Bagian Duapuluh Enam

4.5K 185 7
                                    

SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA MY SWEET TROUBLEMAKER

Assalamualaikum readers, bentar lagikan hari raya idul fitri hari kemenangan buat semua umat Islam. Jadi gue sekeluarga mengucapkan minnal a'idzin wal fa'izin mohon maaf lahir dan batin. Salam buat keluarga kalian dirumah, ciee yang mau dapet THR wajahnya pada berseri seri, wkwk😂


🙇 🙇 🙇 🙇

Bel tanda istirahat pertama berbunyi. Dengan gerakan kilat, Revan segera membereskan alat tulis yang ada dimeja dan bangkit berdiri.

"Mau kemana? buru buru banget lo" Tanya Raka.

"Kepo" Setelah menjawab itu Revan segera pergi dari kelas, mengabaikan gerutuan Raka.

"Revan Mau kemana sih? tumben banget dia buru buru gitu" Kini giliran Adit yang bertanya selepas Revan melenggang dari kelas.

"Udah biarin aja. Gue laper, lo berdua masih pada mau disini?" Rafa berdiri sambil memasukkan ponsel kedalam saku.

"Ye kagaklah, ikut dong. Kalau gue ngga ke kantin kasian penggemar gue pada nyariin" Ucap Raka dengan begitu pedenya.

"Halah sok tenar banget lo" Adit menoyor kepala Raka yang dibalas delikan tajam dari cowok itu.

Dilain tempat. Kini Revan sudah berdiri didepan kelas Vanilla. Setelah mendapat siraman qolbu dari Rafa, dan berbagainya. Revanpun memutuskan untuk mendatangi kelas Vanilla dan menyingkirkan gengsi dan egonya.

"Wuih ada Revan. Halo bro" Aldo teman kelas Vanilla berjalan mendekati Revan.

"Vanilla mana?" Tanya Revan to the point, bahkan tanpa membalas sapaan Aldo terlebih dahulu.

"Udah gue tebak sih, lo bakal tanya gitu" Ucap Aldo. "Tadi dia dibawa ke UKS, katanya sih sakit. Pas pagi juga gue lihat muka dia pucet, terus sembab kaya habis nangis gitu" Lanjut Aldo membuat perasaan Revan makin tidak tentu, dan rasa khawatir seketika mendominasi .

"Vanilla di UKS sama siapa?"

"Tadi dianter Abel, tapi karena Abel dipanggil guru mungkin sekarang dia sendirian" Tanpa Babibu lagi, Revan segera melesat melangkah menuju UKS dengan terburu buru.

Begitu sampai di UKS, ternyata benar apa yang dikatakan Aldo tadi. Gadisnya sedang terbaring di brankar UKS, wajahnya pucat dan juga terlihat sembab karena menangis.

Revan melangkah dengan sangat pelan mendekati brankar Vanilla, sebisa mungkin dia tidak ingin membuat gadis itu terbangun. Dia duduk menarik kursi yang tersedia, dan kemudian digenggamnnya tangan hangat Vanilla dan menautkannya jari jarinya. Sebelah tangannya lagi dia gunakan untuk mengusap kepala Vanilla dengan pelan dan lembut.

Vanilla menggeliat karena merasa ada sesuatu yang mengganggu tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan didapatinya seseorang yang sangat ingin dia jauhi untuk saat ini.

"Van, lo sakit? kenapa ngga bilang ke gue? kalau tau lo sakit, udah pasti gue datang temenin lo dan meninggalkan pelajaran sialan itu" Ucap Revan pelan memandang Vanilla tanpa melepaskan tautan tangan mereka sedikitpun.

Vanilla sendiri hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab.

"Lo marah ya sama gue? Van, gue lebih suka lo ngomel dari pada diem gini" Revan masih berusaha membuka percakapan agar suasana tidak begitu canggung.

Tiba tiba terdengar suara pintu UKS yang terbuka, dan muncul lah seorang siswi perempuan membawa nampan makanan beserta minum. Jika dilihat dari wajahnya yang masih polos dan seragamnya yang masih terlihat baru, sepertinya dia adalah anak kelas sepuluh.

My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang