SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA
MY SWEET TROUBLEMAKER. . . . . .
Pagi pagi sekali. Baru saja sampai di depan kelas, Vanilla sudah dikejutkan dengan kedatangan Audrey dan Sasa teman satu gengnya. Vanilla melirik sekilas ke arah keduanya, tanpa mau repot-repot bertanya, Vanilla segera berjalan masuk melalui Audrey dan Sasa begitu saja.
Sontak hal itu membuat Audrey dan Sasa merasa geram. Orang yang hendak mereka temui justru malah mengabaikannya, dan berlalu begitu saja tanpa beban. Dengan cekatan, Audrey menarik kasar lengan Vanilla sehingga membuat gadis itu hampir saja jatuh tersungkur.
"Aww" ringis Vanilla, seraya menyelipkan anak rambutnya ke daun telinga.
"Sakit? lemah banget sih lo!" ketus Audrey, menyeringai sinis.
"Maklum lah, kan super heronya ngga ada. Kebiasaan di lindungi sih, jadi manja gini" tambah Sasa, seraya tertawa mengejek.
Vanilla menghembuskan nafas pelan. Gadis itu diam, dan berusaha tidak terpancing emosi akan cibiran pedas yang keluar dari mulut Audrey dan Sasa.
"Kenapa lo diam aja, bisu?" tanya Audrey kesal.
"Lo sendiri, udah ngomongnya?" tanya balik Vanilla, dengan sebelah alis yang terangkat.
Audrey dan Sasa melebarkan mata kesal. Mereka sangat tidak suka jika ada yang berani menjawab, dan berbicara dengan nada menantang seperti yang dilakukan Vanilla.
"Gue nggak peduli apapun yang kalian ucapkan, terserah lo berdua mau jelek-jelekkin gue pun, tapi tetap gue nggak peduli. Sekarang tolong minggir, gue mau masuk ke kelas" ucap Vanilla, lalu segera berlalu masuk meninggalkan Audrey dan Sasa.
"Sialan, udah mulai berani ya tuh cewek!" umpat Audrey, dengan tangan yang terkepal.
"Nggak bisa dibiarin. Kalo begini, bisa-bisa usaha lo buat dapetin Revan makin susah Drey" ujar Sasa, menanggapi.
"Liat aja, gue bakal bales nanti. Audrey Karen Natallie ngga pernah bisa terkalahkan" balas Audrey menyeringai sinis.
"Ayo cabut, jangan sampe Revan tahu gue ke kelas ceweknya" ajak Audrey, dan segera dianggukki oleh Sasa.
🍸 🍸 🍸 🍸Suasana kantin sekolah saat ini sangatlah ramai, padahal bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu. Lihatlah, jika sudah menyangkut dengan makanan para siswa disini sangatlah gesit dan bersemangat. Giliran pelajaran, semuanya langsung pada lesu.
Sama seperti yang terjadi pada Vanilla, Abel, dan juga Rahma. Padahal sejak di kelas tadi ketiganya sangat tidak bersemangat, ditambah mata pelajaran ekonomi yang gurunya sangatlah membosankan. Sehingga begitu mendengar bel istirahat berbunyi, mereka langsung berdiri tegak dan berjalan cepat menuju kantin.
"Ahh betapa senangnya gue!!" seru Rahma, lalu menyantap siomaynya dengan penuh semangat.
"Lebay lo" cibir Abel.
"Sumpwah yaw pelajaraluran yang paling ghue bencwi adalah Ekonomi!" ujar Rahma dengan mulut yang penuh dengan siomay.
"Hah? lo ngomong apaan si?" tanya Vanilla bingung.
"Ckk, kalo mau ngomong tuh makanan dihabisin dulu elah. Ludah lo mancrot kemana-mana" ujar Abel, mengeplak lengan Rahma.
"Nah iya, nanti lo bisa kesedak" ucap Vanilla, sependapat dengan Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[PART MASIH LENGKAP] Nathanael David Revano. Cowok ganteng, dingin, irit bicara, dan juga seorang troublemaker paling terkenal seantero sekolah. Siapa sangka? kini, hati beku sang manusia es telah berhasil diluluhkan oleh gadis cantik, manis, dan ju...