Bagian Duapuluh

4.9K 208 1
                                    

SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA MY SWEET TROUBLEMAKER


💐  💐  💐  💐

"Tuh buat lo!" Rafa berkata seraya melempar kantong plastik putih pada Revan, yang saat ini sedang duduk di warung belakang sekolah.

Revan menangkap kantong plastik itu, dan menatap Rafa dengan alis kanannya yang terangkat. "Apaan?"

"Obat buat luka lo" Jawab Rafa, dan duduk disamping Revan.

"Ckk, lebay banget. Lagian lo yang nonjok gue, ngapain juga lo kasih obat buat gue?" Tanya Revan datar.

"Pede lo, itu bukan dari gue. Dari cewek lo, gue nggak habis fikir sama Vanilla. Udah lo sakiti aja masih perhatian gitu. Kalau bukan punya lo udah gue tikung Rev" Jelas Rafa, membuat Revan menatapnya nyalang.

"Kenapa? lo nggak terima?" Rafa nampaknya sudah terlanjur kesal dengan sikap Revan tadi, sehingga saat ini cowok itu secara tidak sadar telah memancing emosi Revan.

"Jangan pernah sekalipun lo rebut Vanilla dari gue!" Ucap Revan, dengan rahang yang mengeras menahan amarah.

"Oke, gue nggak akan rebut Vanilla dari lo. Tetapi, dengan satu syarat. Lo nggak boleh sakiti dia lagi. Kalau sampai gue lihat lo sakiti Vanilla seperti tadi, gue nggak akan main main buat rebut Vanilla dari lo" Ancam Rafa. Sesungguhnya Rafa memang tidaklah memiliki perasaan kepada Vanilla sedikitpun, perkataannya tadi hanyalah ancaman semata untuk Revan. Karena jika Revan tidak digertak seperti ini, maka cowok itu akan selalu keras kepala juga seenaknya sendiri, tanpa mau memperdulikan perasaan orang lain.

"Bagaimana, lo setuju?" Tanya Rafa.

"Hmm" Gumam Revan, sambil mengangguk singkat.

"Tapi sebelum itu, gue pengen lo minta maaf sama Vanilla. Asal lo tahu, perkataan lo tadi benar-benar menyakiti dia"

"Hmm, nanti" Jawab Revan.

"Gak bisa, harus sekarang!" Bantah Rafa.

"Dia lagi pelajaran, lo mau gue kena hukum guru?" Tanya Revan datar, sambil menatap tajam Rafa.

Rafa yang baru menyadari kebodohannya itu hanya mampu meringis. "Sorry gue lupa, maksud gue sekarang hari ini" Elak Rafa agar tidak terlalu malu.

"Ya serah lo" Balas Revan, bodo amat dengan ucapan Rafa kepadanya.

"Gue balik ke kelas dulu, lo jangan lupa buat minta maaf ke Vanilla pulang nanti!" Pamit Rafa, seraya memperingatkan Revan untuk melaksanakan permintaannya tadi.

"Hmm"

"Sumpah gue sabar banget bicara sama lo, dari tadi dijawab cuma ham hem doang" Gerutu Rafa mencebikkan bibirnya kesal.

"Iya"

"Iya apaan malih?! bodo amat deh gue balik ke kelas, lama lama naik darah gue kalau bicara sama lo gini" Seusai mengatakan itu, Rafa berjalan pergi meninggalkan warung dan kembali masuk mengikuti pelajaran di kelas. Berbeda dengan Rafa, Revan lebih memilih tetap diam disini sampai bel pulang nanti.

🕑  🕑  🕑  🕑

Revan berjalan tergesa-gesa di koridor sekolah, untuk menyamai langkah seseorang yang berjalan di depannya.

My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang