Chapter 7

278 41 2
                                    

"Ya Allah jaga hati dan mata hamba, agar hanya istri hamba yang menjadi satu - satunya ,"

- Happy reading -

*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!

🌺🌺🌺

Terima kasih ya Allah, Batin Haidar

***

"Rayya," panggil Haidar, membuat sang empu menoleh.

"Kenapa mas?" sahut Rayya, menghentikan aktifitasnya yang sedanh bersiap.

"Mau sarapan dimana?" tanya Haidar sambil berjalan mendekati istrinya.

"Hem, terserah mas aja deh," mendengar jawaban Rayya, membuat Haidar terkekeh pelan.

"Kenapa mas?" tanya Rayya yang bingung kenapa Haidar tertawa sendiri.

"Kenapa kalau cewek ditanya mau makan dimana, pasti jawabannya terserah?" tanya Haidar balik sambil melengkungkan senyumnya.

"Isyh, ya gatau mas kita tuh bingung mau makan apa, jadi ngikut aja," jawab Rayya tanpa melihat Haidar.

Senyum Haidar masih bertengger diwajahnya, tangannya perlahan memeluk Rayya dari belakang, yang seketika membuat Rayya kaget dan salah tingkah. Kepala Haidar disenderkan pada bahu istrinya, hal itu membuat jantung Rayya serasa akan roboh akibat perlakuan manis Haidar.

"Kenapa tegang benget sih?" tanya Haidar menggoda Rayya.

"Tegang apa maksudnya?" tanya Rayya balik.

"Haha, kalau kamu salah tingkah lucu ya sayang," ucap Haidar semakin mengeratkan pelukannya.

Rayya yang semakin tak karuan, mencoba melepaskan tautan tangan Haidar pada tubuhnya.

"Jangan dilepas sayang," bisik Haidar dengan suara beratnya, membuat gemuruh hati Rayya semakin bergejolak.

"Tapi mas, aku pakai cadar dulu, nanti keburu siang telat sarapan maag kamu kambuh," ucap Rayya menasehati. Dengan berat hati Haidar melepaskan pelukannya pada istri barunya itu, padahal dirinya masih sangat ingin memeluk Rayya lebih lama lagi.

Setelah selesai bersiap, mereka berdua langsung keluar dan menuju parkiran hotel. Rayya bilang ia ingin makan bubur yang biasa dijajarkan di pinggir jalan, dan awalnya Haidar menentang karena khawatir akan kebersihan makanan. Tapi Rayya terus memaksa sambil merengek yang membuat Haidar luluh dan tak dapat menolak permintaan istrinya.

"Mas buburnya dua ya," ucap Rayya.

"Eh iya mba, silahkan duduk dulu," ucap Mas penjual buburnya.

Rayya lalu berjalan mendekati Haidar yang sudah duduk terlebih dahulu.

"Mas gakpapa kan?" tanya Rayya memastikan takutnya Haidar malah marah dengannya.

"Iya gakpapa, tapi lain kali cari tempat lain aja, yang kebersihannya lebih terjamin," nasihat Haidar.

"Hehe iya mas iya," balas Rayya cengengesan.

Habibi Singa Allah [1 Andara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang