(3) Pergi

47.6K 2.1K 21
                                    


Satu minggu setelah hari itu,

Brak.!!!

Pintu ruang kerja Geby didobrak keras oleh seseorang.

"Dimana Kinara...?!" Bentak seseorang dengan nada yang amat marah

"Mau apa kamu kesini..?!" Jawab Geby dengan nada yang tak kalah tinggi

"Aku tanya di mana Kinara..?!" Jelasnya lagi.

"Apa hak mu bertanya demikian? dasar laki laki brengsek..!"  Bentak Geby

"Aku berhak mengetahui dimana istriku berada..!"
Kali ini Devan benar-benar marah, ia memukul meja di hadapannya sambil menatap tajam kepada Geby
Geby hanya membalas statement Devan dengan senyuman yang melecehkan.

"Geby, aku tak main-main. Aku bisa menarik saham ku dari perusahaan papa mu ini. Dan kau tau sendiri akibatnya..!" Devan mengancam, nampak keseriusan dan kebencian muncul dari sorot matanya.

Geby masih membalas dengan senyum yang merendahkan. Kali ini, ia menoleh ke tempat lain, tak menatap mata Devan seintens tadi.

"Apa peduli mu? Kau lah alasan kenapa Kinara pergi dan menghilang.." Kini nada suara Geby sudah melemah, berganti dengan nada yang bergetar.
Tak terasa, pipinya kini basah oleh linangan air mata

"Geby, aku mohon. Aku tak bermaksud buruk pada Kinara. Dia istri ku Geb, aku mohon. Aku berhak tau dimana dia" Kali ini nada bicara Devan seolah memelas

"Tidak Devan, kau tidak pantas di sebut seorang suami. Tak pantas.!"

Kata-kata Geby tersebut menusuk hati Devan
Devan hanya diam tak berani bicara lagi.

"Mungkin saat itu, aku masih bisa menimbang guna mentolerir sikap mu. Tapi, setelah aku melihat binar kekecewaan di mata Kinara saat ia sadar, maka tak ada toleransi lagi untuk mu. Mungkin kau tak tahu betapa sakitnya Kinara saat itu karena kau tak ada disampingnya. Tapi aku, aku tahu betul Dev.! Dan hati ku benar-benar tersayat melihat Kinara yang hancur saat tahu bahwa bayi yang benar-benar ia nantikan, telah pergi jauh meninggalkannya."

Geby kali ini benar-benar tak sanggup membendung air mata ketika kata "bayi" keluar dari mulutnya. Ia merasa sangat bersalah terhadap Kehilangan kinara atas Bayi yang belum sempat terlahir dan menangis di pangkuan ibunya.

"Pergi kamu Devan, Pergi..!!!!"  Bentak Geby sembari mendorong tubuh Devan kuat

"Baik Geb, jika kamu tak mau memberi tahu ku dimana Kinara, aku bisa menemukannya sendiri"
Ucap Devan yang kemudian berlalu pergi

Tubuh Geby meluruh ke lantai, ia menangis sejadi jadinya.

"Maaf Kinara, maaf. Jika kemarin aku tak sanggup mencegah engkau kehilangan bayi mu. Kali ini aku akan berusaha mencegah Devan menyakiti mu lagi."

.
.
.
Bersambung

10.04.19
"Ibarat setangkai mawar berduri, semakin ku genggam erat. Semakin dalam pula duri itu menusuk dan melukai"

-Kinara-

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang