34

17.2K 890 116
                                    

Oke, Author publish satu part lagi.
Setelah part ini,
Ga Author lanjutin Publish ya.
Yang mau baca sampe END,
monggo ke Aplikasi
KBM App : Mendayu_Aksara.

Jangan lupa Subscribe juga 😊

Happy Reading 🖤

Di dalam ruangan yang berukuran tujuh kali enam meter dengan balutan paduan warna putih dan kelabu, nampak tubuh seorang wanita terbaring tak sadarkan diri.

Seorang lelaki nampak terus berjaga di samping wanita tersebut, sambil sesekali mengganti air kompresan.

Lama waktu berselang, akhirnya perlahan mata wanita itu kini terbuka.

"Syukurlah Kin kamu sudah sadar" Ucap Devan senang melihat Kinara saat ini sudah kembali sadar.

Namun, wanita itu nampak menyerengit bingung.

"Di mana aku?" Gumamnya sembari lekas mengambil posisi duduk.

"Kamu ada di Vila tempatku menginap" Jawab Devan cepat.

Sejenak, nampak Kinara memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

Dan di menit berikutnya, nampak seluruh kesadarannya sudah kembali utuh.

"Aku harus segera pergi dari sini" Ucap Kinara sembari bergingsut menuruni sebuah ranjang tanpa peduli akan kehadiran Devan di sana.

"Kin, sebentar" Ucap Devan cepat sembari gerak tangannya spontan mencekal lengan Kinara.

Wanita yang tadi ingin segera pergi, kini menghentikan gerak tubuhnya. Bibir nya diam membisu, namun mata indah itu melirik tajam ke arah cekalan di tangannya.

Menyadari respon Kinara yang demikian, Devan akhirnya sadar dan melepaskan cekalan tersebut.

"Maaf Kin aku tak bermaksud" Ucap Devan tak enak hati.

"Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu" Tambah Devan kemudian

Nampak, Kinara masih menatap Devan yang ada di sebelahnya saat ini dengan tatapan tajam.

Wanita itu menarik nafas dalam, guna menstabilkan perasaannya.

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan Mas? Baiklah, mari kita selesaikan ini sekarang" Ucap Kinara akhirnya, setelah ia dapat berpikir jernih.

Mata yg tadi menunduk lesu, kini beralih menatap Kinara tak percaya.

Namun di detik kemudian, tatapan itu tergantikan dengan gerak tubuh yang berdiri dan segera melangkah mendekati sebuah meja jati.

"Apa ini?" Tanya Kinara bingung saat Devan menyodorkan sebuah amplop coklat yang ia ambil dari atas meja tadi.

"Buka lah" Titah Devan

Perlahan, jari jemari Kinara membuka amplop tersebut. Mata wanita itu begitu selidik menatap isi amplop yang saat ini sudah terkeluar dari dalam benda coklat itu.

"Surat Cerai" Gumam Kinara dengan binar mata yang sayu.

"Untuk apa kau memberikan ini pada ku Mas? Tanpa surat ini pun, hubungan kita bahkan sudah lama berakhir" Ucap Kinara nanar, hatinya kembali terasa sakit, saat bayangan dari masa lalunya kembali melintas.

"Untuk memberikan mu pilihan, kau berhak menentukan akhir dari hubungan kita ini. Aku tau aku salah, aku tak berhak menahan mu ataupun memutuskan hubungan kita. Maka dari itu, aku meminta mu memilih" Jelas Devan, mata lelaki itu menatap Kinara sendu.

"Jika kau ingin hubungan kita berakhir, maka tanda tangani surat itu. Namun, jika kau masih ingin memberi ku kesempatan, maka kau boleh menyobek surat tersebut" Tambah Devan lagi.

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang