19

17.1K 782 40
                                    


Happy reading semua

—————o-o-o-o-o—————

Di bawah pohon yang cukup rindang, di atas kursi panjang yang terbuat dari beberapa bilah bambu, nampak Briyan sedang duduk dengan gaya santai sembari mengamati dengan rinci wajah cantik yang saat ini tengah sibuk mengobati lengannya.

Matanya fokus menikmati keindahan ciptaan tuhan yang kini berada tepat di depan mata.

Tak ingin rasanya ia palingkan muka, barang sejenak. Ia ingin terus menatap wanita cantik itu.

"Selesai" Ucap Kinara setelah selesai membalut luka pada lengan Briyan.

Perlahan, mata indah yang sedari tadi fokus mengobati luka, kini beralih menatap pemuda yang ada di hadapannya.

Sejenak Kinara bingung, ia menatap dalam mata pria tersebut guna memastikan apa hal yang membuat pria di hadapannya ini seakan mematung.

Perlahan, ia melambaikan tangannya pelan. Memeriksa kesadaran pria tersebut.

"Hallo Den" Ucap Kinara sembari melambaikan tangan tepat di depan muka Briyan.

Tak mendapat respon, kali ini Kinara memberanikan diri mencoba menepuk pelan pundak Pemuda tampan tersebut.

"Ehhh iya, sudah selesai kah?" Tanya Briyan ketika ia sadari saat ini Kinara sedang menepuk pundaknya.

"Iya Den, udah selesai. Luka nya sudah saya balut" Ucap Kinara mengulangi.

Perlahan, Briyan menatap lengannya. Kemudian mata Hazel itu kembali menatap Kinara.
"Terimakasih" Ucap Briyan sembari tersenyum hangat.

"Tidak Den, saya yang harusnya berterimakasih" Jawab Kinara cepat.

Briyan sekali lagi hanya membalas dengan senyuman.

"Den, terimakasih sudah menyelamatkan saya. Mungkin hanya ini yang bisa saya ucapkan pada Aden. Jika berkenan, boleh kah saya melanjutkan pekerjaan saya lagi Den untuk memetik daun teh?" Kinara berucap untuk berterimakasih sekaligus pamit pada Pemuda di hadapannya itu guna meneruskan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda.

Seoalah tersadar dengan tujuan awal nya, sebelum Kinara beranjak pergi, akhirnya Briyan buka suara.

"Ehh sebentar Nona" pinta Briyan pada Kinara yang tadinya hendak berdiri dan pergi meneruskan pekerjaannya.

Kinara pun menoleh sesaat dan duduk kembali di samping Briyan.

"Iya ada apa Den?" Tanya Kinara

"Apakah aku boleh bertanya sesuatu?" Ucap Briyan.

"Tentu Den" Balas Kinara

Sekali lagi, Briyan mengamati dengan seksama wajah cantik di hadapannya tersebut. Sebelum akhirnya ia membuka mulut.

"Apakah kamu adalah Kirana?" Tanya Briyan memastikan.

Seketika mata indah Kinara terbelalak, seakan terkejut dengan pertanyaan Briyan barusan.

"Maaf Den, nama siapa yang Aden sebut tadi?" Tanya Kinara ulang

"Apakah nama mu K I RA NA ?" Ulang Briyan kembali.

Kinara menarik nafas panjang, guna menetralisir degupan gantung nya yang tak karuan barusan.

Kinara memejamkan mata lama, dan kembali menarik nafas panjang.

"Maaf Den, itu bukan nama saya" Jawab Kinara singkat.

"Syukurlahh" Balas Briyan sembari tersenyum legah, seolah beban berat yang sedari tadi ia pikul, terlepas dari pundaknya. Raut mukanya nampak begitu bahagia.

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang