Special part (1)

6.4K 137 5
                                    

SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA
MY SWEET TROUBLEMAKER


Sebentar, sekali lagi gue mau tegaskan. Part ini nggak ada sangkut pautnya sama ending dan alur cerita yang udah gue rancang. Cerita My Sweet Troublemaker udah cukup lama selesai dengan part terakhir bernama epilog.

Jadi, part ini cuma kilas balik tentang perjalanan cinta Revan dan Vanilla. Sengaja dibuat untuk hiburan semata.

Semoga kalian bisa memahami.

*Jangan lupa play video di mulmed sambil baca part ini*

Aku menemukan cinta yang lebih baik, dan itu adalah kamu.

🎵 🎵 🎵

Satu tahun berlalu, kini Revan akhirnya bisa melupakan bayang-bayang mantan kekasihnya, Audrey. Tepatnya sejak dia melakukan MOS di SMA. Saat itu dirinya dibuat jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis cantik yang polos dan menggemaskan bernama Vanilla. Mulai saat itu pula dia sangat terobsesi ingin memiliki gadis itu sepenuhnya.

Malam ini, Revan berniat akan menyatakan perasaanya pada gadis itu. Waktu sebulan sudah cukup baginya untuk melakukan pendekatan. Dan malam ini, saatnya babak baru untuk kisahnya di mulai. Lelaki itu sudah mempersiapkan segalanya agar membuat gadis itu terkesan dan semakin jatuh cinta. Dia kini sudah duduk di teras rumah Vanilla, menunggu gadis itu selesai bersiap-siap.

"Sorry Revan, gue tadi lama." Vanilla menghampiri Revan dengan penampilan yang begitu cantik. Membuat lelaki itu seketika terpukau.

Revan berdiri dari duduknya. "Ngga papa."

"Kita pergi sekarang?" tanya Vanilla.

"Iya." jawab Revan. Lelaki itu berjalan mendekati Vanilla dan menggenggam lembut tangannya.

"Eh?" Pipi Vanilla bersemu merah melihat tautan tangan mereka.

"Biar ngga ilang." ujar Revan.

"Ayo masuk." Revan berucap lembut seraya membukakan pintu mobil untuk Vanilla.

"Makasih." Vanilla balas tersenyum.

Begitu mobil melaju, keadaan canggung menyelimuti mereka berdua. Vanilla sendiri terlalu gugup dan malu untuk membuka percakapan, sedangkan Revan terlihat acuh dan fokus mengemudi tanpa berniat berbicara.

Tiga puluh menit berlalu, mobil yang di kendarai Revan berhenti di sebuah cafe bergaya kekinian.

Revan menolehkan kepala pada Vanilla, tanpa disengaja ternyata gadis itu juga sedang memperhatikan Revan. Hal itu membuat tatapan keduanya bersitubruk, sehingga jantung keduanya berdegup kencang saling bersaut-sautan. Vanilla menjadi yang pertama mengalihkan pandang. Dia tidak kuat jika harus beradu dengan tatapan Revan yang tajam dan intens.

"Vanilla," panggil Revan.

"Apa?" sahut Vanilla, tetapi masih mengalihkan pandangan. Gadis itu begitu malu saat ini.

"Liat sini dong." pinta Revan. Suara lelaki itu begitu adem di dengar Vanilla.

"Nggak mau." tolak Vanilla.

"Kenapa sih? lo grogi ya sama gue?" tanya Revan santai.

"Apaan, enggak lah." Vanilla menjawab cepat. Matanya terus saja berputar menatap sekitar, pokoknya menghindari tatapan Revan yang sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Masaa? terus kenapa ngga mau natap gue?"

"Ya ngga mau aja." Vanilla tampak gusar.

"Kita kapan keluar mobil? gue udah laper nih." lanjut Vanilla memilih mengalihkan topik pembicaraan.

My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang