Bagian Duapuluh Dua

4.8K 192 12
                                    

SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA MY SWEET TROUBLEMAKER


*Maaf kalau ada typo, gue ngetik tengah malam gak sempat buat revisi*

.  .  .  .  .  .  .  .  .

Audrey terlihat sangat cantik malam ini dengan dres hitam miliknya. Rambut hitamnya yang panjang ia ikat, dan menyisakan beberapa helai anak rambut.

Audrey dan Revan berjalan bersisian, menuju ke dalam tempat diadakannya pesta. Banyak dari tamu undangan memusatkan perhatian ke mereka berdua, yang terlihat sangat cocok. Revan dengan wajah ganteng dan coolnya, bersama Audrey yang cantik dan memiliki bentuk tubuh yang ideal, membuat cowok manapun pasti akan menyukainya.

"Revan, kamu jalannya jangan cepet cepet dong. Aku susah tau pake high heals gini" Gerutu Audrey, berjalan cepat menyeimbangkan langkahnya dengan Revan.

"Salah lo sendiri pake sepatu kayak gitu" Balas Revan datar, tanpa repot repot menoleh pada Audrey.

"Dih, ini tuh namanya fashion. Kamu gimana sih, masa datang ke acara pesta pake sepatu converes. Gak lucu tau, nanti aku dikira salah kostum" Ini yang membedakan Audrey dan Vanilla. Jika Audrey itu adalah perempuan yang sangat memperhatikan sekali masalah penampilan, bahkan untuk ke pesta seperti ini saja tadi Revan harus menunggu gadis itu berdandan selama dua jam.

Sedangkan Vanilla, perempuan itu selalu berpenampilan apa adanya. Bagi Vanilla, prinsipnya adalah selama dia nyaman, maka itu tidak masalah. Walaupun nanti tidak terlihat menarik juga tidak apa apa, dia juga tidak terlalu peduli dengan pandangan orang kepadanya. Karena, menjadi diri sendiri itu lebih baik.

"Ya udah diem, lagian itu pilihan lo sendiri. Ngapain gue jadi ikut repot" Ujar Revan, membuat Audrey menggerutu di sampingnya.

"Hai Audrey!" Panggil seorang perempuan menghampiri Audrey dan Revan.

"Hai Sheril" Balas Audrey, kemudian mereka melakukan cipika-cipiki sebentar.

"Lo cantik banget malam ini. Ckk, pantas aja lo jadi cucu kesayangan oma Drey" Puji Sheril.

"Thanks, lo juga cantik malam ini. Oh iya, happy birthday ya. Wish you all the best and god bless you. Nih, kado buat lo" Ucap Audrey, seraya mengulurkan bungkusan cantik pada Sheril.

"Aamin, terimakasih ya. Eh btw ini Revan pacar lo kan?" Tanya Sheril menatap Revan, yang sedari tadi tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Mantan" Ralat Revan, membuat Sheril tersenyum canggung begitu pula dengan Audrey.

"Ooh, sorry. Gue kira kalian masih pacaran, padahal kalau dilihat lihat kalian cocok banget loh. Audrey cantik, lo juga ganteng. Best couple banget deh pokoknya" Ucap Sheril, menatap keduanya sambil tersenyum.

"Oh ya? masa sih?" Tanya Audrey antusias.

"Iya, tapi sayang banget kalian malah putus. Semoga aja bisa balikan deh ya, gue dukung nih" Kata Sheril, membuat Audrey mengembangkan senyumnya. Revan sendiri memilih diam, dia paling malas jika harus berurusan dengan masa lalunya seperti ini.

"Aamin, makasih ya Rhil supportnya" Sheril tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya, saat menanggapi Audrey.

"Iya sama sama. Rev, lo nggak mau ngucapin gitu buat gue?" Tanya Sheril.

My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang