Chapter 29

271 27 11
                                    

- Happy reading -

*Bantu koreksi kalau ada typo, komen ya!

🌺🌺🌺

Ya Allah... Batin Rayya meringis.

***

1 minggu yang lalu ..

"I-iyaa mba," jawab Zahra gugup dan terkejut karena istri Haidar mengetahui namanya.

"Kamu tau dari mana sayang?" tanya Haidar yang ikut keheranan.

"Seingat ku 1 tahun yang lalu aku pernah menolong Zahra saat dia kecelakaan di klinik," mendengar penjelasan Rayya, Zahra tersentak kaget.

Dia dokter yang menolong ku dulu? Astagfirullah! Batin Zahra.

"Mba maaf saya lupa tentang hal itu, sekali lagi saya minta maaf."

"Gakpapa itu tanggung jawab saya sebagai dokter," ucap Rayya dengan lembut yang semakin membuat Zahra tak enak.

"Jadi ada apa?" pertanyaan Rayya seketika membuat seisi ruangan hening.

Haidar atau pun Zahra tak ada yang dapat menjawab pertanyaan Rayya, sementara Raffif pun ikut diam tak ingin ikut campur urusan rumah tangga sahabatnya itu.

"Zahra adalah wanita yang kumaksud beberapa waktu lalu," ucapan itu berhasil keluar dari mulut Haidar setelah susah payah.

Rayya diam menatap mata suaminya sangat intens, masih ada harapan dari wanita berstatus istri itu agar semua yang sedang terjadi ini hanyalah mimpi.

Tapi sayangnya Allah tak berkehendak demikian. Ini nyata. Masa depan rumah tangga Rayya dan Haidar kini bergantung pada tangannya.

Jika saja ia salah memilih pilihan maka bisa dipastikan rumah tangganya dengan Haidar yang baru saja seumur biji janggung itu akan hancur begitu saja.

"Asal pernikahan itu dapat menjauhkan dari zinah dan fitnah setan, juga mendatangkan pahala dan rejeki Allah SWT, insyallah aku ridho mas dan ku ijinkan kamu menikah lagi."

Alhamdulillah, Batin Zahra dan Haidar.

***

Kini Haidar tengah memandangi istri yang baru saja ia halalkan. Yap, Zahra telah berstatus istri kedua Haidar yang sudah sah secara agama dan negara.

Haidar memandang Zahra yang tengah menggunakan pakaian tidur kurang bahan, sedang duduk dimeja rias sambil berbenah.

Jujur saja, Haidar tak menyangka ia akan menikahi wanita yang pertama kali mengajarkannya tentang cinta.

Masih teringat jelas saat pertama kali ia bertemu Zahra saat kuliah dulu. Pada saat itu ia dan Zahra hanyalah seorang MABA kampus, dan pada saat itu juga nasib sial menimpa Haidar karena dirinya melupakan barang yang seharusnya ia bawa.

Akhirnya Haidar dihukum lari lapangan olahraga kampus dan melewatkan jam terakhir yaitu penutupan dan informasi OSPEK.

Zahra yang kala itu baru saja keluar dari gedung OSPEK tak sengaja melihat Haidar yang tengah berlari kelelahan. Lalu inisiatif itu tiba - tiba saja datang dan membuat Zahra mendatangi Haidar untuk menyerahkan sebotol air mineral dingin.

Dan setelah pertemuan itu Zahra dan Haidar bertukar kontak, dihari itu juga Zahra memberitahu Haidar barang apa saja yang perlu dibawa esok dan mengingatkannya agar Haidar tak lupa lagi membawa barangnya.

Hari ke hari pertemanan mereka semakin dekat, bahkan Zahra pun sudah akrab dengan kedua sahabat Haidar, Raffif dan Akmal. Dan tepat setelah 3 bulan mereka dekat, Haidar mengungkapkan isi hatinya dan jadilah pada hari itu sebagai hari jadian mereka.

Kejadian itu seperti terputar jelas dikepala Haidar dan tak sadar jika dirinya sedari tadi mengukir senyum tanpa henti.

"Kamu kenapa senyum - senyum?" tanya Zahra yang menyadari tingkah suaminya.

"Ah? Enggak kok gakpapa," balas Haidar tersadar dari lamunannya.

"Mas?" panggil Zahra sambil menghampiri Haidar.

"Berbaringlah kamu disini dulu, tunggu aku shalat sebentar," isntruksi Haidar yang mengerti dengan panggilan Zahra tadi.

***

"Assalamualaikum Warahmatullah."

Haidar bangkit dan melipat sajadah, lalu memandang sejenak Zahra yang berbaring sambil berkutik dengan telepon genggamnya.

"Loh mas?!" protes Zahra saat Haidar mengambil paksa telepon genggam miliknya.

Haidar hanya tersenyum, dan menarik tangan Zahra untuk duduk. Lalu tangannya menyentuh pucuk kepala Zahra sambil mulutnya berkomat kamit melafalkan doa.

Zahra diam tersipu malu atas perlakuan Haidar padanya. Setelah itu dengan spontan Haidar menyambar bibir ranum Zahra dan melumatnya dengan sangat lembut.

Karena Haidar tau ini yang pertama kali bagi Zahra. Ia takut jika istrinya merasa sakit atau tak nyaman, jadilah Haidar lakukannya dengan sangat hati - hati.

"You are mine,Zahra."

🌺🌺🌺

Purwakarta, 14 Mei 2021 - REVISI
[22.35 WIB]

Masih ingat cara menghargai penulisnya kan? Yup! ⭐ thankyouu so much-!🤗❤

-Raa.

Habibi Singa Allah [1 Andara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang