SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA MY SWEET TROUBLEMAKER
Hal yang paling aku rindukan adalah ketika bisa melakukan hal hal konyol bersama, bercerita dan tertawa lepas tanpa berfikir ini pantas atau tidak, yang kita tahu hanya menciptakan bahagia bersama.
💐 💐 💐
Pemakaman Vanila telah selesai, orangtua, kerabat, dan sahabat dekat Vanilla sudah meninggalkan area pemakaman. Lain halnya dengan Revan, lelaki itu tetap tidak berniat meninggalkan tempat ini. Sehingga membuat Raffa yang khawatir dengan keadaan Revan, kini ikut berdiam didekat makam Vanilla.
Raffa yang sedari tadi masih setia menemani Revan, menatap miris kepada lelaki tersebut. Keadaan Revan saat ini benar-benar menyedihkan, dan emosinya sangat mudah tersulut. Sejak Vanilla dinyatakan meninggal di rumah sakit, sejak saat itu pula Revan belum kembali ke rumahnya. Lelaki itu sibuk mengurusi prosesi pemakaman Vanilla, hingga perempuan itu diantar ketempat peristirahatan terkahirnya.
Sebelumnya, pada malam tepat kepergian Vanilla, Audrey datang menyusul ke rumah sakit seperti yang dikatakan oleh Raffa sahabatnya. Perempuan itu mengamuk dan meminta Revan melanjutkam pertunangan mereka, tetapi kedatangan Audrey dan amukannya saat itu benar-benar disaat yang kurang tepat. Malam itu pula Revan menolak dengan ucapan kasar,membentak, dan meluapkan segala amarahnya kepada gadis itu, bahkan Revan nyaris bermain tangan jika sahabatnya tidak mencegat perbuatannya.
Revan meletakan sebuket bunga lily putih yang dibawanya diatas gundukan tanah merah yang terlihat masih basah.
Vanilla Michelle Raquella
Itulah nama yang tertulis dibatu nisan yang terletak diatas gundukan tanah. Dibalik kacamata hitamnya, Revan menatap sedu nama yang tertulis dibatu nisan itu. Lalu, jemarinya bergerak untuk mengusapnya dengan pelan.
"Rev ayo balik, bentar lagi hujan" ajak Raffa menepuk pelan pundak sahabatnya.
"Lo duluan aja, gue masih mau disini" balas Revan tanpa mengalihkan tatapannya.
"Revan jangan keras kepala, kita udah satu jam disini, lihat sekarang udah gerimis. Jangan siksa diri lo begini!" seru Raffa, lelaki itu merasa kasihan pada sahabatnya yang terlihat begitu sedih.
"Kalo lo mau pergi, silahkan. Gue sama sekali nggak nahan lo untuk tetap disini" Revan berujar dengan nada dingin.
Raffa menarik nafas, berusaha mengontrol emosinya. "Lo pikiri Vanilla akan senang kalau melihat keadaan lo begini?"
Pertanyaan yang dilayangkan Raffa, membuat Revan bergeming kaku ditempatnya.
"Dengan keadaan lo yang seperti ini, gue yakin Vanilla disana nggak akan tenang, justru dia akan merasa sedih karena kelakuan lo ini. Lo mau buat dia makin tersiksa dialam sana?"
Revan bangkit berdiri, melepas kacamatanya. Lelaki itu menatap Raffa dengan pandangan tajam, dan mata sedingin es.
"Ikhlasin Vanilla, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Hidup lo masih terus berlanjut, jangan stuck disatu tempat. Gue yakin tuhan memiliki rencana indah dibalik semua ini, hidup manusia ngga cuma melulu tentang kesedihan, pasti akan ada bahagia yang terselip diantaranya" Raffa menasehati dengan penuh ketenangan, dan sikap dewasa yang dimilikinya.
Revan berdecih pelan, "Hidup gue sejak dulu udah nggak bahagia, tepatnya semenjak orang yang gue sayang pergi satu persatu. Gue rasa hidup gue sekarang udah nggak guna!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]
Novela Juvenil[PART MASIH LENGKAP] Nathanael David Revano. Cowok ganteng, dingin, irit bicara, dan juga seorang troublemaker paling terkenal seantero sekolah. Siapa sangka? kini, hati beku sang manusia es telah berhasil diluluhkan oleh gadis cantik, manis, dan ju...