang banyak hal di rooftop utama.

"Lalu apa rencana kamu ke depannya Zahra?" tanya Haidar membuat Zahra terdiam dan mulai berpikir.

"Apa ya?" gumam Zahra

"Mungkin menikah, mengingat usia ku hampir menginjak 26 tahun kan," sambung Zahra.

Seutas senyum tipis bertengger dibibir Haidar. Banyak yang berubah dengan Zahra, tapi Haidar menyukai segala perubahan Zahra, ada rasa banggaa dan kesenangan tersendiri baginya.

"Kamu ingin menikah memangnya sudah punya calon?" ucap Haidar menanggapi jawaban Zahra.

"Hehe gak ada," jawab Zahra dengan cengiran khasnya, hal itu membuat Haidar ikut tertawa. Entah apa yang ditertawakannya, tapi Haidar menyukai saat - saat yang menurutnya indah ini.

"Emm Haidar ini sudah jam 9 lebih aku ingin kembali kamar," pamit Zahra.

"Oh iya-iya silahkan," balas Haidar.

"Yasudah Assalamualaikum," pamit Zahra, tapi sebelum Zahra meninggalkan rooftop Haidar segera memanggil wanita itu dan membuat sang empu menghentikan langkah untuk menoleh kebelakang.

"Zahra tunggu!" seru Haidar membuat sang empu menoleh.

"Ada apa Haidar?" tanya Zahra bingung.

"Take me to your dream," ucap Haidar pada Zahra dengan penuh kelembutan.

Sementara Zahra sedang menahan diri agar tidak berteriak, ia sungguh merasa sangat bahagia mendengar ucapan Haidar tadi. Zahra membalas ucapan Haidar dengan senyum manisnya yang khas, lalu berbalik dan meninggalkan Haidar yang masih berdiri memandangi kepergian dirinya.

Haidar seperti remaja yang sedang dimabuk asrama, dunianya seakan terasa sangat indah. Ditemani langit malam Dubai dan hirup piruknya yang tak kunjung senyap.

Lelaki itu berjalan menuju kamarnya, dengan senyum yang terus tersungging dibibirnya. Entahlah apa kata orang - orang yang melihat dirinya senyum - senyum sendiri, Haidar tak memperdulikannya.

Sampainya dikamar ia langsung berbena dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Haidar tak sabar menunggu hari esok, yang seakan malam ini terasa sangat lama sekali.

"Zahra," gumam Haidar lalu matanya menutup sempurna, bertanda ia telah tertidur dan terbuai di mimpinya.

***

Pagi ini Rayya terbangun penuh semangat, setelah 3 hari lamanya ia tak bertemu suaminya dan hari ini ia akan kembali bertemu Haidar. Iya! Hari ini Haidar pulang, Rayya akan menyiapkan masakan kesukaan Haidar hari ini.

Habibi Singa Allah [1 Andara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang