-- Dua tahun setelahnya --Hari berganti hari, jam terus bergulir tanpa mau menghentikan langkah detiknya tuk melaju.
"Aahhkk.!!!" Teriak Devan sambil menggenggam rambutnya frustasi.
"Dev kamu yang sabar, jangan teriak-teriak seperti ini." Ucap Briyan menasehati
"Aku sudah kehabisan akal Yan, berbagai cara aku lakukan untuk mencari Kinara, tapi tak juga menemukan titik terang. Padahal, aku sudah menyewa orang untuk mencarinya. Kali ini aku benar-benar frustasi" Jelas Devan dengan muka yang nampak berantakan.
"Saya tau Dev, kita coba usaha lagi untuk mencari keberadaan istrimu itu. Akan saya suruh orang kepercayaan saya mengawasi gerak-gerik Geby. Beliau adalah salah seorang intelijen hebat, jadi saya yakin orang itu bisa membantu kita menemukan istrimu. Dan juga, Geby mungkin saja masih sering menemui Kinara. Dengan demikian kita mendapat petunjuk dimana istrimu itu" Ucap Briyan sambil menepuk pundak sahabatnya, seolah meyakinkan sang sahabat bahwa semua akan baik-baik saja.
Briyan adalah sahabat kecil Devan, orang tua Devan dan Briyan bersahabat sejak lama. Mereka tumbuh dewasa berama. Namun setelah lulus SMP, keluarga besar Briyan pindah ke Los Angles. Sejak saat itu Briyan dan Devan tak pernah lagi bertemu, mereka hanya sesekali menghubungi satu sama lain lewat telepon genggam.
Dua belas tahun lamanya mereka tak bertemu. Dan kini di tahun kemarin, Briyan kembali ke Indonesia dengan sejuta talenta bisnis yang profesional. Keluarga Briyan berniat mencoba peruntungan bisnis di indonesia dengan menjadi bagian pendonor dana pada perusahaan keluarga Devan Chastino.
Walaupun terbilang baru bertemu kembali selama satu tahun belakangan ini, namun Briyan dan Devan tetap dekat layaknya sahabat. Semua cerita hidup Briyan ia ceritakan pada Devan, begitupun Devan. Hingga Briyan tau masalah yang kini Devan hadapi, yaitu mencari sang istri yang menghilang entah kemana.
"Tapi Dev maaf sebelum nya, saya sebenarnya bingung dengan dirimu." Ucap Briyan dengan nada tak enak, sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
Devan yang tadinya menunduk kini mencongakkan kepalanya ke orang yang berdiri di depannya sekarang.
"Kenapa..?!" Tanya Devan ketus.
"Kau sungguh frustasi kehilangan istrimu bukan? Tetapi di satu sisi lain, kau memiliki kekasih. Maksud saya, sebenarnya siapa yang engkau cintai?"
Sebenarnya Briyan tak enak bertanya demikian, akan tetapi ia bingung dengan sang sahabat. Berlaku seperti orang tak waras saat ia menemui jalan buntu untuk mencari istrinya, tapi di satu sisi lain ia memiliki seorang kekasih bernama Nesa."Ini mungkin tak sempat ku ceritakan pada mu Briyan. Jelas aku mencintai kekasih ku Nesa, aku bahkan tak bisa hidup tanpa dia. Terlebih, aku memiliki janji yang tak bisa aku ingkari, pada Nesa. Tapi, aku juga bertanggung jawab atas Kinara. Dia adalah istriku, memang aku tak mencintainya. Tetapi akulah yang menariknya terjun dalam kehidupanku. Dia juga wanita yang baik, tak banyak menuntut. Aku merasa masih memiliki beban saat ini. Setidaknya, aku ingin bertemu Kinara untuk memastikan apakah kini ia baik-baik saja, dan aku ingin menjelaskan tentang hubungan ku dengan Nesa. Kuharap setelah penjelasanku nanti padanya, dia dapat mengerti dan melepaskan aku. Tetapi tidak dengan cara seperti ini. Jujur, aku masih peduli padanya. Semua ini memang salah ku. Aku siap menangung finansialnya setelah nanti kami resmi berpisah." Jelas Devan panjang lebar.
Mata Briyan melotot tajam, apa yang sebenarnya ada di otak Devan, batin Briyan. Bagaimana bisa ia berlaku seenaknya seperti itu kepada wanita yang berstatus istrinya sendiri
"Devan, saya sebagai sahabatmu tak percaya dengan apa yang kau ceritakan barusan. Bagaimana bisa kau menarik seorang wanita terjun ke dalam kehidupanmu. Kau jadikan pendamping hidup pula, namun kau tak mencintainya dan mencintai wanita lain. Are you okey brother ??"
Tanpa sadar, Briyan mengucapkan kalimat tersebut sambil menggelengkan kepala nya. Tersenyum tipis dan membuang muka.
"Sebenarnya, begini ceritanya Yan ... "
Perlahan Devan menarik memori lamanya untuk muncul kembali.
Flashback On
.
.
.
.
.
.
Bersambung11-04-19
Aku tak bisa melepasnya begitu saja, dia wanita baik. Walau hatiku milik wanita lain, aku tetap bertanggung jawab atas keadaannya saat ini. Kinara, kembali lah.
-Devan-
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Regret [Complete]
Romance#Rank 1 Romanc 22 April 2020 "Mas, dia siapa?" Tanya seorang ibu hamil yang menatap nanar kedua insan di hadapannya. Tiba tiba pandangan Devan mengarah ke sumber suara, matanya terbelalak kaget sebelum raut mukanya nenunjukkan ekspresi datar. "Dia s...