- Happy reading -
*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!
🌺🌺🌺
Haidar terbangun dari tidurnya, lalu melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjuk pukul 3:30 malam. Sontak hal itu membuat dirinya terkejut, bagaimana Haidar tidak terkejut? Ia lupa memberi kabar pada Zahra.
Haidar segera bangkit dari tidurnya dengan mengendap - endap karena takut Rayya terbangun, pria itu sekilas melirik istri pertama yang tengah terlelap, terlibat jelas bahwa istrinya benar - benar kelelahan melayaninya. Hal itu membuat seuntas senyum terpampang diwajahnya.
Niatnya untuk menelpon Zahra langsung ia urungkan. Apa iya dia sudah bangun jam segini? Itu pikiran Haidar, pria itu juga takut jika ia menghubungi Zahra sekarang malah membuat wanita itu terjaga.
Akhirnya Haidar mengurungkan niatnya, tapi ia juga tak ingin kembali tidur. Pria itu memilih berjalan ke balkon dan berdiri disana sambil menikmati angin malam dan pemandangan komplek yang sangat sepi.
Sejenak Haidar dapat melepas semua beban dalam pikirannya. Pria itu akhirnya dapat menarik napas dalam - dalam lagi dan tanpa disadari air matanya menetes. Haidar sendiri juga bingung apa yang membuatnya menangis, tapi ia merasa sangat ingin menumpahkannya sebanyak banyak.
Pikiran Haidar melambung tinggi, ia kembali mempertanyakan pada takdir Allah SWT. Apa iya takdir Allah ini benar? Itu adalah pertanyaan yang selalu terlintas oleh pria itu dalam waktu belakangan ini.
Haidar tak dapat melepas Rayya begitu saja tapi dirinya juga ingin sekali memiliki Zahra. Apa dirinya egois? Tapi rasanya tidak, bukankah memang Haidar sebagai laki laki punya hak atas itu?
"Kamu lagi apa sayang?" suara itu membuat Haidar tersentak tapi kembali tersenyum sambil memandang istrinya yang sepertinya terbangun karenya.
Tak ada jawaban dari Haidar yang kembali memalingkan wajahnya. Rayya tersenyum simpul melihat sikap manja Haidar yang memang sedikit berbeda dari laki laki lain. Rayya pun berjalan mendekati Haidar sambil memeluk suaminya dari belakang.
Hangat dan nyaman. Itu yang dirasakan Haidar ketika ada sepasang tangan melingkari tubuh kekarnya. Haidar pun membalikan tubuhnya dan membalas pelukan istrinya. Jika bisa, Haidar ingin sekali menghentikan waktu dalam beberapa saat agar ia bisa menikmati sejenak waktu bersama Rayya tanpa tergesa waktu.
"Hari ini aku di rumah Zahra gapapa kan?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Haidar.
Rayya hampir melupakan tentang Zahra, ia baru ingat jika dirinya memiliki adik madu. Dengan singkat, Rayya hanya membalas pertanyaan Haidar dengan anggukan kepala.
"Kehamilan kamu udah usia berapa sayang?" tanya Haidar lagi.
"4 minggu mas," jawab Rayya.
"Kapan kamu ada jadwal untuk kontrol lagi?"
"Minggu depan, kenapa mas mau anterin Rayya?" ucap Rayya antusias.
"Hem. Mas mau anterin istri mas kontrol," jawab Haidar membuat Rayya baper.
"Sayang mandi yuk udah jam 4 nanti keburu subuh," ajak Haidar sambil membawa istrinya kembali masuk kamar.
***
"Kamu kemana aja mas? Kok gak ada kabar aku khawatir lho" tanya Zahra menyambut kedatangan suaminya.
"Maaf ya sayang aku lupa kabari kamu, kemarin aku dirumah sama Rayya," jawab Haidar sambil mengusap singkat kepala Zahra dan kembali berjalan meninggalkan Zahra yang masih berdiri ditempat.
"Kok bisa lupa sih?" tanya Zahra lagi yang menuntut protes Haidar.
"Aku kan manusia sayang jadi bisa lupa," jawab Haidar acuh dan tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar.
"Terus sekarang kamu mau kemana lagi?" tanya Zahra lagi ketika melihat Haidar mengambil pakaian dari lemarinya.
"Kerja dong. Sekarang hari senin sayang," jawab Haidar masih mengacuhkan Zahra.
"Kamu udah sarapan?" tanya Zahra lagi dan lagi.
"Udah tadi sarapan masakan Rayya," jawab Haidar.
Aku gak nanya makan masakan siapa deh kayaknya, Batin Zahra kesal.
"Sayang, aku udah coba membagi waktu, dari hari Senin sampai Rabu aku disini sama kamu dan hari Kamis sampai Ahad aku dirumah sama Rayya," terang Haidar membuat Zahra terkejut.
Kok tiba - tiba langsung ditentukan? Batin Zahra yang lagi lagi tak terima.
"Kamu dengerkan Zah?" tanya Haidar ketika tak ada sahutan dari istrinya.
"I-iyaa denger kok mas," sahut Zahra.
"Aku berangkat sekarang. Assalamualaikum," pamit Haidar dan langsung berlalu meninggalkan Zahra yang masih terduduk di tepi ranjang.
Mas? Kamu kenapa? Batin Zahra saat melihat Haidar yang langsung berlalu meninggalkan dirinya tanpa ada kecupan atau sekedar cium tangan.
Iya! Zahra cemburu. Dirinya benar - benar cemburu!
🌺🌺🌺
Purwakarta, 8 Juni 2021 - REVISI.
[23.22 WIB]-Raa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi Singa Allah [1 Andara]
Romance[COMPLETED] [TAMAT] - [SERIES #1 ANDARA] BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Ini adalah sebuah cerita cinta pertama setelah ia kembali.. Yang berujung dengan SAH.. Rayya Humaira Fera Wanita yang selama 2 tahun terakhir, berusaha mengubah dirinya ja...