27

13.9K 752 67
                                    

Sebelumnya, mari kita semua berdo'a
Agar Musibah dari Covid-19
Cepat selesai

Mari bersama mendo'akn mereka para pejuang Medis di garda terdepan

Untuk kita, Author harap bisa mematuhi pemerintah.

#Dirumahsaja

Guys sekali lagi, itu bukan karena kepentingan pemerintah
Tapi kepentingan kita bersama
Keluar boleh, tapi kalau keadaan kita mendesak.

Mending baca wattpad di rumah sambil ngemil, ketimbang wara-wiri keluar

Semoga kita selalu di lindungi dari mara bahaya.

Jangan lupa jaga kebersihan guys, walau nampak sepele tapi sangat berarti

Ohh iya, part kali ini juga panjang ya
Happy Reading Readers 🔥

Hembusan angin begitu menyejukkan, membelai siang yang nampak tak terik. Mendung, sejuk merayu siapa saja untuk terbuai dalam istirahat yang lelap.

Di bawah pohon rindang, di tengah perkebunan teh. Nampak Dimas sedang berdiri sembari melipat lengan, membelakangi seseorang yang sedang duduk bertengger santai di akar-akar besar yang muncul di permukaan tanah.

"Cepat katakan apa keperluan mu bertemu dengan ku, sehingga kau mengajak ku bertemu siang ini. Setelah ini aku mau menemui seseorang, maka waktu ku tak banyak !" Ucap Dimas sedikit ketus.

"Saya ingin bertanya hal yang serius pada mu" Balas Briyan sembari menatap intens ke arah Dimas yang saat ini ada di hadapannya.

"Katakanlah" Ucap Dimas masih tak menoleh lawan bicara nya.

"Saya ingin bertanya tentang Kirana Ayu, Kakak ipar mu" Tutur Briyan membawa ke arah topik pembicaraan.

Mendengar penuturan tersebut, Dimas menyerengit bingung.

"Ha? Mbak Ayu maksud mu?" Tanya Dimas memastikan sembari sedikit menoleh ke arah Briyan.

Briyan mengangguk cepat

"Menurut penuturan warga sekitar yang saya dengar, katanya Kirana pernah kuliah di kota. Apakah itu benar?" Tanya Briyan menatap Dimas masih seintens tadi, sembari berdiri dan melangkah pelan mendekati Dimas

"Benar" Jawab Dimas singkat.

"Kalau begitu, apakah kamu tau sebelum menikah dengan kakak mu Danu, Kirana pernah menikah dengan pria lain di kota?" Ucap Briyan menambahkan

Ekspresi yang tadinya datar, kini menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Dengan cepat tubuh yang tadinya membelakangi, kini mengambil posisi untuk berhadapan dengan lawan bicara, guna mencari kebenaran dari ucapan sang rival.

"Ucapan mu barusan, sebuah penuturan? atau pertanyaan?" Tanya Dimas masih menerka-nerka dalam ekspresi terkejutnya.

"Kedua nya" Jawab Briyan sederhana

"Tidak mungkin, tau apa kau tentang kakak ipar ku!?" Kali ini Dimas meninggikan nada suaranya, tanda tak suka.

"Jika dia benar orang yang ku cari, maka memang betul sebelum menikah dengan Kakak mu, dia telah menikah dengan pria lain, pria itu tak lain adalah sahabat ku. Mereka menikah tepatnya tiga tahun lalu, dan sudah dua tahun belakangan ia meninggalkan sahabatku." Tutur Briyan apa adanya seperti yang ia ketahui selama ini mengenai rumah tangga Devan dan Kinara.

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang