Bagian Duapuluh Tujuh

4.1K 166 20
                                    

SELAMAT MEMBACA KEMBALI CERITA MY SWEET TROUBLEMAKER

.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .

"Revan!" Seru Audrey memanggil Revan yang sedang berjalan keluar kelas dengan tas yang tersampir disalah satu bahunya.

Revan menghentikkan langkahnya, menoleh menatap Audrey. "Apa?"

"Gue boleh ikut pulang bareng ke rumah lo nggak?" Tanya Audrey.

"Gak" Jawab Revan tanpa pikir panjang membuat Audrey menghela nafas kecewa.

"Please kali ini aja!" Pinta Audrey dengan wajah pupy eyes.

Revan diam sejenak. Dia sudah berjanji akan mengantar Vanilla pulang hari, tidak mungkin bukan kalau dia mengingkarinya seenak hati. Pasti saat ini Vanilla sudah menunggunya di parkiran seperti yang sudah dijanjikan. "Gue pulang sama Vanilla"

"Sekali ini aja. Janji setelah ini gue nggak akan minta lagi" Revan mengalihkan tatapannya kearah lain agar tidak melihat wajah melas Audrey.

"Kenapa nggak pulang ke rumah sendiri?" Tanya Revan. Lagi. Tanpa Revan sadari perhatian kecil yang ia berikan itu bisa saja membuat Audrey merasa baper.

"Males dirumah ada nyokap, gue nggak nyaman" Revan mengangguk paham, dia cukup tahu keadaan keluarga Audrey saat ini. Menjalin hubungan selama satu tahun bukanlah waktu yang sebentar, jadi ada banyak cerita yang terselip didalamnya yang mungkin saja masih tersimpan rapih dipikiran keduanya.

"Please Rev, hari ini aja. Aku bener bener belum siap untuk ketemu nyokap" Ucap Audrey.

👾  👾  👾  👾

"Vanilla lo belum pulang?" Rafa berdiri disamping motornya yang kebetulan terparkir berdampiangan dengan motor milik Revan.

Vanilla menyipitkan matanya dan menoleh pada Rafa. Saat ini matahari bersinar cerah apalagi jam sudah menunjukkan pukul dua siang, menyebabkan cuaca hari ini panas dan sangat terik. "Belum"

"Ngapain disini, ini panas banget. Bukannya lo lagi sakit ya?" Tanya Rafa.

"Gue lagi nunggu Revan. Iya, tapi udah agak mendingan kok" Jawab Vanilla sambil tersenyum kecil.

"Loh tadi gue liat Revan lagi ngobrol sama Audrey, gue kira mereka mau pulang bareng" Mendengar ucapan Rafa membuat badan Vanilla makin melemas. Bagaimana Vanilla mau percaya, kalau Revan saja terlihat mencurigakan saat bersama dengan Audrey.

"Raf gue boleh tanya sesuatu nggak?" Vanilla tidak peduli Rafa mau menjelaskannya atau tidak. Yang terpenting Vanilla sudah berusaha untuk mencari tahu.

"Boleh. Lo mau tanya apa?"

"Sebenernya,.."

"Vanilla!" Sahutan dari Revan yang baru saja datang membuat Vanilla batal mengatakannya.

Gadis itu menoleh bersamaan dengan tatapannya yang langsung bertubrukan dengan Audrey.

"Iya" Jawab Vanilla, segera memutuskan tatapan dengan Audrey dan beralih menatap Revan.

Tatapan tajam Revan juga wajahnya yang terlihat mengeras menahan amarah membuat Vanilla bingung. Bukankah seharusnya Vanilla yang marah? lalu kenapa ini malah terlihat sebaliknya.

My Sweet Troublemaker [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang