13

21.7K 1K 20
                                    

Mari kita lanjutkan cerita ini
tut tut tut...............................   🚇  🚇

"Kringgg.....Kringggg"

" Halo..."
Jawab Devan singkat pada telepon yang baru saja ia terima.

"Dev ini aku, Briyan.!"
Balas suara yang kini terhubung dengan Devan melalui telpon genggam.

"Briyan, dimana kamu sekarang, kenapa baru mengabari ku.?!" Tanya Devan dengan Nada yang tinggi, sambil menarik nafas kasar menandakan ia begitu marah pada seseorang yang kini sedang bercakap dengannya.

"Maafkan aku Devan, tapi aku ada berita baik. Dev, aku menemukan istrimu. Bahkan sejak pertama aku melihatnya, aku sudah mengenali bahwa wanita itu istri mu. Aku menemukannya Dev, aku menemukannya.!" Jawab seseorang dari seberang sana dengan begitu antusias.

"Benarkah..?" Tanya Devan lagi guna memastikan bahwa saat ini ia tidak salah dengar.

"Benar Dev, tadi aku bertemu dengannya. Bahkan kami bertatap muka langsung" Kembali, suara di seberang sana menjawab dengan begitu antusias.

Devan merasa tak mampu lagi menampung gelora yang berkecamuk di dadanya. Ia begitu bahagia. Kedua sudut bibirnya kini kembali tertarik membentuk senyuman tanpa bisa ia kendalikan. Ya.., senyum itu terukir di wajah tampan miliknya begitu ia mendengar kabar bahagia ini, mungkin lebih tepatnya kabar yang begitu ia tunggu-tunggu selama ini.

"Dimana, dimana lokasi mu sekarang? Dimana aku bisa menemui Kinara?" Tanya Devan juga begitu antusias pada lawan bicara nya.

"Aku berada di........" jawab orang tersebut.

"Di mana? Coba ulangi? Aku tidak bisa mendengar mu dengan jelas" pinta Devan kembali.

"Aku sekarang berada di ..... " kembali, seseorang di seberang sana mengulangi ucapannya.

"Apa? Dimana? Aku tidak bisa mendengar mu dengan jelas" keluh Devan kesal.

"Tok tok, tok tok"

Devan menoleh ke arah sumber suara, nampak seseorang  tengah mengetuk pintu kamar miliknya saat ini.

"Siapa yang berani mengganggu ku pagi-pagi begini" batin Denvan kesal.

"Halo, halo... Briyan apa kau masih terhubung ?" Tanya Devan memastikan sambungan telepon nya tidak teputus.

" Iya Dev aku ma........ bisa men................." balas orang itu atas pertanyaan Devan barusan

"Tok tok tok tok"

" Halo, Briyan aku tidak bisa mendengar mu dengan jelas. Jangan matikan teleponnya, sebentar lagi aku kembali" pinta Devan pada Briyan.

Devan terlihat begitu sangat kesal, ia menatap tajam pintu kamar miliknya. Ia menaruh handphone berlogo Apel itu dengan cukup kasar di atas tempat tidur.

Devan begitu kesal dengan suara ketukan pintu yang tiada hentinya sedari tadi, membuat ia kesulitan mendengar apa yang di ucapkan Briyan padanya melalui telepon genggam barusan. 

Devan memicingkan matanya, ia semakin terganggu dengan suara ketukan pintu yang semakin lama semakin terdengar begitu jelas di telinganya. Ia melangkah mendekati pintu yang berukiran klasik itu, Dengan cepat ia menarik knop dan ingin sesegera mungkin menghentikan suara bising dari ketukan pintu dihadapannya.

"Siapa...?!" Tanya Devan dengan nada yang begitu tinggi.

Seketika hening....

Ia menatap kanan kirinya, menelusuri setiap sudut ruangan yang saat ini ia tempati. Matanya kini turun kebawah, nampak selimut tebal yang masih senantiasa menyelimuti sebagian dari tubuhnya saat ini.

Sejenak ia terdiam dan berfikir kembali

"Apakah itu hanya mimipi?" Gumamnya bingung. Karena nyatanya saat ini ia masih berada di atas tempat tidur.

Secepat mungkin Devan mencari Handphone miliknya. Ia segera mengecek panggilan masuk. Terdengar, helaan nafas yang berhembus begitu kuat.

"Benar, itu hanya mimpi" Gumamnya lagi, namun kali ini dengan penuh keputus asaan.

"Tok tok tok"

Mendengar suara ketukan pintu, kali ini ia menyadari, yang nyata dari mimpinya barusan hanyalah ketukan pintu.

Ketukan pintu itu, membangunkannya dari mimpi yang barusan ia alami.

Devan menarik nafas kasar, ia begitu kesal dengan apa yang ia alami. Ia masih tak percaya, kejadian barusan hanyalah mimpi.

Dengan cepat ia segera menyingkap selimut dan menuruni kasur besar berwarna putih gading itu. Menuju pintu kamar dengan langkah sigap, membuka pintu yang sedari tadi berbunyi dan begitu menggangu.

"Ceklekk" pintu kamar Devan terbuka, menampilkan sosok wanita cantik dengan senyumnya yang begitu hangat di pagi hari ini.

"Nesaa? a a ada apa ?" Tanya Devan ketika ia dapati ternyata kekasihnya lah yang sedari tadi mengetuk pintu dan menimbulkan suara yang begitu mengganggu.

" Aku merindukan mu, Sayang"
balas wanita itu dengan kembali tersenyum hangat.

"Boleh aku masuk?" Pintanya pada Devan.
.
.
.
.
.
Bersambung.........

Yang masih jadi pertanyaan, sebenernya Briyan udah tau ga wajahnya Kinara guys?

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang